4 (Revisi)

22.7K 643 24
                                    

Ameera membenci hidupnya dan sekarang ia malah terkurung dalam kediaman Aron.

Pikirannnya berkecamuk, memikirkan cara sekiranya ia bisa kabur dan terbebas dari hunian besar Aron yang memenjarakannya.

Ameera harus pandai membaca peluang jika ingin ia dan bayinya selamat. Masalahnya, ia harus kabur kemana?

Terdengar suara pintu yang dibuka dari luar mengalihkan Ameera yang sedang melamun. Ia bersikap waspada, matanya memancarkan aura kebencian. Jangan sampai Aron memanfaatkan tubuhnya lagi--yang sialnya cukup Ameera nikmati.

Pria itu berdiri disana dengan ekspresi dingin yang kentara.
"Jangan berpikir untuk kabur." Ancamnya.

Ameera berdecih dalam hati, untuk apa ia harus takut pada ancaman Aron.

"Apa masalahmu denganku, hah?"

Ameera tidak dapat lagi menyembunyikan emosinya. Ia menatap Aron berani, berusaha untuk terlihat tegar.

Aron memerangkap tubuhnya menghimpit dinding. Kedua tangannya saling memenjarakan tubuh Ameera yang berusaha untuk menghindar.

"Jangan melawanku jika masih ingin bernyawa." Katanya pelan namun sarat akan ancaman. Dengan sengaja ia mengusap rambut panjang Ameera sebelum menariknya kasar.

Mata Ameera berkaca-kaca. Sakit pada kulit kepalanya sungguh menyayat. Aron tersenyum menyeringai, menikmati ekspresi Ameera yang tampak kesakitan.

"Sttttt...jangan menangis sayang," Kata Aron pelan,"karena ini baru saja dimulai." Lanjutnya tanpa perasaan.

"Kau bisa mencari wanita lain, kenapa harus aku?" Tanya Ameera dengan berani. Sesekali meringis ketika tangan pria itu makin mencengkram rambutnya kuat.

"Kau tidak perlu tau! Nikmati saja penderitaanmu mulai detik ini." Katanya penuh janji.  Sebelum tangannya melepas Ameera kasar lalu keluar dengan membanting pintu dengan nyaring.

Ameera jatuh terduduk seperginya pria itu. Air matanya tidak berhenti mengalir. Sakit dikepalanya tidak sebanding dengan yang batinnya alami. Sekian lama menangis Ameera tidak sadar jika ia belum memakan apapun hari ini. Perutnya terasa sakit, kepalanya berkunang-kunang. Ameera berusaha bangkit sebelum tubuhnya jatuh tidak sadarkan diri.

PREGNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang