12. Darren

6.7K 374 11
                                    

Happy reading!

------------

Matahari sudah mulai tenggelam di ufuk Barat. Cahayanya berwarna jingga, memancarkan keindahan di sela-sela ranting pohon yang menjulang. Burung-burung penghuni hutan terbang beriringan untuk kembali ke sarang mereka, begitu juga hewan kecil lain yang tertangkap penglihatan Jia.

Saat ini Jia sedang duduk di tepi danau yang terletak tidak jauh dari kastil. Tampak tersenyum memandang ke dalam air yang memang cukup jernih. Berbagai jenis ikan hidup di dalamnya dengan damai, sedamai penghuni hutan lain yang ada di kawasan Golden Moon Pack.

Sesekali Jia memperhatikan matahari. Namun lagi-lagi matanya tak bisa lepas dari Daniel yang berada di dalam air. Sesuai janji, pria itu sedang berusaha mengabulkan keinginannya beberapa jam lalu setelah ia protes begitu makan siang selesai.

Jia meminta Daniel memberi tahu para omega agar menyiapkan ikan bakar untuk makan malamnya nanti, dikarenakan akhir-akhir ini ia sering memakan makanan asing yang sama sekali belum pernah ia makan. Dengan bercanda Jia berharap Daniel mau menangkap sendiri ikan tersebut. Walau sempat berpikir sang Alpha tidak akan mengabulkan, tapi semenit kemudian pria itu mengatakan apa pun bisa dilakukan untuknya.

Rupanya Daniel mulai menjadi pria romantis dengan segala perkataan manis yang akhir-akhir ini Jia dengar semenjak kepulangan mereka dari Beijing. Namun Jia berpikir karena ada hubungannya dengan permintaan maaf yang sampai sekarang tak ingin lagi ia bahas.

Senyum Jia memudar saat melihat Daniel muncul kepermukaan. Tinggi air di bawah dada membuat punggungnya yang tegap serta tanpa pakaian begitu menggoda.

Daniel berbalik, keluar dari air dan mulai menghampiri Jia. Sebelah tangannya menggenggam panah runcing dengan dua ekor ikan besar yang didapat, sedangkan sebelah lagi sedang mengacak rambutnya yang basah.

Jia menggenggam kaus hitam yang Daniel tinggalkan di pangkuannya sebelum berdiri bersedekap dada. Lalu dengan sengaja menunjukkan wajah cemberut selagi bertanya, “Itu saja?”

“Memangnya berapa yang kau harapkan?”

“Aku mengharapkan kau mendapatkan lebih dari sepuluh. Masih kurang delapan.”

Daniel tersenyum miring. “Kalau kau mau, besok aku akan melakukannya lagi. Sekarang lebih baik kita kembali. Hari sudah hampir malam.”

“Bajumu?” Jia mempertanyakan kaus yang ada di lengannya.

“Bawa saja.”

Daniel lantas meraih tangan sang mate, dan menariknya pelan agar berjalan bersama menuju kastil, tanpa memedulikan tubuh atasnya yang tanpa pakaian serta celana pendek yang basah.

***

Jia mendongak saat Daniel membuka pintu. Raut wajahnya tampak heran melihat pria itu kembali lebih cepat dari dugaannya, setelah terburu-buru menemui Jack untuk membicarakan hal penting yang tidak mungkin ia tahu.

“Kau bosan?” Daniel langsung bertanya ketika tiba di dekat Jia. Ia lalu duduk di samping sang mate yang terdiam di sofa sambil memainkan cincin pernikahannya.

“Bagaimana aku tidak bosan? Tidak ada apa pun yang bisa kulakukan selain membaca. Tidak ada ponsel, tidak ada televisi, tidak ada teman, tidak ada hal menyenangkan di sini!” ujar Jia kesal. Padahal setelah pulang dari Beijing ia berniat membiasakan diri. Tetapi memang tidak mudah mengubah kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama. “Apa kita tidak bisa tinggal di wilayah manusia?” tanyanya.

“Aku seorang Alpha, Jia. Aku punya tanggung jawab besar di sini. Sangat tidak mungkin meninggalkan kawanan dan juga pack yang dibangun oleh ayahku sendiri.”

TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]Where stories live. Discover now