5. Terjebak di Territory of a Werewolf

9.8K 723 10
                                    

Happy reading!

-----------

Daniel menggeram saat melihat Jia berdiri sendirian di halaman belakang kastil tanpa adanya omega. Benar-benar sendiri karena halaman belakang memang terbilang lebih sepi dibandingkan halaman depan yang mana banyak werewolf berjaga di sana, pun dengan halaman samping yang menjadi tempat para warrior berlatih ketangkasan dan kekuatan. Halaman belakang sendiri lebih sering digunakan untuk mereka yang ingin ketenangan tanpa ada gangguan dari para warrior, omega atau yang lainnya.

“Lagi-lagi kau mengabaikan perkataanku. Ke mana perginya para omega? Bukankah sudah kukatakan kau harus ditemani mereka?”

Jia berbalik dan menemukan Daniel tengah menghampirinya. Wajah pria itu terlihat datar. Tidak ada tanda-tanda sedang kesal ataupun marah. Tetapi ia tahu di balik ekspresi itu, sang Alpha sedang tak ingin dibantah.

“Aku ingin sendiri,” jawab Jia tak acuh.

Daniel memicingkan mata. “Sekarang apa yang sedang direncanakan otak cantikmu?” tanyanya saat sampai di hadapan Jia yang menatap kesal karena waktu sendirinya diganggu.

“Maksudmu?” Jia balik bertanya. Ia gugup mendapatkan pertanyaan itu. Terlebih jaraknya dengan pria yang tidak ingin ia temui saat ini terlalu dekat.

“Jangan berpikir aku tidak tahu apa pun. Kau meminta Angeline membantumu pergi dari sini, bukan?”

Jia terhenyak. Tidak berpikir Daniel telah mengetahui perbuatannya. Apalagi sekarang tatapan pria itu begitu menusuk. “Aku tidak melakukan itu,” kilahnya cepat.

“Mencoba membohongiku? Angeline sendiri yang mengatakannya.”

Jia tak bisa mengelak. Ia mendesah pasrah karena tak menduga bahwa Angeline akan mengatakannya pada Daniel.

“Tidak bisakah kau menurut? Kau jelas tidak bisa pergi dari tempat ini. Kau harusnya bersyukur karena masih hidup,” ucap Daniel kembali. Ada rasa kesal dalam dirinya ketika Jia menunjukkan ekspresi tak peduli. “Dua hari lagi aku akan menandaimu, dan kau akan resmi menjadi Luna.”

Mata Jia melebar. Lalu ditatapnya Daniel dengan serius. Dua hari lagi bukanlah waktu yang lama. Ia tidak ingin ditandai dan menjadi Luna. Jia bersikeras bahwa apa pun yang terjadi ia tidak boleh menyerah untuk pergi. Namun ia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Kesempatan yang ia harapkan telah hilang.

“Kenapa? Kau ingin membantah lagi?” tanya Daniel saat Jia diam saja. Dari mata sang mate, ia bisa pastikan jika sekarang perempuan itu sedang berpikir keras mencari cara untuk menolaknya.

“Aku tidak mau secepat itu.”

“Kau tidak bisa menolak, dan aku tidak suka dibantah!”

“Tapi bagaimana caramu menandaiku? Apakah dengan pernikahan?”

Pertanyaan Jia mengundang seringai Daniel. “Kau ingin pernikahan? Aku bisa mewujudkannya sebelum menandaimu dengan penyatuan.”

Mendengar itu wajah Jia memerah. Ia malu ketika memahami maksud dari kata terakhir Daniel. Apalagi ia tahu pria di hadapannya selalu serius dalam berbicara.

Apakah ia harus menyerah sekarang?

“Biarkan aku bertemu kedua orangtuaku.” Jia memaksa. Dalam hati ia bertanya-tanya apakah ada cara lain untuk menolak. “Bukankah kau harus mendapatkan restu?”

“Kau hanya ingin melarikan diri. Aku tahu itu. Sayangnya aku tidak akan mengizinkanmu kembali. Lagi pula aku tidak membutuhkan restu dari siapa pun.”

TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]Where stories live. Discover now