44 ~ Selamat Tinggal

34 22 27
                                    

"Selamat ulang tahun Gia"

Orang tersebut mengambil posisi duduk disamping Gia, senyum manis setia tercetak hangat diwajahnya, menampilkan lesung pipi yang selalu menjadi daya tarik orang tersebut.

"Zico"

"A..apa maksudnya?"

"Mau gue pakein atau lo yang pake sendiri?"

Gia semakin keheranan dengan ucapan Zico barusan, mata Zico tidak berhenti menatap kearahnya, membuatnya merasa risih dan canggung. Gia lebih memilih menundukkan wajahnya daripada harus membalas tatapan hangat tersebut.

"Tapi jangan sekarang deh"

Gia mengangkat kepalanya, lalu megerutkan kening menatap kearah Zico. Kini Zico tengah sibuk memperhatikan benda dengan kotak bening didepannya.

"Lo simpan dulu yah Gi"

Lalu ia memberikannya kepada Gia. Tidak ada yang bisa Gia lakukan selain  melongo melihat tingkah Zico yang sedikit aneh kali ini.

"Lo simpan sampai gue balik lagi"

"Ba..balik?"

Zico menarik nafasnya dalam-dalam, lalu mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Gia barusan.

"E..emang lo mau kemana?"

"Lo bakal pergi?"

"Kemana?"

Hanya senyuman yang keluar sebagai ekspresi Zico kali ini. Tidak ada jawaban darinya. Kepalanya terangkat untuk menatap bintang diatas sana.

"Delapan belas November, gue akan kembali lagi"

"Tepat seperti hari ini"

"Namun saat itu bukan angka tujuh belas lagi yang mewakili lo"

"Mungkin sudah dua puluh atau juga bisa dua puluh satu"

Zico mengoceh panjang lebar dengan sendiri, membuat Gia semakin kebingungan akan arah bicara Zico saat ini.

"Maksud lo apaan sih Zic?"

Kini Zico mengalihkan tatapannya dari bintang kepada Gia. Ia masih tersenyum, sementara Gia sudah kebingungan akan tingkahnya.

"Gi"

Ia meraih tangan Gia, lalu meletakkan benda dengan kotak bening itu ketangan Gia. Senyumannya memudar, matanya menatap kelantai.

"Saat acara kelulusan nanti selesai"

"Gue bakal balik ke Jerman"

DEG

Jantung Gia seakan berhenti berdetak, matanya membelalak mendengar penuturan dari Zico barusan. Kenapa Zico harus kembali kesana?

"Gue bakal lanjutin pendidikan gue disana"

"Lo beneran bakal pergi?"

Kini Gia bersuara, sesak yang sedari tadi menganggunya berusaha ia keluarkan. Ia tidak ingin kesalah pahaman terjadi untuk yang kedua kalinya karena ia ceroboh.

"Kenapa?"

"Gue mau ngejar mimpi gue Gi"

Zico menarik tatapannya dari Gia, ia hanya tidak sanggup menatap mata itu lama-lama.

"Mimpi lo?"

Gia kembali mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti akan jalan pikiran Zico tentang mimpinya itu. jelas-jelas saat diacara Bunkasai Zico mengatakan mimpinya telah berubah. Lalu kenapa kini mimpinya kembali lagi?

Seperempat Windu (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now