18. Patronous

6K 682 36
                                    

Draco bertemu Hermione di kelas Ilmu Pertahanan Sihir Hitam. Ia tersenyum pada gadis itu lalu dengan natural berdiri disampingnya.

Mereka dikumpulkan di depan kelas oleh Professor Lawrence, guru pertahanan sihir hitam yang baru.

"Oke, aku yakin kalian sudah banyak memahami berbagai counter-jinx, defensive spell dan juga patronus charm. Beberapa dari kalian juga telah menggunakannya secara langsung." Kata Professore Lawrence memulai lekturnya.

"Aku disini ingin mengajarkan pertahanan terhadap Lethifolds. Ada yang tau makhluk apa itu?"

Hermione, sebagai murid know-it-all mengangkat tangannya dan menjelaskan dengan cepat seperti ia tengah menjabarkan setengah isi buku yang dibacanya.

"Very well Miss Granger, 30 point untuk Gryffindor." Hermione mengangkat dagunya dan tersenyum bangga dengan itu. Ia tidak akan diberi julukan Gryffindor's pride tanpa alasan bukan.

Draco disampingnya memutar mata malas melihat gaya sok tahu pacarnya. Ia melakukan itu agar Hermione marah. Berhasil, karena Hermione kini mendelik kearahnya.

"Aku berpikir kau seksi saat seperti itu." Bisik Draco yang membuat gadis itu merona parah.

Hermione mencubit pelan lengan Draco yang bersisian dengannya sampai lelaki itu meringis.

"Sekarang makhluk menyeramkan itu berada di koperku." Professor Lawrence menunjuk pada kopernya dan semua murid bergidik ngeri.

"Tenang, itu hanya Boggart. Cara bertahan dari mahkluk itu sama seperti Dementor. Kalian bisa menggunakan Patronus." Lanjutnya.

Professor Lawrence melayangkan tongkatnya dan mengucap mantra "Expecto Patronum" hingga ujung tongkatnya mengeluarkan cahaya berwarna biru. Cahaya berbentuk beruang itu lalu terbang mengelilingi seisi kelas dan hilang dibalik jendela.

Murid tingkat 4 dan 5 melihat itu dengan takjub. Mereka memang belum diajarkan mantra ini sebelumnya. Sementara tingkat 6 dan 7 sudah pernah melakukannya, terutama anggota Dumbledore's Army.

"Mantra Patronus seperti bentuk animagus, ia mencerminkan kepribadian atau perasaan seorang penyihir. Patronus juga merupakan persyaratan lulus N.E.W.T. jadi setiap dari kalian harus menguasainya."

Professor Lawrence melayangkan pandangannya pada murid-muridnya hingga ia berhenti pada Hermione.

"Miss Brightest Witch of Your Age, dapatkah kau mencobanya pada Lethifolds di depan?"

Semua pandangan kini jatuh pada Hermione. Kalau saja ada Harry disini, ia tidak akan jadi bahan percobaan. Hermione akhirnya maju ke depan dengan gugup. Ia sudah pernah mencoba ini, jadi tidak akan ada masalah kan.

"Kau siap Miss Granger?" Hermione mengangkat tongkatnya keatas, memikirkan hal yang paling bahagia di hidupnya.

Ia menatap Draco sekilas yang tersenyum padanya. Kemudian ia mengangguk.

Professor Lawrence membuka kopernya kemudian muncul sebuah makhluk hitam besar dengan gigi taring yang menyeramkan seolah akan mencabik-cabik siapa saja.

Semua anak terkesiap, begitu juga Hermione. Ia tidak pernah melihat makhluk yang lebih seram daripada Dementor.

Hermione memejamkan matanya kemudian menyebutkan mantra Pantronus dengan tegas. Ia bisa merasakan sebuah cahaya terang muncul dan membentuk perisai, melindunginya dari makhluk jelek tersebut.

"Very well, Miss Granger!" Hermione mendorong makhluk itu sampai kembali memasuki koper Professor Lawrence.

"Seperti itu tadi penggunaan Patronus. Kalian harus melawan rasa takut terhadap makhluk tersebut dengan memikirkan hal yang membuatmu bahagia. Cukup sampai disini, kalian bisa berlatih berpasangan." Ucap Professor Lawrence.

Hermione menoleh pada Draco, "Sepertinya kita akan berpasangan?"

Draco mengangguk kecil, terlihat ragu. "Hermione, aku... sebenarnya, tidak bisa membuat Patronus." Ucapnya lirih.

Hermione tersenyum lembut, mencoba untuk tidak memasang raut sedih. Ia berjalan ke sisi Draco dan membantu lelaki itu memegang tongkatnya keatas.

"Silly boy, karena itu kita berlatih sekarang."

Disaat semua orang sedang mencoba mengeluarkan Patronusnya masing-masing, Draco merasa waktu seperti berhenti.

Hanya Hermione yang bergerak dan tersenyum begitu cantik sampai ia tidak yakin ini mimpi atau nyata. Jika saja tidak di kelas, Draco pasti sudah mencium pacar Gryffindornya itu.

"Pikirkan hal yang membuatmu bahagia Draco."

Draco memejamkan matanya, memikirkan beberapa moment yang berkelebat cepat di otaknya. Kebanyakan dari itu adalah pengalaman mengerikan.

Ia mengernyit dan tersentak dalam pikirannya sendiri. Semua mimpi buruk terasa menghantuinya. Tidak ada satupun kenangan bahagia yang terjadi dalam hidupnya sampai ia merasakan tangan Hermione menggenggamya.

Ia menemukan Hermione disana, diantara serpihan-serpihan mimpi buruknya. Kini mimpi buruknya berganti dengan senyuman, pelukan, ciuman, dan genggaman Hermione. Semua yang berhubungan dengan gadis itu membuatnya bahagia.

Setelah menemukan sebuah moment yang pas, Draco menyebutkan mantra Patronusnya. Ia tidak percaya ketika perlahan sebuah cahaya muncul di ujung tongkatnya dan membentuk sebuah animagus, fire-breathing dragon.

 Ia tidak percaya ketika perlahan sebuah cahaya muncul di ujung tongkatnya dan membentuk sebuah animagus, fire-breathing dragon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"It's amazing, Draco. Kau berhasil." Seru Hermione senang. "Moment apa yang kau pikirkan?"

"Moment saat pertama kali kau menciumku." Hermione melebarkan matanya dan memukul lengan Draco pelan, takut jika ada yang mendengar. Wajahnya terlihat merona hebat.

Ingatkan Draco untuk mencium pacarnya ini nanti.

.
.
.
TBC

A/N: Hai hai maaf baru muncul lagi. Aku ngestuck mau lanjut kemana. Jadi ngalur aja ya wkwk. Semoga ga bosen 😭😭

The End of the NightmareWhere stories live. Discover now