16. Langkah Pertama

13.1K 1K 123
                                    

Kalau ada typo bilang ya hehehheheDukung work ini terus ya supaya aku semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ada typo bilang ya hehehhehe
Dukung work ini terus ya supaya aku semangat

***

Harum semerbak kopi dan telur goreng menyambut indera penciuman Yoojung di pagi hari yang tenang. Empuknya ranjang tempat ia merebahkan tubuh lelahnya yang kemarin menghadapi banyak kesialan membuatnya enggan membuka mata. Rasanya enggan beranjak, ia masih ingin tidur di bawah selimut hangat dengan bantal super empuk.

Bau mint dari pengharum ruangan menambah kenyamanan. Semakin betah ia bergelung di bawah selimut.

Dengan posisi setengah sadar, Yoojung memeluk erat guling bersprei hitam dalam dekapannya. Bau pengharum pakaian yang begitu familiar memasuki indera penciumannya.

"Sejak kapan kamarku harum sekali?" gumamnya dengan mata terpejam, setengah sadar.

"Apa mama mengganti pengharum ruangan dan pakaian ya?" gumamnya sekali lagi. Walau belum sadar 100% Yoojung menyadari pengharum ruangan dan pakaian di tempatnya tidak seperti ini. Ruangannya tak seharum ini karena beberapa hari lalu pengharum ruangannya habis, dia malas ke mart untuk mengisi ulang.

Yoojung yang sedikit terusik dengan harum ruangan yang sangat berbeda dengan kamarnya, perlahan membuka mata. Matanya mengerjap perlahan, pemandangan yang tak biasa menyambut penglihatannya. Kalau biasanya ia akan disuguhi warna warni cerah semisal pink dan biru maka kali ini berbeda. Warna putih dan hitam menyambut indera penglihatannya.

"Aku dimana???" pekiknya terbangun, menegakkan tubuh.

Jelas ia tak di rumah.

Yoojung mengedarkan pandangan, meneliti tiap sudut kamar. Dinding, lemari, meja, sofa, bahkan Gordin tak luput dari penglihatannya.

Sebuah foto besar yang tergantung di dinding yang berhadapan dengan ranjang membuat mata Yoojung membulat sempurna.

Kenapa aku bisa di kamar si duda????

Yoojung mengacak rambutnya. Kesal bercampur bingung.

Helaan napasnya terasa berat.

Ingatannya soal semua yang terjadi kemarin begitu jelas. Kesialan bertubi-tubi yang dialaminya yang mengantarkannya ke balik jeruji besi. Dia begitu sial kemarin.

Ngomong-ngomong soal jeruji besi. Seharusnya ia di penjara, tetapi mengapa ia malah berada di rumah si duda? Lebih parahnya lagi di kamar.

"Jangan-jangan...." Pikiran buruk berkelebat, tangan kanannya menyibak selimut, memeriksa kelengkapan pakaiannya. Wajar dong Yoojung berpikiran negatif, Jaehyun kan duda pasti sudah lama tak bersama wanita. Bisa saja dia khilaf.

Aku mau bunuh diri saja kalau itu terjadi.

Yoojung menghela napas lega saat pakaiannya masih lengkap dan dalam kondisi baik-baik saja. Pikiran buruknya tak terbukti. Dia sedikit tenang.

Sexy DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang