J.2

8K 764 123
                                    

Genre: Romance, School Life
Rate: T, kissing scene

CKLEK

"Wah ada 'makan siang' nih." Goda Changbin saat melihat Felix memasuki markas gengnya, ruang OSIS.

Felix hanya memutar bola matanya malas dan memandang berkeliling di ruangan itu.

"Jeongin mana?"

"Tidur, di UKS." Jawab Seungmin yang tengah sibuk dengan laptopnya di sudut ruangan.

"Hah? Dia bolos?" Felix mengeryit tak suka.

"Lah bukannya pacar lu emang tukang bolos?" Changbin malah bingung.

"Ck." Felix berdecak kesal kemudian keluar dari ruangan itu tanpa berpamitan pada para penghuninya, meninggalkan Changbin, Seungmin, dan Jisung yang hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya.

*****

"Kenapa bolos?" Felix melipat kedua tangannya di dada saat baru tiba di UKS dan menemukan Jeongin, kekasihnya tengah berbaring santai di ranjang UKS sembari fokus pada ponselnya.

Jeongin hanya menatap Felix sekilas, kemudian kembali fokus pada game yang tengah dimainkannya.

"Sini bobo di samping gue." Jeongin menepuk-nepuk kasur kosong di sebelahnya.

Felix menghela nafas kasar, susah memang punya pacar adik kelas. Susah diatur.

"Aduh, sakit sayang!" Jeongin mengaduh saat Felix menarik paksa ponselnya dan menjewer telinganya.

"Jawab gue, lu kenapa bolos?!" Felix mengulangi pertanyaannya tanpa melepaskan jewerannya.

"Matematika yang, tau sendiri gue gak suka, lepasin dulu ini sakit ish..." Jeongin berusaha melepaskan tangan mungil Felix dari telinganya.

Akhirnya Felix melepaskan jewerannya dan mengembalikan ponsel Jeongin kepada pemiliknya.

"Kalo bolos terus kapan bisanya?" Felix akhirnya duduk di samping pemuda itu, sementara Jeongin menarik pinggul Felix agar semakin mendekat padanya.

"Sayang, kesuksesan gue di masa depan gak bergantung dari gue jago matematika atau gak. Buktinya bisa dapetin lu aja gue udah ngerasa jadi orang paling beruntung di dunia." Jeongin mengecup kening Felix.

"Ish apaan sih gak jelas." Felix mencubit kencang perut Jeongin, pipinya sukses memerah akibat gombalan adik kelasnya itu.

"Aduh, suka banget sih nyiksa gue?" Jeongin kembali mengaduh sembari mengusap perutnya sendiri.

"Bodo amat, nakal sih." Felix memeletkan lidahnya ke arah Jeongin.

"Yee, percaya sama gue deh, Einstein sama Arthur Cayley juga pernah nakal, tapi mereka jadi orang sukses." Jeongin merengkuh tubuh mungil Felix dalam pelukannya dan kembali membaringkan tubuhnya di ranjang, sehingga kepala Felix terbaring di dadanya.

"Ya tapi kan gue gak suka lu bolos terus, sekali-kali jadi anak baik kek." Felix memainkan jari-jarinya di kancing seragam Jeongin.

"Gue anak baik kok, buktinya gue dapetin lu." Jeongin kembali menggoda Felix.

"Ih udah diem! Bacot banget sih!" Felix kesal karena Jeongin kembali menggombalinya, sementara Jeongin hanya terkekeh puas.

KRINGG

Bel pulang berbunyi, pasangan kekasih itu segera bangkit dari posisi berbaringnya, kemudian berjanji akan bertemu di parkiran setelah mengambil tas dari kelas masing-masing.

"Eh Lix, jam terakhir lu kemana?" Tanya Hyunjin saat Felix baru saja masuk ke kelas.

"Nemenin Jeongin di UKS, dia sakit." Bohong Felix.

"Oh. Nih gue pinjemin catetan geografi gue buat lu, bawa dulu aja." Hyunjin menyodorkan buku catatannya sembari menunduk.

Sudah bukan rahasia lagi jika Hyunjin menyukai Felix sejak kelas satu SMA, namun Hyunjin kalah saing dengan Jeongin, adik kelasnya sendiri yang terkenal bad boy.

"Wah, thanks ya Jin." Felix tersenyum senang sembari menerima buku catatan Hyunjin, kemudian meraih tasnya dan segera keluar dari kelas, menuju parkiran.

*****

"Nyatet apaan?" Jeongin menumpukan dagunya pada bahu sempit Felix dan melingkarkan kedua lengannya di perut Felix. Ia baru saja tiba di rumah Felix malam ini, karena Felix minta ditemani sampai orang tuanya pulang menghadiri acara pernikahan salah satu rekan kerja ayahnya.

"Nyalin catetan geografi." Felix menghadap ke arah Jeongin dan mengecup hidung kekasihnya itu, membuat Jeongin balas mengecup pipinya.

"Bukunya Hyunjin ya?"

"Kok tau?" Felix mengeryit bingung, pasalnya di buku itu tidak ada tulisan nama Hyunjin.

"Tau lah, masa gue gak kenal tulisan kakak gue sendiri."

Felix terkekeh, kemudian melanjutkan kegiatan menulisnya.

"Lu kok lebih milih gue sih yang? Gak milih kak Hyunjin yang lebih pinter dan lebih baik dari gue?" Tanya Jeongin, masih bertahan pada posisinya bertumpu di pundak Felix.

"Hyunjin emang ganteng, pinter, gak suka bolos, tapi hati gue milihnya lu, gimana donk?" Felix mengentikan kegiatan menulisnya dan membalik tubuhnya, sehingga wajahnya kini berhadapan dengan wajah Jeongin.

"Dih, udah pinter ngalus skarang." Jeongin menyampirkan poni Felix dan menempelkan dahinya di dahi Felix, sehingga hidung mereka bersentuhan.

"Siapa yang ngajarin emang?" Felix mengalungkan kedua tangannya di leher Jeongin.

"Bukan gue, gue anak baik gak suka ngalus kok."

"Oh? Berarti lu bukan pacar gue. Pacar gue mah Jeongin kerdus, tukang ngalus sama tukang bolos."

"Haha, bangga lu punya pacar kaya gue?" Jeongin mengecup sekilas bibir pink Felix.

"Lu udah lebih dari cukup buat gue kok Jeong." Felix menunduk dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jeongin.

"Yaudah kalo gitu gue bakal berusaha jadi lebih baik buat lu." Jeongin mengusap rambut Felix dan mengecup pucuk kepala kekasihnya itu.

"Jangan maksa diri lu, gue gak mau lu jadi Hyunjin kedua. Jeongin ya Jeongin, Hyunjin ya Hyunjin."

"Haha iya sayang, sini cium dulu." Jeongin mengangkat dagu Felix dan kembali menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman manis.

END

Gaes, punya twitter? Kuy mutualan 🤤 follow @albertharmb ntar minta folbek aja. Tenang, ku gak ngerdus di twitter kok 😔

SWEET AMOUR || jeonglix (coмpleтe ✓)Where stories live. Discover now