Chapter 23

37.1K 5K 653
                                    

Dalam hitungan penjabaran nalarnya, Taehyung tahu apakah seseorang itu tengah merasakan bahagia atau sengsara dalam hidupnya. Taehyung tahu itu hanya dengan melihat bagaimana ekspresi wajah orang tersebut saat berhadapan dengannya. Pengalamannya sebagai CEO telah mampu mengajarkannya bagaimana cara menghadapi klien dengan segala pemikiran yang ada pada diri mereka masing-masing. Taehyung selalu dapat membacanya dengan tepat tanpa meleset sedikit pun. Namun tidak untuk sosok Song Yoora.

Taehyung tahu dia telah memperlakukan perempuan yang menjadi istrinya itu dengan tidak baik. Bahkan Taehyung mampu membaca gurat kesedihan dan kekecewaan pada wajah Yoora saat mendengar perkataannya yang mutlak semalam. Taehyung tidak berbohong dengan berkata bahwa dia masih mencintai Hana kekasihnya, karena nyatanya Yoora belum mampu sedikitpun menggantikan peran Hana yang telah pergi.

Namun bukan itu yang menjadi tujuan Taehyung. Taehyung tahu istrinya itu menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Terlebih di malam dia akan menyentuh Yoora, Taehyung tahu ada yang salah dengan istrinya. Perselingkuhan? Bukan, Taehyung yakin itu bahwa Yoora bukan perempuan dengan harga diri serendah itu. Sedekat apapun Yoora dengan laki-laki bernama Jeon Jungkook, Taehyung tahu hubungan mereka hanya sebatas pertemanan. Tidak lebih dari itu. Taehyung bisa memastikan untuk yang satu itu.

Taehyung tahu Yoora menyembunyikan hal yang lebih besar dari sekedar kedekatannya dengan teman prianya. Bodohnya seorang Kim Taehyung, dia menggunakan cara yang salah untuk membuat istrinya berkata jujur. Ya, dengan memancing pembahasan masa lalunya sendiri, Taehyung ingin memancing emosi Yoora dan membuatnya membuka mulut dan bercerita segalanya. Namun nyatanya hal itu malah membuat Yoora semakin bungkam. Taehyung salah langkah dan salah perhitungan, Yoora lebih kuat menyimpan masalahnya sendirian di banding harus berbagi dengannya.

Seperti sekarang, mata Taehyung tengah mengamati dengan gamblang bagaimana taksi Yoora yang seharusnya berjalan ke jalur rumahnya, kini beralih ke tempat lain, searah dengan arah kantornya. Taehyung tahu Yoora mempunyai tujuan lain, bukan rumah mereka.

Hingga Taehyung harus menunggu beberapa jam saat tubuh Yoora keluar bersama satu mobil yang Taehyung kenal milik Jungkook. Taehyung sudah memperkirakan Yoora memang akan keluar dengan Jungkook.

Taehyung masih terus fokus dengan pemantauannya saat ponselnya berbunyi, nama Jimin tertera di sana sebelum Taehyung menyambungkan ponselnya ke headset sebelum menerima panggilannya.

"Hey, Chim."

"Taehyung, kapan tiba ke Seoul? Aku menantimu."

Taehyung mengernyit heran dengan sikap Jimin, "Aku baru saja tiba di Seoul. Ada apa?"

"Kau langsung ke kantor? Aku ingin menemuimu." Taehyung sedikit heran, tidak biasanya Jimin meminta ijin bertemu dengannya. Biasanya bocah itu selalu tiba-tiba datang ke tempatnya tanpa pemberitahuan apapun.

"Sepertinya aku tidak ke kantor hari ini—"

"Kenapa? Ada apa? Kau kemana?" Satu lagi yang membuat Taehyung sedikit merasa ada yang salah dengan sahabatnya itu. Jimin memang tipikal teman yang perhatian, namun Jimin bukan seseorang yang serampangan memotong pembicaraannya karena rasa ingin tahunya.

"Aku mau pergi bersama Ibuku. Dia bilang merindukan anak laki-laki tampannya." Entah mengapa, Taehyung ingin berbohong pada Jimin. Entah mengapa Taehyung tidak ingin Jimin tahu tentang hubungannya dengan Yoora. Terlebih saat Yoora tidak ingin bertemu Jimin.

"Ah, baiklah jika begitu. Aku akan menemuimu besok, Tae." Taehyung hanya mendengung sejenak sebelum memutus sambungan ponselnya. Hingga tanpa di sadari, mobil milik Jungkook mengarah ke sebuah rumah sakit.

Membuang nafasnya kesal, Taehyung membuang pula pikiran kotornya mengenai Yoora. Tidak mungkin mereka kemari untuk memeriksakan hal yang luar biasa, seperti kehamilan, mungkin? Tidak. Taehyung tidak mempercayainya. Hingga pada akhirnya rasa penasaran membawa tubuhnya berdiri di sebuah klinik.

CALLOUSLY [M]Where stories live. Discover now