05

4.2K 608 20
                                    

Hari senin.

Bel baru aja berbunyi, tetapi aku sudah dipanggil disuruh ke ruang guru. Apalagi kalau bukan Jeonghan. Entah ketahuan memanjat pagar, atau ketahuan merokok. Atau ketahuan memanjat pagar sambil merokok?

Luar biasa kesabaran seorang Jenna. Kapan-kapan aku perlu mengapresiasikan diriku sendiri.

Aku berjalan santai menuju ruang guru, nggak sama sekali terpikirkan kalau aku akan dimarahi nanti. Udah biasa. Untung manusia macem Yoon Jeonghan cuma ada satu dikelasku. Kalau dua ditambah si Mingyu dari kelas sebelah yang kelakuannya sebelas dua belas dengan Jeonghan, aku mau mengundurkan diri aja. Huh.

"Nah, dateng juga malaikat saya nih Pak." Kata Jeonghan pelan ketika aku sampai dipintu depan.

Idiih geli. Aku membalas dengan tatapan galak.

"Jangan galak-galak dong, beb."

Ini kenapa Jeonghan makin hari makin aneh sih?

"Permisi Pak, Bapak manggil saya?" Yang aku sapa itu lalu berdeham sebentar. Aku mencium aroma-aroma kalo aku dan Jeonghan bakalan disemprot. Yaiyalah, guru BK.

"Yoo Jenna, kamu tahan jadi ketua kelas yang ngurusin anak macam Yoon Jeonghan ini?"

Ya gimana ya.

"Iya, Pak." Udah, iya aja dulu.

"Saya salut sama kesabaran kamu. Kamu tau kan kenapa saya panggil kamu kesini?"

"Dia manjat pager, bukan Pak? Atau dia ketahuan merokok? Atau perpaduan dari keduanya, Pak?"

"Wah, Jenna keren bisa ngeramal. Aku jadi makin sayang."

"Yoon Jeonghan!" Dia dibentak oleh guruku itu setelah ngegodain aku. Setelahnya ia kaget lalu menundukan sedikit wajahnya.

Hahahaha. Serius aku lagi nahan ketawa nih.

"Dia manjat pagar."

Hm. Sudah ku duga.

"Jenna, tolong kamu awasi dia bersihin WC belakang, ya. Nanti saya ke walikelas mu untuk izin dulu. Udah, sana kamu!" Guru BK ku itu bicara dari nada lembut untukku dan langsung ke nada yang kasar untuk Jeonghan. Hihi.

Jeonghan cuma iya-iya aja. Mau ngelawan juga pasti nanti dia tetap disalahkan. Nasib siswa.

Setelahnya, kami menunduk hormat lalu melenggang pergi dari ruang guru menuju WC belakang. Air muka Jeonghan pasti udah badmood banget.

***

"Yang bener bersihinnya Han." Ucapku sambil menunjuk lantai kamar mandi yang daritadi ngga bersih-bersih.

"Ini tuh kamar mandinya dipake buat ngapain sih?! Kotor banget! Dipake buat zina kali ya mangkanya kena azab terus ngga bersih-bersih. Amit-amit."

"Hahahah lucu kamu. Yaudah se-bersihnya aja. Pegel kaki ku berdiri terus."

"Princess pegel? Sini pangeran pijitin, mau?" Tanyanya dengan nada yang dibuat-buat sok imut. Aku jadi geli.

"Ogaaah! Buruan ih mau belajar tau."

"Ck. Iya-iya." Dia sekali lagi menyikati lantai kamar mandi.

"Eh, Han." Aku memanggil dia yang sedang serius.

"Apa?"

"Kaki mu berdarah ngga? Aku nyium bau anyir soalnya."

Ia berdeham. "Iya, dikit."

Mendengarnya, mataku terbelalak. Langsung saja kupukul punggungnya yang kebetulan ada didepanku.

"Ish! Kenapa ngga bilang? Ayo buruan abis ini ke UKS dulu diobatin. Kenapa sih, tiap manjat pasti luka mulu? Mangkanya ngga usah segala manjat!"

Loh ini aku kenapa jadi sensi cenderung khawatir gini?

Hng?

ㅇㅇ
vomment dong biar semangat he🌚

a J team - Yoon Jeonghan ✔️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu