10

3.6K 606 19
                                    

"Jen, sebenernya, kamu sama Jeonghan punya hubungan apa sih?"

Banyak sekali pertanyaan seperti itu yang selalu ditanyai oleh teman-temanku. Apalagi si Yuri waktu awal-awal.

"Gila sih, hebat kamu bisa bikin Jeonghan nurut sama kamu!" — Park Yuri, 2 tahun yang lalu.

Hm. Kenapa ya? Aku juga bingung.

Waktu itu, karena Jeonghan nakal serta malasnya udah ngga bisa dinalar, wali kelasku yang dulu akhirnya menyuruhku untuk mengawasi dia. Kalau dia berbuat aneh-aneh, aku ngga akan segan buat langsung laporan ke Pak Hong. Dulu, aku bukan ketua kelas, cuma perempuan yang nggak sengaja duduk bersebelahan dengan Jeonghan. Udah gitu, waktu itu doi hampir setiap hari selalu godain aku.

Aku pernah kok kesal. Sumpah, aku sampai marah-marah terus nyiram dia pake kuah bakso saking kesalnya. Yang disiram ya jelas marah-marah ngga karuan, terus aku cuma ketawa. Ya gimana ngga ketawa, dia marah-marah dikantin, jelas diliatin lah. Waktu diliatin,

"Kenapa liat-liat?! Aku ganteng?!"

Aku tertohok.

Semenjak itu, doi makin gencar buat ngerjain aku, dan akupun dengan gencar ngelaporin semuanya ke Pak Hong. Untuk sekedar informasi, Jeonghan takut dengan ibunya. Hahahaha. Nah ini yang bagian pentingnya.

Jadi, karena doi yang terus-terusan ngegodain dan ngerjain aku tanpa henti, aku berinisiatif untuk bilang ke Ibunya. Sepulang sekolah waktu itu, aku bertekad untuk ceritain semuanya. Biarin, biar dia ngga ngegodain aku dan ngerjain aku lagi.

Nah, ketika sampai dirumah Jeonghan, Ibunya langsung yang membukakan pintu untukku. Deg-degan.

Setelahnya, aku ceritakan semuanya menurut versiku. Ibunya sempat terkejut, habis itu beliau langsung pasang muka yang biasa lagi.

"Hahaha. Jadi ini Jenna yang suka dibilang Jeonghan?" Katanya sambil tersenyum manis padaku.

Apa-apaan?

"Tante udah tau kok Jeonghan gimana sama kamu, dia udah cerita sama tante. Maaf ya kalau Jeonghannya begitu. Dia suka sama kamu soalnya."

Jadi, aku pulang dengan melongo dari sana.

Nah, ketika aku sampai dirumah, dari yang aku tau dari Ibuku, sore itu juga saat aku dirumah Jeonghan, ternyata Jeonghan pun kerumahku, melakukan hal yang sama padaku.

Gimana nggak makin syok.

Sejak kejadian itu, kami jadi nempel entah gimana prosesnya.

"Heh, bengong aja!" Tiba-tiba, suara gebrakan meja membuyarkan semua lamunanku.

"Ap—" Ya ternyata yang sedang dilamuni ada didepanku sosoknya sekarang.

"Aku tau kamu ngelamunin aku."

"Hm."

"Cie, ngakuin kan."

"Iya aja, biar cepet."

"Lagi ngapain sih? Nih minum dulu, aku beliin tadi." Katanya sambil memberikan sekotak susu stoberi yang selalu kubeli disekolah.

Tumben baik. Biasanya, kalau gini pasti ada apa-apanya.

"Pasti ada apa-apa, kan?"

"Engga kok. Emang salah ya, beliin pacar minuman doang?"

"Apaansih pacar-pacar, nembak juga belom."

......ups.

Doi langsung tersentak, tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya padaku.

"Oh, jadi mau yang official?" Katanya sambil menaik-naikkan alisnya.

Terkutuklah mulut Yoo Jenna.

a J team - Yoon Jeonghan ✔️Where stories live. Discover now