16

11.6K 1.2K 135
                                    

Keesokan harinya, gue nggak keluar sama sekali dari kamar. Johnny, Yuta, dan Lidya daritadi bergantian menyuruh gue makan. Tapi gue sama sekali nggak lapar.

Gue pandangi hp gue sejak tadi. Tidak ada panggilan ataupun pesan masuk dari Doyoung. Pun ketika gue mencoba menghubungi nya, nomornya tidak aktif. Gue makin pusing.

"Dek."

Suara Yuta terdengar dari depan pintu. Gue nggak berniat untuk menyahut, namun gue berjalan kearah pintu dan membuka nya.

Yuta berdiri di depan pintu dengan nampan berisi nasi soto dan air putih hangat.

"Makan dulu."

Awalnya wajah Yuta sempat terbelalak, mungkin dia terkejut melihat penampilan gue. Pun gue sendiri terkejut.

Mata bengkak, wajah pucat, rambut berantakan. Bantal gue basah karena semalaman menangis dan baru bisa tidur setelah subuh.

Yuta tidak banyak bicara. Ia hanya memandangi gue yang tengah mengunyah nasi dan soto tanpa semangat. Lama kelamaan Yuta jengah juga karna gue mungkin menghabiskan 5 menit sendiri untuk mengunyah makanan.

Yuta menyambar piring dan sendok di tangan gue tanpa suara kemudian menepuk nepuk dagu gue pelan.

"Kunyah, kunyah, telaan."

Gue tertawa kecil sebelum akhirnya mengunyah dan menelan makanan gue dengan cepat.

"Masa tiap disuapin Mas harus gitu terus dari dulu," Yuta tersenyum kemudian mengelus kepala gue pelan.

Setelah memakan makanan hingga habis, Yuta menyuruh mandi dan turun ke ruang keluarga. Gue tau, dia meminta gue untuk bercerita pasti.

Setelah gue mandi, gue keluar dari kamar. Tepat setelah gue menutup pintu kamar, lampu tiba tiba mati.

"Shit," umpat gue pelan. Hp gue lowbatt dan lagi di charge. Hari sudah malam dan sama sekali nggak keliatan apa apa saat ini.

"Mas Yuta?!"

Panggil gue saat mencoba menuruni tangga dengan pelan. Tidak ada sahutan apa apa. Kemana sih?!

"Mas!" Panggil gue lebih keras. Gue udah hampir menangis kala itu karna gue nggak bisa ngelihat sama sekali. Namun gue bernafas lega ketika gue sudah meninjakkan tangga terakhir. Baru gue akan memanggil Yuta sekali lagi sampai tiba tiba-

"KEJUTAAAAAAN!"

Gue melompat kaget bersamaan dengan lampu yang kembali menyala dan melihat ramai orang di ruang tengah.

Ada mama, papa, Johnny, Lidya, Jaehyun, Taeyong, dan Ten dengan Yuta ditengah membawa kue dan lilin menyala dengan angka 22.

Ah, iya. Hari ini ulang tahun gue?

Kejadian tadi malem bener bener bikin gue lupa.

"Akhirnyaa keluar kamar juga. Ditungguin dari tadi," Mama memeluk gue erat. "Selamat ulang tahun ya, Sayang."

Gue tersenyum dan mengangguk. Memeluk semuanya yang ada disana satu satu. Jaehyun yang menyamperin gue belakangan memeluk dan mencium pucuk kepala gue. "Happy birthday kesayangan aku!"

"Heh cium cium sembarangan! Mau gue potong tu bibir?!"

Jaehyun melemparkan pandangan meledek kearah Yuta, membuat abang gue itu berlari mengejar Jaehyun dan menjitak kepalanya keras.

Gue duduk di ruang tengah saat semuanya tengah berkumpul di meja makan, dengan alasan mengambil hp di kamar. Rasa kecewa terbesit sekilas mengingat Doyoung tidak hadir saat ini. Bahkan seharian ini dia nggak ada ngehubungin sama sekali.

[✔]Mas Doy.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora