15

10.4K 224 14
                                    

Dirinya duduk termenung sejak tadi. Entahlah, Ameera merasa lelah. Entah karena sikap Aron yang berubah-ubah ditunjang dengan alasan semua yang terjadi membuatnya benar-benar pusing memikirkannya.

Matanya memandang sepanjang taman yang sedang ia tempati sekarang di pekarangan rumah pria itu. Tangan Ameera sibuk mengelus-elus perutnya sayang.

Perlahan senja tenggelam di ufuk barat. Digantikan kegelapan yang remang-remang. Ameera rindu suasana desanya, terlepas bagaimana ia diperlakukan disana. Tapi tetap saja tidak semudah itu mengubah perasaan nyaman.

Ameera kadang berandai, seandainya dirinya terlahir dari keluarga yang harmonis mungkin saja nasibnya tidak akan berakhir seperti ini. Hamil tanpa mengenal dengan benar seluk beluk pria yang telah menghamilinya.

Kakinya melangkah memasuki rumah, menghidupkan satu-persatu tombol lampu di beberapa ruangan. Dengan tidak adanya kehadiran Aron, Ameera benar-benar merasa sendirian.

Entah jiwa maupun perasaannya. Yang ia takutkan adalah jatuh hati tanpa ada balasan. Sungguh, ia tidak sanggup terluka sangat dalam.

Ameera menapaki satu-persatu anak tangga di rumah ini, lengannya seolah melindungi bagian bawah perutnya. Matanya berkaca-kaca, sadar akan kesendirian nyata yang tengah melandanya.

Saat ini, Ameera benar-benar merasa kesepian.

_________________________________________

Update untuk mengobati rindu :)

PREGNANTWhere stories live. Discover now