12

4.4K 108 0
                                    

"Dan sungguh patah hati dua kali dengan kasus yang sama, bukanlah hal yang menyenangkan untuk di ulang"

***

Pada malam itu juga, tidak hanya Risya dan Azka yang sedang asik berbicara. Di sebuah ruangan di rumah yang terbilang mewah, ada dua orang laki laki sedang bicara serius. Perbincangan seorang ayah dengan anak keduanya nya.

"Kamu kenal Dirga dari mana?" Tanya ayah.

"Di sekolah smp dulu," jawab Fajar menatap sang ayah.

"Dia nakal?"

"Yang aku lihat begitu"

"Seperti apa nakal dia?"

"Dia selalu melawan guru, tentunya jika guru itu salah"

"Tetap saja itu gak baik, guru adalah orang tua yang harus di hormati"

"Ya"

"Dia belajar dari kamu?"

"Bukan. Aku gak pernah ngajarin apa yang aku perbuat pada mereka"

"Tapi mereka tau kamu juga anak nakal?"

"Tentu"

Ayah tersenyum kecil. "Walaupun kamu tidak mengajarkan, tapi mereka tau sikap kamu, mereka akan mengikuti tanpa di perintah Zay"

"Tapi itu keinginan mereka sendiri bukan?"

"Sekarang ayah tanya, kenapa kamu melakukan hal itu?"

"Seperti apa yang ayah katakan, lakukan apa yang menurut mu baik tapi tidak merugikan pihak lain"

"Itu merugikan Fajar"

"Tidak"

"Kata siapa?"

"Ayah lihat saja sendiri, dari sekian banyak ayah dipanggil ke sekolah, apa mereka pernah bilang jika mendidik aku itu hal yang merugikan?"

Ayah tersenyum.

"Ayah bilang padaku, jangan merokok. Tapi ayah merokok di hadapan ku. Bukan kah ayah adalah panutan ku? Aku harus mengikuti apa yang ayah lakukan," ucap Fajar dengan nada santai.

"Lalu?" Tanya ayah.

"Merokok itu bukan hal merugikan ayah"

"Kata siapa?"

"Buktinya ayah masih melakukan nya sampai sekarang"

Ayah tersenyum. Lalu menghela napas perlahan. "Oke. Lalu apa pembelaan kamu untuk Dirga?"

"Dirga anak yang baik"

"Tapi dia merokok, lalu melawan guru?"

"Bukan kah aku juga begitu? Tapi ayah selalu bilang aku anak baik"

"Anak baik menurut kamu itu seperti apa?"

"Menjaga kepercayaan seseorang"

MY DEARWhere stories live. Discover now