Ameera bergerak gelisah dalam tidurnya. Sesekali ia merintih pelan. Hal itu tidak luput dari pandangan Aron yang kebetulan membuka pintu kamar, masuk ke dalam kemudian tidak lupa ia menguncinya.
Di ranjang berukuran King Size itu, Ameera berbaring telentang dengan kaos milik Aron yang ia kenakan yang hanya sebatas paha pada tubuhnya yang mungil. Ingatkan Aron untuk tidak membeli banyak pakaian wanita, karena dengan begitu Aron bisa dengan puas memandang Ameera yang tampak seksi dibalik kaos kebesarannya, ditambah pada bagian perutnya yang menonjol.
Aron beranjak mendekat, membungkuk perlahan sebelum melabuhkan sebuah kecupan ringan di pipi, kening, kemudian yang paling menggoda, bibir merah muda milik Ameera.
Awalnya hanya kecupan ringan yang berubah menjadi lumatan penuh tuntutan. Bahkan kini tubuh liat besarnya telah memerangkap tubuh mungil Ameera di bawahnya.
Ameera mengerjapkan mata, ketika tidurnya terusik. Netranya bertemu pandang pada netra gelap dihadapannya. Ia menahan napas.
"Bernapas sayang--"Bisik Aron tepat di atas bibir. Ameera merinding seketika. Terlebih ketika bibir Aron kini telah menjelajah sensual di atas tulang selangkanya. Kemudian disertai kecupan-kecupan ringan di atas dada.
"Ar-onn, ap--a ya--ng..."
Kalimat Ameera terputus. Aron melumat bibirnya panas.
"Nikmati sayang, ikuti saja alurnya.."
___
Sebelumnya, saya punya gambaran untuk bagian konflik tapi sekarang saya ragu. Jadi, tidak tergesa ceritanya tamat karena ini untuk senang-senang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANT
Short Story(HIATUS) Hamil tanpa suami tentu menjadi sebuah aib bagi gadis yang dikenal baik-baik ini. Terlebih ia merupakan putri bungsu seorang kepala desa yang terpandang ditempatnya. Ia disalahkan dan digunjing oleh masyarakat. Bahkan orangtuanya tega men...