N.2

6.7K 678 75
                                    

Genre: Romance, Marriage Life
Rate: T+, WARN!

"Daddyy" Felix berlari kecil mendekati Jeongin yang tengah fokus mengetik pekerjaannya.

"Heum? Kenapa sayang?" Jeongin melingkarkan tangannya di pinggul Felix, agar istrinya itu tidak terjungkal ke belakang.

"Daddy, babynya minta es krim." Felix mengusap perutnya yang membuncit sembari memberikan puppy eyesnya kepada Jeongin.

"Loh, kok baby minta es krim malem-malem?" Jeongin ikut mengusap perut Felix, seakan mengajak berbicara janin yang tengah dikandung Felix tersebut.

"Gak tau, baby tiba-tiba pengen es krim strawberry."

Jeongin terkekeh pelan, kemudian mengecup dahi Felix.

"Itu babynya atau mommynya yang minta hm?" Goda Jeongin, kemudian mencubit gemas pipi chubby istrinya.

"Baby yang minta, tapi lewat mommy." Felix tersenyum nakal.

"Kalo daddy gak bolehin gimana?" Jeongin melepas kacamata kerjanya dan menatap wajah manis Felix.

"Nanti baby ngambek!" Felix mempoutkan bibirnya.

"Baby, malem-malem itu gak boleh makan es krim, nanti baby bisa flu, arra?" Jeongin kembali mengusap perut Felix dan berkomunikasi dengan darah dagingnya itu.

"Ih tapi mommy mau es krim." Felix akhirnya menunduk dan mencicit pelan.

"Haha, tuh kan mommynya yang mau es krim." Jeongin menggigit pelan hidung Felix.

"Pleasee, daddyy..." Felix kembali menatap Jeongin dengan puppy eyesnya.

"No, besok siang bolehnya." Jeongin menggeleng pasti.

"Tapi mau sekarang." Felix masih merayu.

"No, sekali no berarti no." Jeongin kini lebih tegas.

"Ugh, daddy jangan marah." Felix menguselkan wajahnya ke dada bidang Jeongin, menyembunyikan wajah manisnya disana.

"Nurut ya? Daddy gak mau mommy sama baby sakit gara-gara makan es krim malem-malem." Jeongin mengusap rambut Felix dan mengecup puncak kepala istrinya itu.

"Eum, nde." Felix akhirnya mengangguk.

"Belum ngantuk hm?" Jeongin membenarkan posisi tubuh Felix di pangkuannya.

"Belum." Felix menggeleng polos.

"Terus mau ngapain?"

"Mau nemenin daddy kerja." Felix memainkan kancing piyama Jeongin yang bermotif couple dengan piyamanya sendiri.

"Tapi daddy kerjanya masih lama nih, nanti mommy ngantuk."

"Gak papa, mommy mau sama daddy." Felix melingkarkan kedua tangannya di pinggul Jeongin, memeluk erat suaminya itu.

"Eh mommy belum minum susu kan?" Jeongin bangkit berdiri bersama Felix yang kini dalam gendongannya, sementara pemuda manis itu ganti melingkarkan kedua kakinya di pinggang Jeongin dan mengalungkan kedua tangannya di leher Jeongin.

"Belom, susunya gak enak." Felix menatap Jeongin dengan berkaca-kaca.

"Enak gak enak tapi kan itu penting buat baby." Jeongin menahan bokong Felix dalam gendongannya kemudian berjalan ke arah dapur.

"Huh daddy gak tau rasanya sih." Felix kembali mempoutkan bibirnya.

Jeongin hanya terkekeh, kemudian mendudukkan Felix di meja dapur dan mulai mengambil kotak susu beserta sebuah gelas kaca.

"Yaudah, daddy juga minum, oke?" Tawar Jeongin.

"Eh? Tapi kan daddy gak hamil?" Felix memiringkan kepalanya dengan imut.

"Ya gak papa, biar daddy juga tau rasa susunya yang kata mommy gak enak." Jeongin mengecup kilat bibir Felix kemudian mulai fokus meracik susu untuk ibu hamil di hadapannya.

Felix hanya memperhatikan sembari duduk bersila, menunggu suami tampannya selesai membuatkan susu untuknya.

"Nah, udah jadi." Jeongin menyodorkan gelas kaca yang sudah berisi susu hangat ke arah Felix, yang segera diterima si manis itu.

Sebenarnya Jeongin salah beli, ia tidak memperhatikan rasa yang tertera di kotak susu tersebut, dipikirnya semua susu memiliki rasa yang sama saja. Namun rupanya ia membeli rasa vanilla, padahal Felix tidak terlalu menyukai vanilla.

"Daddy minum duluan gih?" Felix kembali menyodorkan gelasnya ke arah Jeongin, hendak memperhatikan apakah suaminya itu benar-benar akan meminum susunya atau tidak.

"Oke." Jeongin mengangguk pasti, kemudian mulai meneguk susu tersebut hingga setengah gelas.

"Eumph..."

Felix terkejut saat Jeongin menarik tengkuknya tiba-tiba dan menyatukan bibir mereka, Jeongin mentransfer susu yang berada di mulutnya kepada Felix, membuat cairan putih itu mengalir melalui sudut bibir Felix.

Jeongin melumat dan menghisap bibir istrinya itu, mengeksplor rongga mulut Felix dengan lidahnya yang lihai.

"Emphh... Daddyy..." Felix berusaha mendorong dada Jeongin saat nafasnya mulai memendek.

"Hhh...hhh..." Keduanya terengah, benang saliva terbentuk di antara bibir pasangan suami istri tersebut.

"Gimana? Enak kan susunya?" Jeongin menampilkan smirknya.

"Da-daddy mesum..." Felix menunduk dengan wajah merona, sibuk memainkan ujung piyamanya sendiri.

"Ya kalo daddy gak mesum, baby gak bakal jadi donk." Jeongin menggoda Felix.

"Ih daddy diem!" Felix memukul pelan dada Jeongin, ia benar-benar malu digoda oleh suaminya sendiri.

"Haha, udah nih abisin susunya dulu, abis itu kita bobo." Jeongin menyodorkan gelas susu ke arah Felix, yang segera diteguk pemuda manis itu hingga habis.

"Nah, sekarang giliran jatah 'susu'nya daddy." Jeongin berkedip nakal ke arah Felix.

"Eum, mendadak mommy pengen tidur di lantai dua aja." Felix turun dari meja dapur dan berusaha kabur, namun ia kalah cepat dengan tangan Jeongin yang langsung menarik pinggulnya mendekat.

"Gak boleh, harus tidur sama daddy."

CUP

Jeongin mengecup perpotongan leher Felix dan menjilat leher mulus istrinya itu, membuat Felix melenguh kegelian.

"Da-daddy, baby udah ngantuk, mau bobo sekarang." Felix menggigit bibir bawahnya, berusaha sekuat tenaga menahan desahannya.

"Yaudah ayo kita bobo, abis itu mommy harus boboin 'baby'nya daddy." Jeongin menampilkan smirknya kemudian menggendong Felix ala bridal style ke arah kamar mereka.

END

SWEET AMOUR || jeonglix (coмpleтe ✓)Where stories live. Discover now