Yoo Jenna

3.5K 541 23
                                    

Perempuan yang selalu mengisi hari-hariku namanya Yoo Jenna. Padahal, tinggal ditambahin N udah cocok banget deh mendampingi laki-laki ganteng macam aku ini. Hehe.

Gimana sih menurutku tentang Jenna?
Apa menurutku Jenna itu cantik? Wah, jangan ditanya.

Aku sampai ingin diabetes tiap melihatnya. Hahaha. Berlebihan sih, tapi kalau soal cantiknya, asli. Nah aku mau memberitahukan satu dan lain hal pada kalian.

Perihal aku yang selalu mengikutinya setiap pulang sekolah, ini klarifikasi dari seorang Yoon Jeonghan, haha.

Rumahnya itu lumayan jauh dari sekolah, mangkanya aku selalu mengikutinya. Selain takut digodain sama om-om di ujung gang rumahnya—karena dia cantik banget, aku juga takut Jenna kenapa-napa.

Masih ingat waktu Jenna hampir ketabrak? Nah itu salah satu dari seribu alasan kenapa aku harus selalu ada disamping Jenna.

Jenna itu orangnya ceroboh. Kalau jalan, nggak lihat kanan-kiri depan-belakang. Dulu, doi hampir kecelakaan karna lari-lari dipinggir jalan.

Masalahnya, dia lari-larinya dari pinggir jadi hampir mau ketengah. Katanya, derita yang punya mata silinder. Gitu.

Nah, itu alasan terkuatku untuk menjawab pertanyaan diatas.

Aku harus sujud sukur serta sungkem dengan wali kelasku dulu. Pasalnya, kalau ngga ada perintah itu, aku dan Jenna nggak akan sedekat ini.
Ralat, aku sudah sungkem dengan beliau.

Baru kali ini, aku melakukan sesuatu yang benar demi masa depan. Haha

Menggodai Jenna adalah salah satu kesukaanku dari dulu. Selain emang beneran suka—ini serius, ekspresi doi lucu banget.

Percaya ngga, kalau pipi Jenna pernah merona gara-gara aku godain? Haha.

Pasti dia malu, mangkanya nggak pernah diceritain sama doi. Nah itu udah kuberi tahu. Jangan bilang-bilang, nanti aku dijauhin sama Jenna. Dia galak banget soalnya.

Punya hubungan apa-apa dengan Jenna itu benar-benar menyenangkan. Aku sampe nulis diary biar nggak lupa setiap harinya. So sweet nggak tuh? Tapi, tetap aja Jennanya diam aja.

Aku tau, mungkin dia juga suka padaku. Ya gimana, pesona cowok ganteng emang udah aku milikin dari lahir. Tapi sayang, Jenna itu terkesan ngga mudah ditebak.

Kadang baik, kadang jahat, kadang marah-marah, kadang romantis. Ini kenapa perempuan selalu begini, ya?

Nah, aku mau memberitahu alasan aku selalu nakal disekolah. Telat, manjat pagar, atau ngerokok.

Oke. Satu, aku ngga ngerokok.

Iya, aku akui aku bawa rokok dan kawannya. Tapi bukan untuk dikonsumsi, tapi biar ketauan sama guru terus dikasih hukuman. Entah sejak kapan ide itu terlintas dipikiranku.

Buat berduaan sama Jenna, apapun juga aku jabanin! Hahaha.

Kalau telat dan manjat pagar, itu sudah takdir dari kuasa. Tau sendiri, kalau aku tidurnya kelewat normal. Kena hukuman lagi, berduaan lagi sama Jenna.

Memang Yoon Jeonghan kadang otaknya digunakan dengan benar. Aku bangga dengan diriku.

Lalu, kenapasih aku suka ngegodain perempuan lain seperti yang diceritakan Jenna?

Padahal, kenyataannya enggak begitu. Aku cuma senyum sekali aja pada mereka, tapi merekanya aja yang langsung menganggap yang iya-iya.

Maaf ya Jen, pesona orang ganteng memang susah hilang.

Kenapa sih aku ngga bereaksi waktu Jenna dilabrak entah dengan Yena atau yang lain?

Aku mau cerita tentang ini.

Sebenarnya, aku merasa bersalah pada Jenna. Banget.

Kata-kata bahkan nggak bisa mewakili gimana perasaan aku waktu pertama kali tau hal itu.

Kalau semua cerita versi Jenna sebelumnya itu yang terjadi baru-baru ini, aku mau cerita versiku yang terjadi sekitar tahun lalu.

Jadi, waktu kelas 11 semester awal. Saat Jenna baru dapat "tugas mulia" ini dari wali kelasku, satu sekolah jadi mendadak heboh.

Soalnya, waktu itu, Jenna anaknya terlihat seperti enggak mungkin banget kuat menghadapi aku. Ya anak pinter ranking satu paralel disekolah emang mau ngikutin anak yang ranking jeblok macam aku?

Tapi, ternyata mereka salah. Jenna lebih strong daripada yang mereka kira. Astaga, padahal, aku nggak ngapa-ngapain selain ngegodain dia aja! Kalian tau, kan? Aku saja sampai disiram kuah bakso sama doi.

Jahat.

Nah balik lagi, jadi, saat heboh-hebohnya itu, terdengarlah sampai ketelinga Kak Haera.

Fyi, katanya, Kak Haera ini suka padaku.

Setelah mendengar itu, keesokkan harinya, saat Jenna sedang dikantin—aku ada disana juga kebetulan, tiba-tiba, Kak Haera datang lalu membawa dua gelas air, yang dua-duanya mendarat sempurna dikepala Jenna.

Astaga, mengingatnya aja aku jadi sedih.

Jenna ngapain saat itu? Ya cuma diam. Dia nggak mencari pembelaan apapun. Dia terima aja waktu disemprot Kak Haera.

Aku? Cuma melihat dari jauh.
Itu yang bikin aku sedih dan menyesal juga.
Mangkanya, setelah itu, aku mau jadi orang pertama yang ngebela Jenna.

Yang bikin makin sakit adalah, Jenna bahkan nggak marah-marah padaku. Serius.

Tapi yang kudengar dari Yuri, dia menangis dikamar mandi.

Tuhkan. Aku jadi sedih.

Tapi kalian juga harus tau, kalau setelah insiden itu, aku langsung labrak balik kak Haera. Bodo deh mau dia kakak kelas atau bukan, enak aja dia nyiram kepala orang sembarangan. Kepala Jenna lagi. Nggak terima aku!

Udah tuh, aku maki-maki aja dia. Kayaknya aku kelewat kasar, doi langsung nangis lebay gitu, aku sampe merinding. Dia ngelaporin ke wali kelasnya.

Ya gitu, aku kena lagi. Dihukum lagi. Jenna nemenin pula.

"Han." Waktu lagi nyapuin daun dilapangan, doi manggil tapi suaranya pelan banget.

Perasaanku waktu itu masih setengah kesal sama Jenna. Kenapa sih, dia nggak mencari pembelaan gitu? Emangnya dia salah? Kan enggak!

"Kenapa? Mau marah-marah sama aku gara-gara aku kasarin kak Haera? Minggu depan aja marah-marahnya." Kataku ketus lalu balik lagi nyapuin daun. Kenapa sih daunnya juga harus disapu?! Bikin makin kesal.

"Makasih, Han."

Yoo Jenna, kamu bikin aku senyum-senyum kaya orang gila waktu itu.




ㅇㅇ

huhu gimanaaa? ga ngefeel sepertinya😩

a J team - Yoon Jeonghan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang