20. Wizard Philip

5.4K 347 0
                                    

Happy reading!

------------

Tiga bulan kemudian.

-Flashback

Pria tua berjubah hitam bernama Philip Simphon berbalik menatap wajah pria muda yang saat ini termenung dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam benaknya. Antara kegelisahan dan kemarahan yang tidak dapat ditutupi dari siapa pun termasuk darinya. Philip bisa melihat dengan sangat jelas bahwa Daniel sedang berada dalam kesedihan akibat kehilangan kedua orangtuanya satu hari yang lalu.

Pria muda itu terlihat menunduk lesu. Terduduk di sebuah kursi kayu dalam ruangan gelap. Sementara cahaya bulan yang masuk melewati jendela terbuka tidak dapat menerangi seluruh ruangan. Terlebih lagi saat ini Philip berdiri membelakangi jendela, menghalau cahaya penerang malam menyentuh sang calon Alpha.

“Kau tahu? Takdirmu tidak berjalan baik. Aku bisa melihat ketakutan di masa depan, berpuluh-puluh tahun dari sekarang.”

Mendengar itu, Daniel mendongak, menatap Philip yang berdiri beberapa langkah darinya.

Philip Simphon bukan hanya sekadar pria tua. Ia merupakan seorang wizard yang mampu melihat masa depan. Baik ataupun buruk. Hanya saja kekurangannya ia tidak bisa melihat masa depannya sendiri, bahkan tidak tahu akan hidup dan matinya nanti.

“Apa maksudmu?”

Philip tentu saja tergugah untuk berbicara lebih jauh, apalagi saat melihat mata Daniel yang terbiasa menyorot tajam tampak meredup.

“Seperti yang kau tahu, aku tidak pernah ingin membicarakan masa depan siapa pun. Baik masa depan Golden Moon Pack yang tak bisa kuungkapkan hingga saat ini, begitu juga masa depan ayah dan ibumu. Tetapi—”

“Entah menyesal atau tidak, kau seharusnya mengatakan jika kemarin adalah akhir mereka. Bukan hanya meminta untuk berhati-hati, kau seharusnya mencegah itu terjadi. Namun, kau malah melakukan hal yang tidak berguna sama sekali!” potong Daniel cepat sebelum Philip selesai bicara.

“Kita sudah membicarakan ini kemarin. Kau tidak perlu memaafkanku. Lebih baik kau tidak melakukan itu. Aku bahkan tidak keberatan dibenci. Kini, belajar dari kesalahan, aku ingin mengungkap tentang masa depanmu. Takdirmu. Apa kau ingin mendengarnya?”

Daniel mendengkus, tampak tidak senang. “Apa gunanya mengetahuinya?”

“Untuk memastikan apakah kau bisa mengubah takdirmu. Untuk dibandingkan dengan jika seandainya aku memberi tahu orangtuamu, bisakah mereka selamat dan masih bersama kita hari ini? Aku juga ingin tahu.”

Daniel kemudian terdiam cukup lama. Berpikir apakah ia akan siap mendengar sesuatu yang menjadi masa depan. Tentang ketakutan berpuluh-puluh tahun dari sekarang yang dikatakan Philip sebelumnya. Tentang takdir yang tidak berjalan baik.

Namun, seperti yang dikatakan, jika ia mengetahui kehidupan di masa depannya, mungkinkah hal buruk bisa diubah dan hal baik akankah tetap berjalan baik?

Melihat Daniel yang ragu, Philip kembali bertanya, “Apakah kau siap mendengarnya?”

Daniel masih berpikir, cukup lama.

“Ya, apa pun itu, katakan saja sekarang!” Tidak ada lagi keraguan di wajah Daniel, ditambah jawabannya yang begitu yakin.

“Dari mana kira-kira aku harus memulai?” tanya Philip pada diri sendiri. “Ah, ya, dari mate-mu.”

TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant