[13] Bucin

111K 15.3K 1.3K
                                    

Bantu vote cerita MAHARAJA sampai 500 vote, aku bakal double up hari ini juga! Janji!

Follow Instagram @yeremisaragih buat ngeliat cogan😎😾

Selagi nunggu update cerita ini, kalian bisa baca cerita aku yang masih on going, ayo ramaikan, bantu aku dengan vote dan komen. Aku update setiap hari loh disana!

• Selamat Membaca •

•••

"Dia gak bakal nyerah."

•••

TOK, TOK, TOK.

"Masuk." Suara seorang pria terdengar dari dalam ruangan yang diketuk.

Phoenix membuka ruangan kerja ayahnya dan langsung masuk kedalam. Netra hitam pekatnya menangkap ayahnya yang terlihat sibuk dengan kertas yang sedang digenggamnya.

"Pah," panggil Phoenix datar pada sang ayah yang masih terlihat sibuk.

Sang ayah, Derick, menghentikan kegiatannya saat mendengar suara sang anak memanggilnya. Pria itu mengangkat kepalanya dan matanya langsung bertatapan dengan wajah datar sang anak.

"Kenapa?" Setelah beberapa saat terdiam, Derick akhirnya membuka suaranya.

"Ada yang mau aku omongin," ujar Phoenix.

"Ada apa? Tumben," balas Derick menaruh kertas yang ada ditangannya ke meja dan merapikan meja kerjanya.

Phoenix tidak menjawab. Laki-laki itu melangkah mendekati sang ayah, dan duduk berhadapan dengan sang ayah.

"Papah udah tau berita tentang aku?" tanya Phoenix menatap datar sang ayah.

"Berita?" ujar Derick mengernyitkan dahinya, mencoba memikirkan maksud anaknya.

"Oh, berita tentang kamu pacaran sama anak keluarga Dexter? Kebetulan. Papah sebenarnya mau tanya tentang itu sama kamu, tapi papah lupa," tutur Derick.

"Kamu beneran ada hubungan sama dia?" tanya Derick menatap serius anaknya.

"Soon," singkat laki-laki itu.

Derick terlihat sedikit terkejut. Matanya menatap intens sang anak. Pria itu tidak menyangka dengan ucapan yang keluar dari mulut Phoenix.

"Kamu serius nak?" tanya Derick.

Phoenix menganggukkan kepalanya.

"Aku kesini mau ngomongin itu," ujar Phoenix.

"Aku mau sama dia. Menurut papah gimana?" tanya Phoenix to the point.

Derick membelalakkan matanya. Benar-benar tidak menyangka anaknya yang dikenal cuek dan dingin akan berbicara seperti itu padanya.

"Mak–maksud kamu?" Karena terlalu terkejut, Derick tidak sadar dengan dirinya yang berujar terbata-bata.

Phoenix menghela nafas.

"Aku mau sama Kasuari. Papah nggak bisa nolak," ujar Phoenix tajam.

Derick menghela nafas berat.

"Kalau kamu mau sama dia, papah gak bisa nolak. Kamu yang ngejalanin, bukan papah. Terus gimana sama dia?" tutur Derick.

"Dia nolak," jeda Phoenix.

Lagi-lagi Derick membelalakkan matanya. Terkejut dengan ucapan Phoenix barusan. Anaknya ditolak oleh seorang gadis. Itu benar-benar tidak bisa dipercaya.

DANGEREUXDonde viven las historias. Descúbrelo ahora