1 ~ Anak Baru

229 34 6
                                    

"Giaaaaaa!!!!!"

Teriakan yang melantunkan nama Gia menggelegar keseluruh penjuru kelas yang isinya baru sekitar 5 orang.

Cewek berambut hitam lebat, dengan seragam olahraga yang di pakainya memasuki kelas dengan wajah tanpa dosa.

Gak ngerasa bersalah gitu masuk kelas teriak-teriak gak jelas?

Gia, cewek yang merasa namanya dipanggil dengan nada tidak santai itu mengumpat dalam hati.

Hal apa lagi yang akan dibahas oleh sahabatnya kali ini.

Cewek berseragam olahraga tadi adalah sahabatnya Gia, yang kebetulan tetap langgeng sejak kelas 3 SD. Kalau bukan sahabat, mungkin Gia sudah mencabik-cabik mulut gadis itu sejak dulu.

Bagaimana tidak?

Setiap hari pasti dia selalu memanggil Gia dengan nada tidak santai, entah apalah alasannya. Yang jelas begitulah kelakuan perempuan bernama lengkap Farinka Adigara tersebut.

Persahabatan Gia dan Farin pun sudah tidak diragukan lagi, pasalnya mereka memang lengket seperti lem setan.

Mereka melakukan apa saja berdua, bahkan cabut saat jam pelajaran Kewirausahaan pun mereka lakukan berdua.

~Eh jalan-jalannya jauh banget~

"Lo bawa berita apaan lagi? sampe harus teriak-teriak gitu"

Gia menatap datar gadis yang berdiri di depannya yang tiba-tiba menyeruput air mineral yang tergeletak manja di meja Gia.

"Horor banget tu muka, lo bukan keturunan hantu muka datar kan?"

Gia sontak tertawa tak terkontrol saat mendengar kata 'hantu muka datar' yang barusan keluar dari mulut tak tau malu sahabatnya itu.

"Lo maunya gimana?"

"Lah dianya nanya balik. Gue tonjok lo boleh?"

Wajah Farin yang tadinya sudah merah padam karena habis bermain basket, bertambah pekat ulah jawaban yang dikeluarkan Gia.

"Gue sih oke-oke aja"

Gia berucap sembari merebut botol air mineral yang masih dipegang sahabatnya itu.

"Huuf untung sahabat, sabar Farin sabar. Orang sabar cantiknya awet"

Air yang dengan tujuan utamanya adalah mengalir mulus ke kerongkongan Gia mendadak tersembur seiring dengan kalimat terakhir yang di ucapkan Farin.

"Woi basah guenya"

Farin menepuk meja Gia, suara yang di timbulkan Farin sontak membuat Radit mengeluarkan berbagai jenis kata. Mendadak seisi kelas yang tiba-tiba sudah rame, tertawa oleh kelakuan spontan Radit.

Radit adalah teman sekelas Gia yang latah nya melebihi siapa saja, bahkan melebihi mpok Atiek sekalipun .

Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa Radit memiliki otak yang encer. Sehingga tidak heran jika banyak anak-anak SMK KARTA sering mengandalkannya untuk membantu mereka mengerjakan tugas, bahkan terkadang sampai-sampai memohon agar Radit yang mengerjakannya sendiri dengan iming-iming mereka tidak akan mengagetkannya lagi.

Walaupun kepintaran Radit tidak mampu menyaingi kepintaran Gia, tapi yah okelah untuk seorang Radit yang latah.

"Gia gue serius kali ini"

Wajah Farin benar-benar serius, bahkan lebih serius daripada yang sebelumnya. Saat dia berjanji kepada Rendi akan menjaga Gia dari apapun.

"Lo kenapa Rin?"

Farin menarik nafasnya dalam-dalam, menenangkan pikirannya untuk beberapa detik, hingga ia bersuara.

"Gu...Gue"

Suara Farin seperti tertahan oleh sesuatu.

"Lo kenapa? Diare? Atau bakso lo dicolong Rafa lagi?"

Farin menahan beberapa amarahnya. Dia sedikit kesal kali ini karena Gia mengajaknya bercanda di saat yang tidak tepat.

"Gue mau ngomong serius woi, lu main nyela aja"

"Yee nyantai aja kali, gak usah nyolot. Emang lo mau ngomong apaan? Elah serius banget lo, biasanya juga gue dibecandaiin mulu"

Gia berusaha menepis tawanya yang tadi sempat meledak melihat ekspresi sahabatnya ini.

"Gue liat anak baru"

"Anak baru doang? Sejak kapan lo jadi maniak anak baru gini?"

"Giaaaaaaa.... gue telan juga lo lama-lama"

Puncak kepala Farin tiba-tiba memanas karena respon dari sahabatnya yang tidak sesuai ekspektasinya sejak tadi.

"Lo kenapa sih Rin?"

Gia menatap Farin dengan kedua alis matanya yang menyatu.

"Makanya dengerin gue sampe selesai ngomongnya, jangan nyela dulu"

Farin mengeluarkan kalimat tersebut tanpa ada jeda yang pasti. Gia hanya mengangguk menahan tawanya yang tak muat lagi di tenggorokkannya.

"Iya iya gue dengerin"

"Anak baru itu mirip banget sama Rendi"

DEG

Pengakuan yang keluar dari mulut Farin membuat Gia menjatuhkan ponselnya ke lantai. Mendadak seisi kelas menjadi hening, dan setiap pasang mata menatap Gia dan Farin bergantian.

Ekspresi Gia mendadak berubah. Wajah cewek bermata kecil namun tajam dengan bulu mata yang tidak terlalu lentik, tapi menambah kesan manis itu memerah padam seketika.

Anagia Shawka Bratiz

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anagia Shawka Bratiz




Ayooo follow instagram Zico @razico.alfr dan Gia @anagia.shwk
Rameiiin yukkk...
Terima kasiih



Ayoo ada apa dengan Gia dan anak baru itu?

Gimana? lanjutin apa enggak nih teman-teman?

Atau biarin aja Gia melongo karena pengakuan Farin?

Kan kasian Gia nya, capek melongo terus

Jadi gimana?

Seperempat Windu (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now