2

24.3K 2.1K 220
                                    

"Mas Doy, ayo!"

Doyoung menggelengkan kepalanya heran saat gue menariknya masuk ke dalam panti asuhan.

Hari ini hari Sabtu. Dan ini awal bulan. Karena gue sama Doyoung lagi bingung mau kemana, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi adik adik kami di panti asuhan. Yang diurus disini kebanyakan balita. Ada juga yang masih bayi.

Gue menaruh plastik berisi perlengkapan bayi dan balita diatas meja sembari tersenyum kearah Mba Nina, salah satu pengasuh di panti asuhan ini.

"Assalamu alaikum, Mba Nin!"

"Wa alaikum salam. YaAllah kamu apa kabaar," Mba Nina menyalami gue. "Sama Doyoung lagi ya?" Godanya sambil tersenyum kearah doi.

Yang disenyumin cuma mengangguk. "Assalamu alaikum, Mba."

"Wa alaikum salam. Yuk, masuk. Anak anak seneng nih pasti didatengin Mba dan Mas favoritnya."

Kami berjalan ke ruang dimana anak anak tengah berkumpul dan bermain. Sekarang lagi jam besuk, jadi anak anak di bebaskan turun dari kasur biar pengunjung juga bisa leluasa mainnya.

"Mbaa!" Gue mendengar suara Rivano yang berlari kearah gue. Gue ketawa.

"Haloo, sayang. Mana yang lain?"

"Itu, itu," anak itu langsung meraih tangan gue dan mengajak masuk. Gue menghampiri beberapa anak disana, begitu juga dengan Doyoung. Dia langsung dikerumunin anak anak cewe yang emang ngefans sama dia semenjak dia dateng kesini pertama kali.

Gue lagi menepuk nepuk pipi Anugrah, anak berumur 2 tahun yang sedang tertidur ketika tiba tiba seseorang menarik ujung baju gue.

"Ih anak aku!!!" Gue memekik pelan kemudian menggendong Anggara, laki laki berumur 3 tahun itu.

Dia cuma ketawa ketika gue menciumi pipinya gemas. Anggara ini yang paling menarik perhatian gue. Ketika gue baru pertama kali kesini, anak itu langsung tiba tiba minta gendong dan selama gue disana dia gak mau pisah sama gue.

"Anggara ya?"

Gue menoleh dan melihat Doyoung tengah menggendong Satria. Sejenak gue tertegun.

Doyoung.... kok cocok kalo punya anak?

"Sini cium dulu," Doyoung mendekatkan wajahnya kearah pipi Anggara kemudian mengecupnya cepat.

"Anak aku," Doyoung ketawa ketika melihat Anggara menyengir gemas.

"Akunya enggak dicium?" Gue memasang wajah cemberut yang kemudian tangan kanan Doyoung yang bebas menjitak ku pelan.

"Hush, banyak anak kecil," omelnya. "Nanti aja di mobil."

Dia menggumam pelan, tapi gue masih mendengar jelas perkataannya yang terakhir.

"Apa? Kamu ngomong apa barusan?" Gue menyenggol nya pelan sambil memainkan alis mata gue.

"Dih, sana tuh urusin Anggara!"

"Mamamamamama.... mamama... mama..."

Gue tertegun mendengar ucapan Anggara yang memandang gue kemudian ia menguselkan kepalanya ke leher gue.

Dia... manggil gue mama?

"Mas Doy?" Gue menoleh kearah Doyoung yang wajahnya sama terkejutnya dengan gue.

"Ih pacar aku ternyata keibuan gini. Sampe bisa dirasain sama anak kecil loh. Sampe dipanggil Mama," Doyoung mengusap kepala gue pelan.

Duh gue mau baper boleh gak nih? Gue emang suka anak kecil. Suka banget. Tapi gue nggak nyangka gue bisa membuat seorang anak yang gak pernah tau orangtuanya siapa, bisa merasakan sesosok ibu yang selama ini gak pernah dia rasain sebelumnya.

[✔]Mas Doy.Where stories live. Discover now