4. Meminta Bantuan Seseorang

10.7K 781 8
                                    

Happy reading!

-----------

Sudah dua hari berlalu sejak pembicaraan Jia bersama Daniel yang berakhir dengan kemarahan sang Alpha. Sejak saat itu pula Jia menjadi pendiam. Ia hanya bicara seperlunya bahkan menolak makan bersama yang lain di meja makan. Jia lebih memilih makan sendiri di kamar. Ia bersyukur kala itu Daniel tidak menolak permintaannya. Malah pria itu mewanti-wanti agar omega mengantar makanannya tepat waktu. Daniel memakluminya yang belum terbiasa dengan lingkungan baru. Akan tetapi ia hanya diberi waktu tiga hari, dan besok adalah batasnya.

Sekarang yang dapat Jia lakukan hanyalah termenung sambil memandangi pemandangan di luar. Ia hanya mampu berdiri di dekat jendela kamar. Kamar milik Daniel. Kamar yang sama dengan sebelumnya lantaran ia sudah menyerah meminta kamar lain. Sebab dengan cara apa pun ia memaksa, ia tidak pernah berhasil. Pria itu tetap pada keputusannya. Tidak ada yang bisa membantah apa pun yang menjadi keinginan sang Alpha. Apalagi Daniel selalu bersikeras jika sebentar lagi ia akan menjadi milik pria itu.

Dan pada akhirnya, dengan penuh paksaan Jia menerima serta merelakan setiap malamnya tidur di ranjang yang sama, di samping Daniel karena ia juga tidak diperbolehkan tidur di sofa.

Selain merasa terkurung, Jia juga merasa terkekang. Ia tidak diperbolehkan keluar kastil dan dilarang sendirian saat keluar kamar, padahal ia belum ke mana-mana selain ruang makan waktu itu.

Entah bagaimana Jia bisa pulang dan melarikan diri. Ia berpikir keras, tapi tetap saja tak berdaya. Tak tahu bagaimana cara agar bisa keluar dari sana.

Melewati hutan lebat yang pastinya memiliki banyak hewan buas yang siap menerkam tentu tidaklah mudah. Daniel juga telah mengancamnya akan hal itu. Belum lagi para rogue yang siap mencabik-cabik tubuhnya.

Mate dan Luna. Jia tambah dibuat pusing dengan dua kata itu. Bagaimana bisa ia menjadi mate werewolf? Terlebih lagi seorang Alpha penguasa pack terbesar.

Dan sebentar lagi ia akan dijadikan Luna? Memikirkannya saja sudah membuat Jia bergidik.

Meski asing dengan dunia werewolf, tapi Jia sedikit tahu tentang Alpha, Beta, Luna dan juga mate. Ia pernah membacanya di sebuah novel yang mengisahkan makhluk itu. Hanya saja tidak terpikirkan jika werewolf itu nyata.

Namun, kini Jia memercayainya, tetapi tidak dengan sebagian yang tertulis. Dalam novel itu dijelaskan jika semua werewolf sangat menyeramkan, berhati dingin, dan tak segan-segan membunuh manusia. Pada kenyataannya tak sepenuhnya benar. Ada sebagian dari mereka yang tak seperti gambaran dalam novel. Jack misalnya, tapi mungkin sang Alpha iya.

Hidup selamanya di kastil? Apa yang akan ia lakukan selama itu?

Kau berada di sini karena takdirmu sendiri. Takdirmu sebagai mate-ku! Jadi, terima saja kenyataannya.

Perkataan Daniel hari itu masih terngiang-ngiang. Jia ketakutan jika harus tinggal lebih lama lagi.

Kastil dan hutan. Berdampingan dengan makhluk lain. Tak ada satu pun manusia. Lebih parah lagi tak ada keluarga.

Meski Daniel telah menjanjikan bahwa tidak akan ada yang mengusiknya. Tidak ada yang berani kepada calon Luna mereka. Akan tetapi, apa yang sebenarnya Jia takutkan bukan hanya werewolf lain. Ia lebih takut pada Daniel sendiri. Selain menjadi pria dingin, pria itu juga memiliki sifat kasar yang bisa muncul kapan saja, terutama saat marah.

TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]Where stories live. Discover now