- 10. Sanksi (b) -

447 23 0
                                    

Cukup lihat saja. Tak perlu terlalu berharap. Jika melihat sudah bisa membuat bahagia, kenapa terus menaruh harap?

________×××________

[Ruang Seni ]
M

ereka bertiga mulai membersihkan ruangan kotor itu. Mereka membagi tugas untuk dikerjakannya masing-masing.


Langit bertugas merapikan kuas yang bersekan dan membersihkan bekas cat di meja. Al bertugas menyapu lantai. Sedangkan Elvaro bertugas membersihkan jendela.

Ketika Langit sedang membersihkan meja disamping jendela, tiba-tiba dia merasakan ada air yang mengenai wajahnya. Dia menoleh ke atas, ternyata itu perbuatan iseng Elvaro.
"Maksud Kak El apaan? Maen semprot orang pake air gitu. Mau gue patahin tuh jari tangan biar gak usil lagi?!" Langit sebal.

Elvaro hanya terkekeh, "heheheh iseng masa gak boleh Ngit?"

Langit yang sudah terlanjur kesal, lalu menggoyang goyangkan kursi tempat Elvaro berdiri. Tak mau celaka dan jatuh, El turun dari kursi tersebut. Langit yang menyadari Elvaro turun dari kursi tersebut lalu menghentikan kegiatannya tadi.

Langit cemberut, mengerucutkan bibirnya sebal. Bukannya minta maaf Elvaro malah mencubit gemas pipi Langit yang menurutnya cukup lucu itu.

"Isshhh lucu banget sihh kalau lagi cemberut, hahahaha"

Langit menepis kedua tangan Elvaro menjauh dari pipinya. "Sakit tau, gue ini senior bela diri mana ada sisi imutnya! Dasar bego!"

Cukup!

Al tak tahan melihat kejadian dihadapannya lagi. Dia berjalan melewati kedua manusia yang tengah asik bercanda itu.

*duak*

Elvaro terdorong kebelakang dengan punggung yang menabrak dinding. Dia meringis kesakitan.

Al menoleh ke Elvaro malas, "sorry gak liat"

"Lo tuh kenapa sih Al? Iya gue tau lo buru-buru tapi bisa lah bilang 'permisi' kalau ngelewatin orang!"

"P.E.R.M.I.S.I, udah kan? Lagi pula dia cowok pasti kuat lah lagian juga gak berdarah kan? Tadi gue kan udah bilang sorry."

"Dasar ya lo... "

"Udah udah Ngit gak papa kok gue, gue lanjutin bersihin kacanya lo juga lanjutin kerjaan lo. Bentar lagi bel."

Mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing. Tak terasa jarum jam telah menunjukkan pukul 9.20 yang berarti 10 menit lagi waktu istirahat akan berakhir. Jadi mereka harus sesegera mungkin menyelesaikan hukuman ini.

*bel berbunyi*

Dengan lesu Langit merapikan bukunya lalu memasukkannya ke dalam tasnya. Dia beranjak dari bangku dan berjalan malas.

"Yaelah Ngit lo tuh yaa senyum ngapa?! Eneg gue liat muka lu yang udah kayak baju belum disetrika!" ucap Kania sebal.

"Halah lo tuh yaa, mengerti keadaan teman kita yang satu itu deh. Kasian harus tejebak dengan 2 cogan, iri gue hiks" Thalia dengan mimik wajah yang di buat-buat.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang