7. Sweet touch

7.8K 784 135
                                    

Pagi harinya mereka bertemu di ruang rekreasi dengan seragam yang sudah terpasang rapih. Keduanya menatap satu sama lain dengan canggung.

"Pagi." Sapa Hermione. Oh okay, ia berhasil menyapa dengan normal.

"Ya, um pagi." Balas lelaki itu tak kalah canggungnya.

"Kau ada kelas apa hari ini?" Tanya Draco tiba-tiba yang membuat Hermione menoleh.

"Ramuan, Transfigurasi dan Aritmatik. Kau?"

"Ramuan, Rune Kuno dan Astronomi." Jawab Draco.

Aneh sekali rasanya membicarakan hal ini dengan musuh bebuyutanmu. Tapi tidak mungkin kan mereka tidak berbicara satu sama lain selamanya? Terlebih sekarang keduanya diberi tugas yang sama.

"Kalau begitu cepat bushy hair, kita akan terlambat."

Hermione mengerutkan dahinya mendengar ejekan itu lagi. Hey, rambutnya sudah tidak tebal dan megar lagi, kalau kalian tahu.

"Aku juga akan pergi, ferret." Ia berjalan keluar mendahului Draco.

Draco tersenyum kecil di belakang sana. Ia sedikit lega karena berhasil membuat Hermione bersungut kesal seperti itu. Setidaknya, kecanggungan diantara mereka mulai berkurang, kan.

Seisi kelas menatap kedatangan mereka dengan heran. Oh ya, mereka lupa keduanya sudah menjadi ketua murid. Tetap saja, suatu hal yang aneh melihat Hermione dan Draco datang bersama.

Ron sudah berada disana. Hermione pun segera mendudukkan dirinya disamping Ron. Sementara Harry tidak memiliki kelas yang sama dengan mereka.

"Kau tidur nyenyak kan, Mione? Ferret pirang itu tidak mengganggumu?" Tanya Ron berbisik.

"Tidak, Ron." Jawab Hermione tetap fokus pada penjelasan Professor Slughorn.

"Setelah memasukkan akar Gorgot, aduk sampai keluar gelembung." Kata Professor Slughorn mengintruksi.

Hermione mengikuti instruksi tersebut, namun fokusnya terbagi ketika melihat Draco bekerja sendirian tanpa dibantu temannya. Ia tahu, tidak ada murid yang mau mendekati Draco akhir-akhir ini. Bahkan murid Slytherin sekalipun.

Tapi sepertinya Draco tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Ia tetap cekatan dan mengerjakan tugasnya dengan baik. Hermione tersenyum kecil melihat keseriusan seorang Draco Malfoy dalam pelajaran. Oh ya, Ramuan adalah mata pelajaran favoritnya. Tunggu, dari mana kau mengetahui itu Hermione?!

Hermione terus mengaduk sambil memperhatikan Draco sampai lelaki itu menoleh kearahnya, menangkap basah dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hermione terus mengaduk sambil memperhatikan Draco sampai lelaki itu menoleh kearahnya, menangkap basah dirinya. Karena panik, Hermione tidak sadar jika gelembung di kuali ramuannya meledak dan melukai tangannya.

"Auch!"

"Mione!" Teriak Ron khawatir. Semua murid menghentikan aktifitasnya, begitu juga Draco.

Professor Slughorn segera mengambil cairan penyembuh dari lemarinya dan meneteskannya pada tangan Hermione yang melepuh.

"Tidak apa-apa. Itu tidak memiliki efek apapun." Ucap Professor Slughorn menenangkan.

Draco masih terdiam dan menatap Hermione dari tempatnya. Perasaannya saja atau memang gadis itu hilang fokus karena memperhatikan dirinya? Malfoy memang punya kepercayaan diri diatas rata-rata, tapi ia tidak mungkin salah.

Hermione segera membereskan buku-bukunya setelah kelas Ramuan berakhir. Ia berpamitan pada Ron kemudian keluar kelas dengan rasa malu sampai ke ubun-ubun. Wajahnya memerah, tidak ingin mengingat kejadian bodoh di kelas barusan. Bagaimana tidak, ia tertangkap basah sedang memperhatikan seseorang lalu tangannya terkena lepuhan. Untuk murid teliti sepertinya, itu hal yang memalukan!

"Granger!" Panggil seseorang yang membuat Hermione menoleh ke belakang.

Bloody hell! Kenapa Draco Malfoy mengejarnya?

"A- apa?" Tanya Hermione dengan dagu diangkat. Ia mencoba untuk terlihat seperti biasa, sassy as miss-know-it-all.

Tiba-tiba saja Draco mengambil tangannya untuk melihat bekas luka lepuhan barusan. Hermione berusaha menarik tangannya namun lelaki itu menahannya dengan kuat. Beberapa saat mereka saling tarik-tarikan sampai Draco menariknya lebih keras kearahnya.

Hermione menatap lelaki pucat di hadapannya dengan mata membelalak. Jarak mereka terlalu dekat sampai rasanya ia akan hanyut dalam iris kelabu tersebut. Tanpa sadar ia menahan nafasnya lagi.

Draco memutuskan tatapan mereka terlebih dahulu dan fokus pada tangan Hermione. "Apa ini akan berbekas?" Tanyanya.

"S-sepertinya tidak." Cicit Hermione. Kemudian lelaki itu melepaskan cengkramannya dari lengan Hermione.

"Lain kali hati-hati, bushy hair. Aku tidak ingin kau terluka lagi karena terlalu lama memperhatikanku." Ucap lelaki itu sambil mengedipkan satu matanya lalu pergi meninggalkannya.

Hermione masih berusaha bernapas dengan benar kemudian berteriak kesal. Jantungnya melompat-lompat seperti menaiki mobil terbang.

Mau ditaruh dimana mukanya sekarang? Ia sangat malu namun sedikit senang. Aneh sekali bukan? Merlin! Kau sudah gila Hermione!

Untung tidak ada seorangpun di lorong yang melihat kejadian ini. Kalau tidak, habislah ia ditangan Ron dan Harry.

.
.
.
TBC

The End of the NightmareWhere stories live. Discover now