15. Musuh Lama

5.5K 397 0
                                    

Happy reading!

------------

Sudah terlalu lama Darren dan Arlo bertarung. Namun hingga kini belum ada yang terkalahkan meski keduanya telah sampai pada batas masing-masing.

Serang, tangkis, cakar, gigit. Semua sudah dilakukan, tetapi tetap, menghadapi lawan yang sangat berpengalaman cukup merepotkan bagi Darren walaupun mereka sudah pernah berhadapan sebelumnya. Dulu sekali, sudah terlalu lama mengingat pertarungan yang pernah terjadi di antara mereka.

Ketika merasa sudah tak sanggup bertarung lagi, dengan napas terengah-engah Darren melakukan shift kembali. Ia berharap Daniel mampu mengalahkan Arlo dengan tenaga tersisa.

Apa daya, setelah melakukan shift, ringisan pelan terdengar saat Daniel menyentuh pundaknya yang terluka. Gara-gara kebrutalan Darren ia mengalami banyak rasa sakit di tubuhnya.

Tanpa membuang kesempatan, Daniel mengambil sebilah kayu yang sejak tadi ia incar. Cukup runcing sehingga ia yakin bisa mengalahkan lawan jika ia punya kesempatan.

Dengan cepat Daniel mendekati Arlo yang masih dalam wujud serigala, dan masih terdiam karena kelelahan. Dengan cepat pula ia menancapkan kayu tersebut tepat di kepala pria itu sebelum sempat menghindar. Tak tanggung-tanggung, Daniel menancapkannya dalam-dalam sehingga mengeluarkan banyak darah, bahkan cipratannya sampai mengenai Daniel sendiri.

Daniel tidak peduli jika tancapannya menembus tanah. Ia bahkan menambah tekanannya lagi. Ia juga tidak peduli meski yakin musuhnya sudah mati. Sebab teriak kesakitan Arlo hanya terdengar sesaat, demikian juga gerak tubuhnya. Hingga pada akhirnya ia memastikan bahwa Arlo benar-benar telah mati mengenaskan tanpa bisa hidup lagi. Ia tak ingin melakukan kesalahan untuk kedua kali.

Seraya terengah-engah Daniel terduduk. Meski telah membunuh Arlo, tapi ia belum puas. Harusnya, ada baiknya ia membawa Arlo hidup-hidup ke kastil dan menyiksanya di penjara bawah tanah. Menciptakan rasa sakit yang teramat. Namun semua sudah terjadi. Sudah terlambat untuk menyesali.

Mata Daniel lalu melihat sekeliling. Ia tampak kesal melihat kawanannya yang sedang bersusah payah melawan beberapa musuh sekaligus. Jack mungkin tidak perlu ia khawatirkan. Beta-nya itu tampak bisa diandalkan. Tetapi yang terpojok, Daniel terpaksa menahan sakit untuk kembali menyerang, membantu melawan.

Daniel kembali terduduk setelah menghabisi beberapa musuh. Ia sudah benar-benar melampaui batas. Tenaganya terkuras habis. Seluruh tubuhnya kesakitan dan sudah tidak bisa diandalkan. Serta pakaian yang dipakai hampir tak berbentuk.

Sekarang tak ada lagi yang bisa Daniel lakukan selain memikirkan sang mate. Intinya ia mengkhawatirkan Jia. Sangat. Sampai tak karuan dengan segala pertanyaan yang berkecamuk.

Apakah Jia baik-baik saja? Siapa yang menyusup ke kastil dan membawa Jia pergi? Apa Arlo benar-benar mengutus orang ke sana? Apa yang dilakukan orang itu pada Jia-nya? Apakah ada yang bisa menghentikannya? Dan masih banyak lagi.

'Sial!' Daniel memaki dalam hati. Ia berharap Jia baik-baik saja dan masih berada di kastil dalam perlindungan Gamma yang ia perintahkan.

Dikarenakan terlalu memikirkan Jia, Daniel tak sadar jika Jack juga telah selesai. Pria itu mendekati sang Alpha sambil tertatih memegangi kaki yang terkilir setelah berganti wujud, begitu pula dengan kawanan lain yang telah berhasil mengalahkan musuh. Mereka berhasil menang walaupun banyak yang menjadi korban dan terluka parah.

***

Arlo merupakan seseorang yang selama ini diburu oleh Daniel dan seluruh werewolf yang berada di bawah perintahnya selama 17 tahun terakhir. Daniel terlambat mencari keberadaan Arlo karena baru mengetahui jika pria itu masih hidup setelah kalah darinya saat peperangan 100 tahun silam. Ia menyesal telah membuang banyak waktu dengan ketidaktahuan selama 83 tahun, dan bersantai tanpa membalas dendam.

Pertama kali berhadapan, saat itu Daniel melawan Arlo yang sudah kelelahan dan terluka akibat pertarungannya dengan sang ayah dan juga Beta terdahulu, tetapi pria itu berhasil kabur darinya. Sialnya ia tidak berpikir bahwa saat itu Arlo akan selamat dan masih bisa bertahan hidup akibat luka yang diderita. Ia telah salah karena setiap luka yang dialami oleh werewolf dapat sembuh jika belum mati dan jika tubuhnya berkehendak.

Seluruh warrior Daniel kerahkan untuk mencari keberadaan Arlo, bahkan ia sengaja menyebar para warrior-nya di seluruh benua. Tetapi sekarang semuanya telah berakhir, atas kemenangannya dan atas kematian pria itu.

Hanya saja rasa puas tidak sepenuhnya memenuhi hati Daniel meski telah membalaskan dendam ayah dan ibunya. Sebab perasaan itu diiringi dengan rasa takut dan cemas saat sang mate berada di luar jangkauan. Ia tak tahu bagaimana keadaan Jia saat ini.

Tak ingin berdiam diri lagi, dengan cepat Daniel bangkit berdiri. Ia berusaha menekan sakit yang masih membekas. Terlebih lagi di bagian punggung yang terasa lebih parah. Ia dapat merasakan punggungnya sobek. Namun, setelah bersusah payah dan berkat bantuan Jack, ia dapat berdiri normal.

“Sial!” maki Daniel lagi ketika melihat kawanannya terluka, bahkan di antara mereka banyak yang tewas lantaran diluar perkiraan serta jumlah tak sebanding menjadi kelemahan.

“Mana pakaianku?”

Mendengar pertanyaan sang Alpha, salah satu warrior yang mengalami luka ringan segera pergi ke tempat di mana pakaian ganti untuk mereka semua berada. Karena pada dasarnya, setelah para werewolf melakukan shift, pakaian yang mereka pakai sebelumnya sudah tak berbentuk dan tak layak digunakan. Beruntung Jack sudah menyiapkan semuanya agar saat pulang nanti, mereka tidak tampak menyedihkan.

“Ini, Alpha.”

Daniel mengambil pakaian yang diberikan padanya. Lalu segera memakainya tanpa mau berlama-lama terlihat memalukan, begitu juga dengan Jack serta kawanan lainnya.

Luka yang masih belum sembuh total membuat Daniel meringis. Ia menyentuh dadanya saat terasa sesak. Kemudian setelah selesai dengan pakaiannya, ia segera memerintah kawanan yang tersisa untuk kembali ke kastil secepat mungkin, dan membiarkan yang terluka parah tetap tinggal untuk memulihkan diri serta mengurus segala kekacauan.

“Kita kembali ke kastil secepatnya. Sebagian tetap di sini dan mengurus kekacauan yang terjadi. Kubur dengan layak bagian dari kita dan bakar habis Arlo bersama kawanannya.”

“Baik, Alpha.”

Untuk terakhir kali Daniel melihat wujud serigala Arlo yang menyedihkan. Mata serigala itu tampak terbuka lebar, tajam, dan terasa sekali keangkuhan. Mungkin sekarang Arlo sedang mengumpat karena tidak berhasil mengalahkan dan membunuhnya. Mungkin juga Arlo menyesal karena terlalu sombong membawa banyak kawanan untuk menyerang Golden Moon Pack, tapi semua itu tak ada artinya, satu pun tak ada yang bisa menyelamatkannya.

Sekarang Daniel berharap kekuatan penyembuh yang dimiliki bisa menyembuhkan luka yang ia alami dengan cepat, berhubung kekuatan penyembuhnya lebih istimewa. Begitu juga dengan kawanannya.

Daniel harus secepatnya kembali dan memastikan Jia baik-baik saja. Entah siapa yang dikirim Arlo untuk membawa Jia pergi, ia berharap bukan musuh kuat yang tidak bisa dihadapi sang Gamma dan warrior yang tersisa di kastil.

.

.

Bersambung ....

TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]Where stories live. Discover now