1

43.6K 2.9K 486
                                    

"Dek?"

Gue memutar kepala gue kearah pintu ketika mendengar ada yang mengetuk pintu kamar. Setelah menghela nafas, gue menyahut panggilan di depan pintu tadi.

"Kenapa, Mas John?"

"Kamu gak kuliah? Udah jam 8 loh ini."

Gue sempat melirik jam dinding di seberang kasur, kemudian menekuk kaki gue sebelum kembali menjawab, "Mas aku gak kuliah dulu ya hari ini?"

"Loh kenapa, Dek? Buka dulu pintunya. Kamu sakit?"

Dengan susah payah gue bangun dan berjalan ke depan pintu. Tangan kanan gue menekan area perut dengan harapan bisa meredam rasa sakit yang amat sangat gue rasakan sekarang. Namun rupanya tidak berlaku.

Setelah membuka pintu, gue langsung berhadapan dengan Mas Johnny, abang pertama gue yang seketika panik melihat keadaan gue.

"Mas, gue bulanan."

🖤🖤🖤


Setelah akhirnya Johnny membopong gue balik kekasur, dia langsung menelpon pacarnya untuk menanyakan apa yang harus dilakukan untuk pertolongan pertama pada wanita menstruasi. Gue tetep berbaring dengan menekuk kaki gue serapat mungkin. Mas Yuta, kakak kedua gue masih memastikan botol berisi air hangat tetap berada diatas perut gue.

"Mas Yuta," gue memandang abang gue lemas.

"Apa? Kamu mau apa heh? Minum?"

Gue menggeleng ketika Yuta hendak mengambil gelas didekatnya.

"Dek kenapa gak minum obat aja sih? Kamu udah kayak mau mati gitu loh."

Memang gue sengaja nggak mau minum obat. Soalnya takut ketergantungan. Jadi selama gue masih bisa nahan, ya gue tahan.

"Dek, kamu makan dulu ya? Aku beliin sup bentar didepan. Yut, gaada kelas kan? Jagain bentar ya."

Yuta mengangguk sementara gue memejamkan mata, berharap sakitnya ilang aja gitu. Gausah dateng dateng lagi.

Tiba tiba suara hp gue terdengar. Yuta berjalan ke meja belajar kemudian mengecek siapa yang menelpon.
"Dek, Doyoung nih."

Gue mengambil hp dari tangan mas Yuta kemudian memencet tombol jawab.

"Halo?"

"Adek?" Gue mendengar suara mas Doyoung di seberang sana. "Dimana?"

"D-di rumah, m-mas," jawab gue pelan.

"Suara kamu kenapa gitu?" Mas Doyoung mulai terdengar khawatir. "Kamu sak- oh. Aku jalan kesana ya. Udah minum obat?"

Gue menggeleng. "Belum."

"Yaudah. Tunggu ya. Aku kesana. Dirumah sama siapa?"

"Sama mas Yuta. Mas Johnny lagi beli makan."

"Oke. Tunggu. Aku kesana."

15 menit kemudian Doyoung dateng berbarengan dengan suapan terakhir yang Johnny kasih ke mulut gue. Doyoung mengangguk kearah abang abang gue sebelum duduk di tepi kasur. Dia terlihat tenang, tapi matanya sekilas terlihat khawatir.

"Udah mendingan? Hm?"

Gue yang masih terbaring menekuk kaki menggeleng pelan.

"Mas John, dari kemaren nih kayak gini?" Tanya Doyoung.

"Kemaren malem kita masih nonton tv bareng. Baru tadi pagi pas gue bangunin dia udah kayak gini."

Doyoung mengangguk, kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari tas nya.

"Mas John, Mas Yuta, aku boleh ngegosokin betis nya Adek pake minyak kayu putih?" Izin Doyoung pelan.

"Emang ngaruh, Doy?" Tanya Yuta penasaran.

Doyoung mengedikkan bahunya. "Nggak tau sih. Tapi tiap mbak Taeyeon dateng bulan dan sakit perut kayak gini, Mama selalu urutin betis nya dia. Sejam kemudian dia udah bisa duduk."

Johnny dan Yuta mengangguk sebelum Doyoung menepuk betis gue pelan.

"Adek, lurusin dulu yuk kakinya? Aku gosokin bentar. Biar cepet enakan."

Gue yang literally udah setengah sadar cuma merasakan tangan Doyoung yang menggosok betis gue dengan kayu putih, sembari memijatnya lembut. Karena gue udah setengah sadar, gue ga lama malah ketiduran.

🖤🖤🖤

Jam sudah menunjukkan pukul 12 ketika gue bangun tidur. Perut gue masih kerasa nyeri, tapi setidaknya gue udah bisa duduk sekarang. Gue memandang sekitar dan mendapati Doyoung sedang tertidur di sofa kamar gue. Gue berjalan kearahnya dan duduk di sisi yang masih kosong tersisa.

"Mas Doy," gue menepuk pipinya pelan. Kemudian ia menggeliat dan membuka matanya perlahan.

"Adek? Udah enakan?" Tanya nya sambil mengelus kepala gue.

Gue senyum. "Udah mendingan. Mas Doy sholat dulu. Aku ambil sarung di kamar mas Yuta. Mas wudhu dulu, ya?"

Dia mengangguk dan berjalan kearah kamar mandi, sementara gue berjalan pelan menuju kamar Yuta dan mengambil sarung.

"Mas Johnny sm Mas Yuta kemana?" Tanya gue.

"Mas Yuta kuliah, Mas Johnny katanya ada meeting mendadak. Ini aku disuruh jagain kamu."

Doyoung mengambil sarung dan bersiap solat setelah ia mengatakan, "abis ini makan ya. Terus minum obat. Biar bisa istirahat lagi."

Gue cuma mengangguk. "Mas Doy mau balik kekampus lagi?

Dia diam sejenak sebelum ia menggeleng.

"Enggak. Mau nemenin kamu aja disini. Oke?"

[✔]Mas Doy.Where stories live. Discover now