Chapter 19

40.4K 5K 434
                                    

Yoora memang bukan tipikal gadis penurut. Gadis pendobrak aturan itu telah memiliki begitu banyak list perbuatan apa saja yang sudah menyimpang. Coba tanyakan pada Jeon Jungkook, pemuda itu tahu dengan persis seperti apa kelakuan sahabat perempuannya.

Namun Jeon terlalu tahu bahwa semua yang di lakukan Yoora hanya semata-mata untuk mengacaukan pikirannya sendiri agar tidak terus menerus bersedih. Karena tepatnya, Yoora menjadi sedikit liar semenjak musibah yang merenggut kebahagiaannya.

Tugas Jeon Jungkook lah untuk tetap bersamanya dan menjaga agar gadis Song itu tetap hidup di hari selanjutnya tanpa cacat apapun.

Yoora sudah sangat paham tentang bagaimana kekacauan rencana. Segala macam hal yang di atur dengan baik-baik, akan berakhir berantakan jika Yoora ada bersamanya. Yoora sangat terbiasa, jadilah dirinya tidak akan terkejut jika sesuatu melenceng dari perkiraannya. Biasanya ada Jungkook yang ada untuk membereskannya, jadi Yoora akan selalu aman.


* * *

"Omong kosong!" Matanya menatap kesal ke arah laut. Membayangkan jika makiannya akan sampai pada orang yang di tujunya. Ponsel menyala menyambungkan pembicaraannya dengan pemuda Jeon di line yang sama.

"Apa yang terjadi?"

"Aku tak bisa bergerak sama sekali, sialan! Bahkan terornya masih terasa sekali." Ada geraman kesal yang kini tercipta dari pemuda Jeon.

"Yoo, hanya beri aku satu perintah untuk menghajarnya, aku akan benar-benar mencarinya sekarang untuk ku musnahkan."

Ada gelak tawa di selingan kekesalannya, membayangkan Jeon Jungkook tengah bersungut menahan emosi. Yoora bisa memperkirakan bahwa sekarang tangan Jungkook pasti mengepal ingin menghantam sesuatu. "Kau tak akan menang melawan Jimin, Jung."

Yoora bisa merasakan bagaimana Jungkook terpancing emosi semakin membuncah. Suaranya yang berat sarat emosi, "Jangan menyepelekanku, Yoo. Kau tahu sendiri bahwa aku bisa dengan mudah menyeret mayatnya ke hadapanmu sekarang!"

"Dan menjadikanmu monster yang sama dengannya dengan membunuh seseorang? Tidak akan pernah, Jeon."

"Membunuh seorang bajingan Park sepertinya tak akan menjadikanku monster, Song Yoora. Kau tidak bisa menyamakanku dengan si brengsek itu!"

Yoora menghela nafas berat. Sejenak kepalanya terasa pening terhantam beban pikiran yang begitu berat. "Jika kau membunuhnya, kalian sama-sama menghilangkan kehidupan seseorang, Jeon. Yang berbeda hanya membunuh akan membuat nyawa seseorang hilang, sedangkan yang di lakukannya adalah menghancurkan kehidupan." Yoora memejamkan mata, membayangkan pria yang di sayanginya menjadi pembunuh bukanlah bayangan yang baik. Itu mengerikan.

"Setidaknya biarkan aku menghajarnya. Aku sudah menahannya bertahun-tahun."

Yoora menggeleng, menolak keras permintaan Jungkook. "Tidak, aku tidak mengijinkanmu menyentuhnya, Jeon Jungkook. Aku tidak akan membiarkan tanganmu kotor karena menyentuhnya!"

Ada hening sejenak sebelum Yoora melanjut dengan lirih, "Lupakan tentang bedebah itu. Aku tak ingin membahasnya." Yoora sedikit bernafas lega saat mampu membayangkan Jeon Jungkook yang mengangguk setuju di seberang sana.

"Jadi, kapan kembali ke Seoul?"

"Kenapa? Kau merindukanku?"

Ada kekehan Jungkook yang sangat khas. Yoora bisa melihat jika pria Jeon itu tengah mengejeknya. "Jangan bertanya padaku seperti itu atau suamimu akan merasa kesal nanti."

Yoora mendelik mendekatkan tubuhnya ke pagar beranda saat matanya menangkap sosok Taehyung yang tengah berjalan mendekat ke arah resort. "Bagaimana kau bisa tahu?"

CALLOUSLY [M]Where stories live. Discover now