Chapter 18

39.4K 5K 1K
                                    

Taehyung terdiam, mematung merenungi bagaimana wajah ketakutan Yoora tengah menginvasi pikirannya. Ya, Taehyung dapat melihat dengan jelas bagaimana ketakutan meneror Yoora saat dirinya baru menyentuh Yoora untuk pertama kali. 

Melihat apa yang terpampang jelas di hadapannya, membuat Taehyung menarik satu kesimpulan yang bisa di pastikannya. Pertama, Yoora mungkin sama sekali belum memiliki pengalaman sehingga mengalami ketakutan saat mereka pertama kali akan melakukannya. Hal yang wajar karena memang bagi kebanyakan perempuan, berhubungan selayaknya suami istri untuk pertama kali akan memberikan sakit yang di ibaratkan tubuhnya terbelah tepat di pusat tubuh. Mungkin Yoora memang mengalami ketakutan akan rasa sakit yang akan di dapatkannya. Kedua, Yoora mempunyai pengalaman yang memberinya trauma untuk sebuah sentuhan. Hal ini memang mungkin terjadi jika Yoora benar-benar pernah melakukannya dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan.

Taehyung di hadapkan pada dua kesimpulan. Mengingat bagaimana reaksi Yoora membuat kesimpulannya memberat di satu sisi. Ini bukan pertama kalinya bagi Yoora, Taehyung tahu itu.

Entah bagaimana, rasa kesal menghantamnya hingga membuat berbagai pikiran buruk mengukung kepalanya. Taehyung tahu, Yoora memang bukan tipikal gadis rumahan yang hanya menurut perintah orang tua, Taehyung tahu ada sisi kenakalan dari gadis yang telah menjadi istrinya itu. Namun mengetahui fakta bahwa dirinya bukan menjadi yang pertama untuk sentuhan di tubuh Yoora, membuat harga dirinya terjatuh mengenaskan.

Menertawakan diri sendiri saat menyadari bahwa perempuan yang menjadi istrinya pernah di sentuh laki-laki lain, Taehyung merasa dirinya bodoh saat dulu menjaga dirinya sendiri. Harusnya saat bersama Hana dulu, Taehyung bisa menghabiskan malam penuh kenikmatan bersama. Pasti akan penuh rasa bahagia tanpa penyesalan saat Hana pergi meninggalkannya. Tak perlu ada rasa kesal seperti ini saat dirinya ternyata ditakdirkan menikah bersama perempuan yang sama-sama bekas sentuhan orang lain.

Menghela nafas berat, Taehyung segera bangkit dari ranjang. Menoleh menatap pintu toilet yang tertutup rapat sebelum pergi dari kamar mereka. Suasana hatinya sedang tidak baik. Bahkan mengingat bagaimana wajah ketakutan Yoora tadi tak membuat hatinya tergerak ingin melindungi. Satu pedoman dalam hidup bagi seorang Kim Taehyung adalah apa yang kita dapatkan adalah apa yang kita tanam. Satu kesimpulannya jika Yoora mendapatkan trauma, itu karena kelakuannya sendiri di masa lalu.

Taehyung menghabiskan beberapa waktunya di ruang tengah. Dengan sebotol cola saat satu tangannya menyibukan diri membuka galeri lama di ponselnya. Begitu banyak foto Hana yang tak akan pernah di hapusnya. Masih tersimpan rapi seperti nama Hana yang masih tersimpan di hatinya. Taehyung terus mengamati foto Hana saat tangannya terangkat untuk satu tegukan cola hingga habis. Engahan nafasnya tertera bersama satu lirihan tipisnya. "Bahkan jika aku melakukannya dengan gadis lain, aku akan membayangkanmu yang mendesah di bawah kungkunganku, sayang."

***

Butuh beberapa menit yang cukup lama saat Yoora mempunyai keberanian untuk keluar dari toilet. Menyiapkan sejuta alasan yang akan di ajukannya pada Taehyung. Yoora bersiap jika Taehyung akan memilih berpisah darinya di banding tidak mempunyai keturunan. Tidak, tidak apa-apa. Yoora sudah bersiap.

Maka di saat presensinya tidak menangkap keberadaan Taehyung di kamar, Yoora berjalan keluar untuk mencari Taehyung dan menyelesaikan masalah mereka. Ya, menyelesaikan hingga benar-benar selesai baik Taehyung menerimanya atau pun tidak. Ada Taehyung di sana, berjalan mendekat dan melihat bagaimana pria yang menjadi suaminya itu melirik sejenak sebelum kembali menyibukan diri dengan menyimpan ponsel dalam sakunya. Taehyung mengamati Yoora dan memberikan atensi penuh pada istrinya itu.

"Ini bukan pertama kalinya 'kan?"

Yoora mengangguk pelan, memberitahu Taehyung jika nyatanya Taehyung memang bukan yang pertama baginya. Yoora tak akan menyembunyikannya, dan tak berniat menutupinya sedikit pun.

CALLOUSLY [M]Where stories live. Discover now