17. Nerd Girl

22.3K 789 11
                                    


Selamat Membaca...

+++

"Hari yang cukup melelahkan" Gumam Ayana yang saat ini sedang merebahkan diri diatas kasurnya.

Ayana menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian hari ini, seketika pipinya memanas ketika ia mengingat kalau pada saat diperpustakaan tadi Alvaro memeluknya dengan sangat erat "Apakah itu hanya mimpi kalau aku dipeluk oleh Alvaro"

Ayana mencubit pipinya dan berakhir dengan ia yang mengaduh kesakitan "Ternyata itu bukan mimpi" Ayana merutuki dirinya yang malah memikirkan itu "Ayana, kenapa kau malah memikirkan itu.

Rasak sesak itu kembali hadir ketika ia teringat Alvaro menangis dan meracau tentang Ibunya "Bolehkah aku berharap kalau suatu saat nanti aku bisa menghapus rasa sedihmu, aku rasa itu sangat mustahil terjadi. Tapi tidak salahnya kan berharap"

Ayana terdiam sejenak, ia baru teringat sesuatu kalau ia harus menghubungi Nathaniel "Ahh... Aku melupakan sesuatu, aku harus menelpon Nathaniel untuk mengetahui mengapa dia tidak sekolah hari ini" Gumamnya lagi.

Ayana mengambil ponselnya yang berada diatas nakas, ia menatap layar ponselnya dan ia melihat ada satu pesan dari Nathaniel "Ternyata kau telah mengirimi aku pesan". Ayana langsung membuka isi pesan itu dan mulai membacanya.

Nathaniel

Hai Ana, aku tahu pasti saat ini pikiranmu bertanya-tanya mengapa aku tidak sekolah. Aku ingin memberitahumu satu hal bahwa mulai hari ini aku pindah sekolah dan juga pindah rumah, karena Nenekku sedang mengalami sakit parah sehingga Ibu dan Ayahku memutuskan untuk pergi kerumah Nenek di- Amerika dan menetap disana. Saat kau berada dirumah sakit aku mengunjungimu, aku memberimu sebuah liontin aku harap kau dapat menjaga liontin itu dengan baik. Maafkan aku yang berpamitan padamu ketika kau masih tidak sadar, aku ingin minta satu hal jangan lupakan aku dan aku pasti menemui kembali.

Setelah selesai membaca isi pesan itu air mata Ayana menetes, teman satu-satunya pergi meninggalkannya tanpa pamit dan hanya mengirimkan sebuah pesan. Ayana beralih menatap liontin yang terpasang dilehernya "Aku kira itu hanya mimpi buruk ternyata itu memang kenyataan".

"El, pasti cuma bercanda dia tidak mungkin pergi ataupun pindah sekolah"

AyanaZevaana
El, kau pasti bercandakan. Kau tahukan bercandamu kali ini sungguh tidak lucu.

"El, pasti hanya bercanda. Awas saja kalau dia besok sekolah aku akan memarahinya habis-habisan. Lebih baik sekarang beristirahat dan tidur" Ayana meletakkan handphone nya diatas nakas, setelah itu ia merebahkan dirinya dan mulai terlelap tidur.

Tidak terasa matahari pun telah terbit orang-orang pun kembali beraktivitas, siswa dan siswi berbondong-bondong memasuki gerbang sekolah termasuk Ayana yang baru saja sampai menuju sekolahnya.

Ayana berjalan menuju kelasnya sambil menggerutu dalam hati, karena ia hari ini berencana untuk memarahi Nathaniel "Sebentar lagi aku telah sampai kekelas, ketika aku bertemu Nathaniel nanti aku akan langsung memarahinya"

Ketika ia telah sampai dimuka kelasnya ia berhenti sebentar "Tidak biasanya pintu kelas ini tertutup" Ayana menggeleng pelan "Mungkin ini hanya perasaan ku saja" dengan pelan ia memutar kenop pintu.

Byur....

Ayana terpekik kaget ketika tubuhnya tiba-tiba saja disiram air yang kotor, seragam Ayana semula berwarna putih berubah menjadi agak kecoklatan. Semua orang yang berada didalam kelas memandang jijik kearah Ayana, sedangkan Keysha, Emily dan Laura tersenyum kemenangan ketika melihat Ayana yang basah kuyup kedinginan.

"Selamat pagi gadis cupu, bagaimana rasanya disiram air comberan" Ujar Keysha menampilkan senyum sinisnya.

"Kau harus berterima kasih pada kami, karena kami telah repot-repot bangun pagi untuk memberikanmu hadiah air comberan" Sahut Emily.

Laura maju menghampiri Ayana, ia memandangi Ayana sejenak tidak lupa senyum sinis yang masih melekat dibibirnya dan langsung saja ia menarik rambut Ayana yang terkuncir dengan sangat kencang. "Gadis cupu, apa kau ingin hadiah tambahan lagi"

Ayana meringis kesakitan sambil mencoba untuk melepaskan tarikan Laura dari rambutnya "Aku mohon lepaskan tanganmu, itu sungguh sakit"

Bukannya melepaskan tarikannya, Laura semakin menarik rambut Ayana dengan kencang membuat ia berteriak kesakitan.

"Ini hukaman buatmu yang masih saja mendekati Damien, aku sudah memperingatimu untuk menjauhinya dan kau bukannya menjauh malah semakin mendekatinya" Bisik Laura kepada Ayana.

"Aku sudah menuruti apa maumu,jadi aku mohon lepaskan tarikanmu dari rambutku" Ujar Ayana.

Laura melepaskan tarikannya dan tanpa aba-aba ia langsug mendorong tubuh Ayana. Keysha dan Emily berjalan mendekati Ayana dan mereka masing-masing membawa satu bungkus tepung, mereka membuka bungkus tepung tepat diatas kepala Ayana membuat semua tepung itu berhamburan dirambut dan tubuh Ayana.

"Sepertinya masih ada yang kurang, mungkin aku harus menambahkan sesuatu untuk membuat semuanya menjadi sempurna" Ucap Laura sambil tersenyum jahat.

Plak...

Laura menampar pipi Ayana dengan kencang, "Sekarang sempurna, apa kalian berdua ingin memberikan dia sesuatu lagi untuk gadis cupu ini?" Tanya Laura pada Keysha dan Emily.

"Kurasa tidak, sebaiknya kita harus pergi dari kelas ini nanti keburu bel masuk berbunyi" Ujar Keysha.

"Kalian bertiga tidak bisa pergi kemanapun" Ujar seseorang yang tengah bersandar dipintu.

Mereka bertiga menatap orang itu dan seketika wajah mereka berubah menjadi pucat pasi.

"Da-mien..." Ujar Laura tergagap.

Damien memandang mereka bertiga dengan tatapan tajamnya "Yang kalian lakukan itu telah melebihi batas wajar, sebaiknya kalian harus mengucapkan selamat tinggal untuk sekolah ini. Aku sebagai pemilik sekolah ingin mengeluarkan kalian bertiga dari sekolah ini"

Mereka bertiga menahan napas ketika mendengar ucapan Damien, karena mereka tahu kalau Damien tidak bercanda dengan apa yang telah dikatakannya.

"Kami tidak akan pernah keluar dari sekolah ini" Teriak Keysha pada Damien.

"Disini aku yang berhak memutuskan, sekarang kalian cepat pergi dari sini. Aku pastikan kalian bertiga hanya akan diterima disekolah terpencil bukan disekolah elit manapun" Ujar Damien datar.

Emily dan Laura hanya terdiam bahkan mereka berdua tidak berani menatap kearah Damien, sedangkan Keysha ia masih tidak terima dengan apa yang Damien katakan.

"Kau tidak bisa melakukan itu Damien" Teriak Keysha lagi.

Damien tersenyum licik memandang kearah Keysha "Kau tahu bukan siapa aku. Kalau kalian tidak segera pergi dari sini perusahaan keluarga kalian akan aku hancurkan"

Keysha begitu tahu siapa Damien. Kali ini ia hanya bisa terdiam karena ia tahu kalau Damien tidak main-main dengan ucapannya.

+++

Akhirnya bisa update cerita ini dan maaf kalau alur ceritanya kacau. Maaf juga kalau ceritanya makin gaje, ditunggu vote dan sarannya untuk cerita ini.

NERD GIRL [TAMAT]Where stories live. Discover now