9. Kecemburuan Alpha

8.1K 560 9
                                    

Happy reading!

------------

Suara langkah Daniel terdengar di kesunyian lorong yang mengarah ke perpustakaan. Seperti perkataannya sebelumnya pada Jia, ia akan menjemput perempuan itu di sana setelah selesai bicara dengan Gamma dan Beta. Namun, belum sempat mencapai pintu, Jia sudah keluar sembari membawa sebuah buku.

“Sudah kukatakan aku bisa kembali sendiri.”

Ucapan Jia yang ketus dan tanpa menghentikan langkahnya membuat Daniel tidak senang. Meski begitu ia tahu sebenarnya Jia adalah sosok perempuan lembut dan hangat. Sifat yang selama ini terlihat adalah bentuk pertahanan perempuan itu terhadapnya. Walau terkadang kebingungan menghadapi Jia dan kesabarannya yang suka sekali diuji, ia tetap berusaha menahan diri agar tidak terlihat begitu buruk di mata sang mate.

Tiba di depan kamar, Daniel membuka pintu dan membiarkan Jia masuk lebih dulu. Matanya terus mengawasi perempuan itu yang berjalan ke arah sofa selagi ia bersedekap dada, bersandar pada pintu yang telah ditutup rapat.

Sesekali mata Daniel menyipit mengingat tingkah Evan terhadap mate-nya. Sejak tadi juga sudah ada banyak pertanyaan yang ingin segera ditanyakan, tapi masih ditahan. Daniel sedang menunggu di mana hanya ada mereka berdua untuk menanyakannya langsung pada Jia. Dan ia rasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempertanyakannya.

“Sejak kapan kau mengenal Evan?” tanyanya setelah menghampiri Jia yang duduk di sofa tunggal menghadap jendela. Ia lalu duduk di hadapan sang mate yang telah tenggelam dengan bacaan dari buku yang dibawa sebelumnya. “Apa kalian dekat?”

Jia lantas menatap Daniel. Ia juga ingin bertanya berhubung Daniel membahas pria itu. “Sejak tinggal di Moskow. Tapi kami tidak dekat. Aku bahkan tidak suka dengannya yang terus menggangguku.” Jia diam sejenak, kemudian bertanya tentang sesuatu yang ia dengar dari Jack di meja makan tadi. “Apa benar dia adik Angeline?”

Daniel mengiyakan.

“Tapi mengapa mereka terlihat bermusuhan?”

“Ada masalah yang belum bisa mereka selesaikan.”

“Masalah apa?”

“Aku yakin mereka tak ingin kau atau siapa pun tahu.”

Jia mendengkus. Kemudian ia terpikir mengenai bisakah Evan membantunya. Meski ia akan kembali dengan Daniel beberapa hari lagi, namun tidak ada salahnya berjaga-jaga, bukan? Sebab Jia tidak tahu apakah nanti ia akan berhasil atau justru terjadi hal yang tidak ia inginkan.

“Lalu, apa dia akan kembali tinggal di sini?”

“Kenapa? Apa kau senang jika dia tinggal di sini?”

“Aku selalu kesal padanya. Bagaimana bisa aku senang?” balas Jia cepat. Tetapi sebenarnya ia berharap punya kesempatan untuk bicara dengan Evan lagi.

“Dia tidak akan tinggal di sini. Dia lebih senang berada di luar sana daripada berada di dekat Angeline.”

“Itukah sebabnya dia tinggal di dunia manusia?”

“Sudahlah. Jangan bertanya lagi dan mencampuri urusan orang lain. Lebih baik kau mengurus suamimu saja.” Daniel tak memberi jawaban. Ia malah mengatakan hal lain yang membuat wajah Jia memerah.

TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]Where stories live. Discover now