09

3.7K 650 13
                                    

Aku bingung.

Bingung dengan manusia yang bernama Yoon Jeonghan, yang kelakuannya setiap hari ada aja yang bikin pusing. Kenapa juga aku tahan dengan dia? Hhh. Semakin dipikir, semakin pusing dan bingung jadinya.

Aktifitas pagi hariku ya apalagi selain membangunkan saudara Yoon Jeonghan yang terhormat. Setelah memukul punggungnya tiga kali, akhirnya dia bangun.

"Hm. Pagii." Sapanya riang sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

"Udah siang kaliii. Lagian, nggak bosen apa dipukul terus sama Jenna?" Potong Jae yang ada disebelahnya. Aku yang merasa namanya dipanggil cuma tertawa.

"Emang Jenna mukul? Perasaan ngelus punggung deh."

Tuhkan.

***

Hari ini jadi lebih menyebalkan ketika Yena mengajakku bicara berdua dibelakang sekolah. Daritadi, ia menarik tanganku dengan kasar. Kenapa sih, ngga pelan-pelan aja.

Kaya Jeonghan megang tanganku misalnya. Eh.

Ia membalikkan badannya dan melepaskan tanganku, lalu aku ditatapnya galak.

"Aku udah bilang kan? Jangan deketin Jeonghan!" Teriaknya kesal didepan mukaku. Astaga.

"Kapan kamu bilangnya?" aku menyerit bungung seolah mengingat-ingat. Padahal, pernah bilang juga engga kayanya.

Ia cuma menggeram kesal sebagai jawabannya.

"Kan aku ditugasin buat jagain Jeonghan, biar dia ngga nakal. Kamu tau?" Aku berbicara lagi setelah ia diam.

"Lagian, emang Jeonghan suka juga padamu?"

Astaga kelepasan!

"Apa?!" Suara nyaringnya memekakkan telinga, cukup sukses membuat orang yang lalu lalang memperhatikan kami.

"E-enggak." Sial. Kenapa jadi aku yang grogi gini sih.

"Besok-besok aku liat kamu masih nempel sama Jeonghan, aku ngga akan segan-segan buat ganggu hidup kamu!" Ujarnya kasar lalu pergi meninggalkanku yang sukses melongo besar.

Tapi besok-besok pasti masih nempel.

Aku mengangkat bahu lalu berbalik pergi.

Astaga, baru juga selesai balik badan, langsung disambut tatapan nggak suka dari Jeonghan.

"Kenapa dia?" Tanyanya sambil berjalan menuju arahku, aku cuma menggeleng.

"Ngancem kamu lagi?"

"Diakan emang kerjaan gitu doang, Han."

"Ya abis gimana, maafin pacarmu yang ganteng ini. Emang susah jadi orang ganteng. Pantes Mingyu ngeluh mulu."

"Woii!" Aku menjitak kepalanya. Kapan sih dia ngomong engga bikin geli sekaligus ilfeel disaat yang bersamaan?

***

"Ngapain sih? Udah pulang sana ih!" Usirku ketika ia mengikutiku pulang. Lagi dan lagi. Yang kesekian kalinya.

"Engga mau." Katanya sambil merangkul pundakku erat.

"Tuh liat, kamu diliatin terus daritadi sama om-om. Mau kamu digodain sama om-om?"

"Ogaah."

"Ya mangkanya ada aku yang jadi penyelamat kamu. Besok kamu harus traktir aku makan."

"Ogah."

"Yaudah kalo gitu aku yang traktir."

"Males."

"Loh, kok gitu?" Ia melepaskan rangkulannya dan menatapku.

"Bosen sama kamu terus."

"Jahat ya kamu, Yoon Jenna. Aku aja ngga punya 1 alasan pun buat bosen sama kamu."

Halah.

"Mulai deh." Aku memutar mataku malas. Kalau udah jam-jam malam begini, tingkat gombalannya naik seribu persen.

"Pacar yang baik ngga boleh nolak ajakan pacarnya. Udah ah, ayo pulang!" Katanya lagi sambil memegang tanganku lembut.

Pacar katanya.

***

banyak sider, aku sedih😭

a J team - Yoon Jeonghan ✔️Where stories live. Discover now