22. Menghindar

11.8K 1K 74
                                    

Yoojung membenamkan wajahnya ke bantal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yoojung membenamkan wajahnya ke bantal. Tubuhnya menggeliat, memiringkan diri ke kanan dan ke kiri. Ponsel yang berada di atas nakas sedari tadi berkedip. Ia sengaja memasang mode silent. Dia sedang tak ingin keluar. Tak ingin melakukan apapun lebih tepatnya. Dia tak masalah menyia-nyiakan sisa liburannya.

Tok tok tok

Ketukan di pintu menghentikan aktivitasnya bermalas-malasan di ranjang. Dia menajamkan pendengarannya, agar tahu orang  dibalik pintu.

"Kak Yoo, cepat bangun. Yang lain sudah bangun. Kita harus segera pergi."

"Ah iya...sebentar." Yoojung lega yang memanggil adalah adiknya Dareum.

"Ditunggu di bawah ya kak. Kak Jaehyun sudah memasakkan sarapan untuk kita."

Mata Yoojung melebar mendengar nama Jaehyun disebut. Mendadak pipinya memanas bila teringat kejadian semalam. Kejadian semalam juga yang membuat Yoojung tak berani bertemu lelaki itu.

"Dareum, tunggu..."cegah Yoojung buru-buru keluar menemui adiknya.

"Kenapa kak?" Dareum mengurungkan niatnya turun ke lantai satu saat kakaknya itu muncul dengan wajah kusut.

"Kakak kenapa sih?" Dareum bingung kakaknya tak kunjung menjawab dan hanya memandang dirinya.

"Itu—perut kakak sakit," Yoojung memberi alasan, sedikit berakting menahan sakit sambil memegangi perutnya.

"Ke kamar mandi sana kak," jawab Dareum enteng.

"Bukan sakit karena itu-perut sepertinya-kamu tahulah wanita-datang bulan."Yoojung terbata, masih berakting memegangi perutnya. Dia tak sepenuhnya berbohong perihal datang bulan. Dia memang datang bulan tapi sudah dua hari lalu. Dia berharap adiknya paham maksudnya, selama ini ia selalu merengek tiap datang bulan pada sang mama, dan adiknya selalu di sana.

"Oh sakit karena datang bulan ya kak," sahut Dareum mengangguk paham.

Mata Yoojung berbinar. Untung adiknya tahu.

"Yaudah kakak istirahat aja kalau memang perutnya sakit."

Yoojung tersenyum tipis, dalam hati bersorak. Aktingnya berhasil. Lagipula ia tak seratus persen berbphong.

"Selamat beristirahat kakak."

"Terimakasih adikku sayang." Yoojung meringis masih memegangi perutnya. Dia masih berakting sampai Dareum menuruni tangga.

Yes!!!

Setidaknya Yoojung bisa di rumah sendirian dan meminimalkan pertemuannya dengan lelaki itu untuk sementara waktu.

Ayolah, peristiwa semalam benar-benar memporak-porandakan perasaannya.

Yoojung menutup pintu saat suara langkah Dareum semakin tak terdengar.

Selanjutnya ia merebahkan tubuh ke ranjang dan berguling-guling di sana. Wajahnya berbinar bahagia karena melewatkan jalan-jalan hari itu. Sebenarnya ia kecewa sih harus melewatkan pergi ke tempat tujuan mereka hari ini. Pantai.

Sexy DaddyWhere stories live. Discover now