14

2.1K 174 61
                                    

"Eunhaaaaaa ini apaa?? Huaaaa" Jihyo berteriak sambil terisak ketika melihat notifikasi yang ada di ponselnya.

Eunha yang sedang berada di dapur kecil Jihyo menghampirinya dengan cepat, lalu merebut ponsel Jihyo.

Mata Eunha terbelalak ketika melihat isi video itu, terlihat Jungkook yang tengah berciuman mesra dengan seorang wanita yang sangat bisa ditebak Eunha orang itu adalah Yubin.

Eunha melihat Jihyo yang sudah tersedu-sedu karena melihat video itu.
Eunha langsung saja menyambar ponselnya lalu ia menceritakan semuanya pada Yugyeom melalui pesan.

"Ha, apa bener yang kamu bilang waktu itu? Kalau Jungkook bakal ninggalin aku?" Tanya Jihyo sambil terisak

"Mungkin salah or..ang? Bukan Jungkook" jawab Eunha ragu

"Ini jelas-jelas Jungkook, Ha" Jihyo kembali menunjuk ponselnya sambil terisak.

"Mana mesra banget lagi......" Lanjut Jihyo sampai bibirnya bergetar

"Huaaaaaa" begitu mendengar Jihyo menangis, Eunha langsung memeluknya.

"Mau minta putus.."

.


Yugyeom masuk ke kamar kosan Jihyo, menghampiri Eunha yang sedang menunggunya.

"Gimana ceritanya?" Tanya Eunha begitu melihat Yugyeom.

"Aku juga gatau gimana mereka bisa ciuman, yang jelas mereka udah ngelakuin itu waktu aku nyamperin Jungkook. Aku kira dia kenapa-kenapa di kamar mandi karena dia ga balik-balik"

"Isshh!" Eunha kesal mendengar penjelasan Yugyeom.

"Kita harus denger penjelasan dari Jungkook dulu"

"Bilang aja kalo kamu ngebela dia! Memang yaa, semua cowok itu sama aja. Mau enaknya aja diawal, udahnya langsung nyari yang baru" Eunha

"Kamu gaboleh asal tuduh aja....~" omongan Yugyeom terpotong

"Nih! Kamu liat sendiri videonya"

Yugyeom terdiam begitu melihat isi videonya.


.



Jungkook terbangun dengan keadaan pusing dikepalanya, dia mengerjap-ngerjapkan matanya. Dinding cat kamar yang menyapanya, lalu tak lama ibu Jungkook datang.

"Kamu sudah bangun?" Sapa Ibu Jungkook.

Jungkook tersenyum dengan kantuknya
"Apa yang terjadi padaku, Bu? Seingatku, aku berada di restaurant bersama teman-teman?"

Ibu Jungkook duduk ditepi ranjang, lalu mengelus puncak rambut anaknya.
"Kamu mabuk semalam, Yugyeom yang mengantar"

Jungkook hanya mengangguk-angguk saja.

"Siap-siaplah, kamu kuliah jam berapa?"


.




Eunha meringis melihat mata sembab Jihyo.
"Cuci muka dulu sana"

Jihyo menggeleng sebentar, lalu menidurkan kepalanya ke meja kantin.

Yugyeom mengelus kepala Jihyo, selagi Jihyo menidurkan kepalanya, tak lama terlihat siluet Yubin tertawa tak jauh dari tempatnya duduk.

Lagi, Jihyo kembali meneteskan airmata begitu melihat tawa dari wanita yang menghancurkan hatinya.

Jihyo bangun dari tidurnya lalu dengan cepat ia memeluk Yugyeom, Eunha sempat terkejut, tp dia membiarkan Jihyo memeluk pacarnya itu.

"Kenapa jahat banget sih mereka" gumam Jihyo

Yugyeom mengelus punggung sahabatnya itu.

Eunha memberi kode pada Yugyeom ingin mengambilkan Jihyo air hangat agar dia lebih tenang.

Yugyeom menganggukan kepalanya. Beranjaklah Eunha dari duduknya menyisakan Jihyo dan Yugyeom yang sedang berpelukan.

Tak lama dari Eunha beranjak pergi, seseorang datang kekantin dengan senyum merekahnya, Jihyo dan Yugyeom tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang tadinya tersenyum, begitu melihat mereka berpelukan senyumnya pun luntur.
Sampai akhirnya orang tersebut tidak jadi kekantin dan memilih berbalik arah.

.







Jihyo berjalan di koridor, tak sengaja ia melihat Jungkook.. Jihyo langsung berbalik begitu melihat Jungkook, tapi dengan cepat Jungkook mencengkram tangan Jihyo.

"Lepasin!" Jihyo berusaha untuk melepaskan cengkraman Jungkook.

Jungkook tetap diam, dengan gerakan cepat ia menarik Jihyo ke arah rooftop.






Jungkook melepaskan paksa cengkramannya, membuat Jihyo mundur beberapa langkah ketika mereka sudah sampai di rooftop.

Jihyo memegang pergelangan tangannya yang habis dicengkram oleh Jungkook, terlihat memerah.

"Bagus, mau nyoba kabur setelah enak-enakan bermesraan dengan sahabat" ucap Jungkook

Jihyo mengernyit tak mengerti, kenapa Jungkook terlihat marah? Seharusnya dia yang marah pada pria itu.

"Masih ngga ngerti juga?" Jungkook mengangguk-angguk tersenyum remeh.

"Maksud kamu apa sih? Seharusnya yang marah disini itu aku? Kenapa kamu marah tanpa sebab begini?" Tanya Jihyo

"Tanpa sebab? Hmm baik."

"Trus apa yang kamu lakuin tadi di kantin sama Yugyeom? Hm?" Lanjut Jungkook

Jihyo hendak menjawab tetapi Jungkook tak memberikan kesempatan

"Iya, aku tahu kalau kamu pernah jatuh cinta pada dia. Tapi kenapa? Kamu ga takut menyakiti Eunha? Dia sahabat kamu juga loh"

"Ngga seperti itu caranya Hyo, kalau kamu memang menyukainya. Setidaknya tunggulah mereka putus" lanjut Jungkook

Plak

Jihyo menampar Jungkook. Sungguh, hatinya benar-benar sakit. Kenapa Jungkook seperti meremehkannya?

"Jaga omongan kamu ya, aku ngga pernah ada niat sedikitpun dengan apa yang kamu fitnah tadi"

"Udah salah, pake nampar segala" gumam Jungkook sambil tersenyum miring. Entahlah, Jungkook sangat cemburu melihat Jihyo berpelukan dikantin bersama Yugyeom yang notabenenya adalah sahabatnya dan Jihyo pun pernah bilang padanya bahwa dia pernah menyukai Yugyeom.

"Oh, jadi kamu nyari perkara? Biar ngga cuma kamu aja yang melakukan kesalahan huh?" Jihyo

"Kesalahan? Apa yang aku lakuin? Jelas-jelas kamu yang buat perkara disini?"

"Jangan lupa kalau kamu juga melakukan hal yang sama kemarin Jung....~"

"Perkara Yubin meluk aku? Kamu cuman ngeliat ditribun aja kan? Aku sebenarnya mendorongnya. Oh aku tahu, jadi kamu ingin kita satu sama gitu? Hmm baik aku mengerti"

"Ngga cuman itu aja Jung....~"

"Aku baru tahu kalau kamu seperti ini Hyo, setidaknya jangan Yugyeom, dia sahabatku dan pacar sahabatmu. Carilah laki-laki yang lain"

Tak terasa air mata Jihyo turun, mendengar perkataan Jungkook membuat dirinya seperti tidak punya harga diri.

Jihyo beranjak dari hadapan Jungkook, tetapi Jungkook menahannya kembali.

Jihyo menghentakkan tangannya yang ditahan Jungkook, lalu
"Kita putus"

Dengan cepat Jihyo berlari dari sana. Sedangkan Jungkook terpaku dengan apa yang didengarnya..

Hatinya sempat mencelos, tetapi setelahnya ia tersenyum miring melihat punggung ringkih itu menjauh darinya.

"Baiklah, terserah kau saja."











.





















Ngapa jadi konflik yak? Wkk

I Would [Complete]Where stories live. Discover now