G

8.5K 906 188
                                    

Genre: Romance, Incest
Rate: T+

"Loh kenapa kak?" Jeongin terkejut saat Felix tiba-tiba berlari keluar dari kamar dan memeluknya erat.

"Hiks, ada monster di kamar!" Felix menenggelamkan wajahnya di dada adiknya itu.

"Hah? Monster?" Jeongin mengeryit bingung, kemudian membawa Felix dalam gendongan koala dan berjalan ke arah kamar kakaknya itu.

"Mana monsternya kak?" Tanya Jeongin saat ia dan Felix telah sampai di kamar.

"Itu, di deket ventilasi." Felix enggan membuka matanya sedikitpun.

Jeongin nyaris terbahak saat mengetahui apa monster yang dimaksud Felix, rupanya seekor tokek.

"Kak, itu bukan monster, dia gak gigit kok." Jeongin berusaha membaringkan Felix kembali di ranjang, namun Felix memeluk leher Jeongin sangat erat.

"Gak mau turun, nanti digigit!" Protes Felix.

"Gak bakal digigit kak, ada aku." Jeongin mengusap lembut rambut Felix, namun Felix tetap memeluknya erat.

Jeongin menghela nafas pasrah, akhirnya ia mendudukkan diri di ranjang dan menyandarkan kepalanya di tembok, sehingga Felix kini dalam pangkuannya.

"Kakak kenapa belum bobo? Daritadi udah bilang mau bobo, hayo ngapain?" Tanya Jeongin.

Felix mengangkat wajahnya dan menatap Jeongin dengan mata berkaca-kaca.

"Nungguin Jeongin selesai belajar, mau bobo sama Jeongin." Felix meloloskan satu air matanya.

Aih, Jeongin gemas, ia langsung mengecup pipi chubby kakaknya itu berkali-kali hingga Felix protes kegelian.

"Materi aku masih banyak kak, kakak nanti ngantuk kalo nungguin aku selesai belajar."

"Jeongin gak usah sekolah besok." Felix memasang puppy eyes terbaiknya.

"Haha gak bisa donk kak, kan lagi ujian." Jeongin mengecup dahi kakaknya itu.

"Setelah ujian langsung pulang?" Felix memiringkan kepalanya.

"Iya donk, mau kemana lagi emangnya? Kan ada kakak di rumah." Jeongin tersenyum lembut.

Felix akhirnya menurut dan mulai memejamkan matanya. Setelah yakin kakaknya sudah tertidur, Jeongin membaringkan Felix di ranjangnya dan menyelimuti pemuda manis itu.

*****

"Jeong, mabar yok?" Park Jisung menahan Jeongin yang baru saja keluar dari ruang ujiannya.

"Mabar apaan?" Tanya Jeongin.

"PUBG, mumpung ada Jeno sama Mark juga."

Jeongin tidak langsung menjawab, ia sebenarnya sangat ingin bermain dengan teman-temannya, namun semenjak kedua orang tuanya bertugas ke Paris selama tiga hari ini, ia tidak tega meninggalkan Felix kakaknya seorang diri di rumah.

"Gak dulu deh Sung, gue kudu langsung balik, kak Felix sendirian." Tolak Jeongin.

"Yah, kak Felix gak kuliah?" Tanya Jisung.

"Lagi libur dia. Gue balik duluan ya, sorry banget."

"Yaudah santai, hati-hati ya Jeong!" Jisung melambaikan tangannya ke arah teman dekatnya itu, yang dibalas juga oleh Jeongin.

*****

"Jeongin!" Felix melompat ke dalam pelukan Jeongin saat adiknya itu baru saja sampai di rumah, untung saja refleks pemuda itu bagus, jika tidak mereka bisa jatuh berdua.

"Bentar kak, aku ganti baju dulu, bau asem nih." Jeongin mengusap rambut Felix.

Akhirnya Jeongin masuk ke kamarnya diikuti Felix, karena kakaknya itu sama sekali tidak mau lepas darinya.

"Jeongin sini kakak bukain." Felix membuka kancing seragam adiknya itu satu-persatu, kemudian memejamkan matanya saat melihat barisan ABS Jeongin yang mulai terbentuk.

"Loh kok merem kak?" Jeongin kebingungan melihat kakaknya.

"E-engga kok." Felix membuka matanya perlahan, seluruh wajahnya merona hebat.

Jeongin akhirnya paham, ia pun tersenyum nakal dan memepetkan tubuh kakaknya itu ke lemari di belakangnya.

"Suka sama badan aku kak?" Jeongin berbicara rendah di dekat telinga Felix, membuat seluruh tubuh Felix meremang.

"Je-jeongin..." Felix menundukkan wajahnya dengan gugup, tidak berani menatap Jeongin.

Jeongin terkekeh pelan, kemudian membawa tangan mungil Felix menyentuh ABSnya.

Jeongin mengangkat dagu Felix dengan salah satu jarinya, kemudian mempertemukan bibirnya dengan bibir sang kakak.

"Eumphh..." Felix memejamkan matanya sangat erat saat Jeongin mulai melumat bibirnya dan menyusupkan lidahnya di rongga mulut sang kakak.

*****

TOK TOK TOK

"Jeongin! Kak Felix!" Jisung datang bersama Jeno dan Mark mengunjungi rumah Jeongin.

Hening, tidak ada jawaban.

"Loh kok sepi, tadi katanya langsung pulang." Jisung kebingungan.

"Eh bentar deh, lu pada denger ada suara orang desah gak sih?" Jeno menajamkan pendengarannya.

"Hah masa sih?" Jisung dan Mark terkejut bersamaan.

"Enghhh Jeonginhh... Akhhh..."

"Iya gue denger! Suara kak Felix bukan sih?!"

"Wah parah si Jeongin, kakak sendiri diembat." Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian ketiga pemuda itu kembali menaiki motor masing-masing dan meninggalkan rumah mewah itu. Enggan mengganggu kedua penghuni rumah yang tengah bergulat ranjang.

END

SWEET AMOUR || jeonglix (coмpleтe ✓)Where stories live. Discover now