Close to You.

3.5K 361 69
                                    

Sepertinya pagi hari ini bukan merupakan awal hari yang baik bagi Jaehyun. Bagaimana tidak? Mulai dari bangun lebih pagi dari biasanya setelah tidur hanya 3 jam, ban mobil tertancap paku, hampir menabrak kucing. Dan sekarang tiba-tiba mendapat kabar bahwa dosennya tidak masuk, di saat ia sudah berada tepat di parkiran fakultasnya.

'Sial, kalau tahu begini tadi malam aku tidak perlu begadang mengerjakan tugas ini,'  batinnya menatap miris seonggok lembaran tebal di sampingnya yang ia kerjakan dengan sistem kebut sampai pukul 2 malam.

Berdecak kesal, ia pun keluar dari mobil dan menutup pintunya dengan tekanan yang lebih besar dari seharusnya. Menunjukkan kekesalan yang cukup kentara.

'Sebaiknya aku beli sarapan dulu. Mumpung kelas berikutnya masih cukup lama,' dan ia pun melangkah menuju kantin.

Setelah memesan sepiring roti bakar dan jus jeruk, ia menelusuri kantin untuk mencari tempat kosong. Cukup padat, dan beberapa teman memanggilnya untuk bergabung. Namun fokusnya kini beralih ke sosok yang cukup asing di lingkungan itu, yang ia yakini bukan mahasiswa di fakultas tersebut. Langkahnya tanpa sadar membawanya untuk berdiri di meja gadis yang sedang fokus dengan kedua earphone menyumpal kedua telinganya dan sebuah buku dengan lembaran penuh garis-garis. Lengkap dengan sepiring roti yang sudah dimakan setengah dan segelas cappuccino di sampingnya.

"Hey," sapanya.

Merasakan ada hawa panas di hadapannya, membuat gadis dengan sebutan nama bunga itu mendongak.

"Oh, hai." sahutnya singkat lalu kembali fokus dengan buku di hadapannya lagi.

'Okay, ini sangat canggung. Apa yang aku lakukan?' Jaehyun membatin.

"Boleh aku duduk disini?"

Rosé, gadis dengan tatapan datar itu mengendikkan bahu. "Ini daerahmu, pangeran. Untuk apa meminta izinku?"

Oke, bahkan gadis ini juga sudah nengetahui julukannya di Fakultas Ekonomi. Entah kenapa itu membuatnya sedikit senang karena itu berarti keberadaannya diperhatikan oleh gadis dingin ini.

Jaehyun pun duduk dengan (mencoba) santai sembari mengetukkan jarinya di meja.

"Kau menunggu Eunha, ya?" tanyanya. Beberapa detik tak menjawab sampai anggukan kecil ia terima.

Seakan bisa membaca pikiran Jaehyun dari ekspresinya, Rosé menunjukkan ujung kabel earphone yang tidak ia sambungkan ke ponselnya lalu tersenyum miring, "Kau tahu, cukup berguna untuk membuat orang tidak berani menggangguku."

Jaehyun berkedip beberapa kali mencerna ucapan gadis di depannya.

"Walau itu sepertinya tak berlaku untukmu," tambah si surai blonde itu pelan.

"Cara terbaik juga untuk mengetahui apa yang orang bicarakan di belakangmu." Jaehyun melirik sedikit gadis-gadis yang berkumpul di meja belakang mereka, yang sedari tadi tidak pernah melepaskan pandangan menusuk dari sang gadis.

Rosé terkekeh pelan, "Mulai dari pencuri perhatian, gadis sombong, sampai penggoda pacar orang. Sangat menghibur."

Jaehyun ikut tertawa, sedikit canggung. "Itu tidak mengganggumu?"

"Ayolah, untuk apa memperdulikan omongan di belakang? Mereka hanya pengecut yang bersembunyi di balik punggungmu."

Kini Jaehyun terdiam, entah terpana atau terkesima, yang pasti ia sadar kalau matanya tidak berkedip untuk beberapa detik sebelum menyadarkan dirinya karena menatap gadis itu lebih lama dari batas wajar. Tapi untunglah, entah terlalu cuek, sang gadis tidak mempermasalahkannya dan kini sibuk menyesap cappuccino miliknya.

La Memóire x 1997 line.Where stories live. Discover now