Put It Down.

1.7K 168 38
                                    

Seharusnya tidak begini.

Chaeyoung mengingat-ingat kapan terakhir kali ia melihat tempat ini begitu ramai. Karena seingatnya, tempat ini adalah tempat terbaik untuknya menghabiskan waktu dengan tenang dan damai tanpa hiruk pikuk keramaian di sekitar.

"Astaga, tau gini gue ke Upnormal aja," gumamnya setengah sebal.

Tangan kanannya menenteng laptop dan berdiri di depan area parkir book cafe langganannya.

Mungkin mereka pakai pelet baru, terkanya asal.

Akhirnya ia menghela nafas lalu berputar balik untuk mencari tempat tongkrongan lain.

"Hai, princess," sapaan tak asing terdengar membuatnya mendongak, mendapati beberapa orang di hadapannya dengan wajah hampir tak ia kenal. Kecuali orang yang menyapanya tadi.

Keningnya mengerut, "Lo ngapain disini?" tanyanya heran.

"Sama kayak kamu, mau nongkrong tapi heran kok cafenya rame," ujarnya sambil mengangkat dagunya ke arah teman-teman di belakangnya.

"Guys, kenalin. Ini Chaeyoung jurusan musik," ujarnya kepada temannya yang tersenyum dan melambai ramah ke arahnya.

"Oh, ini Jae?" ujar salah satu temannya yang membuat Jaehyun langsung panik mendorong pundak temannya sebelum fokus ke gadis di depannya yang tersenyum singkat.

"Yaudah, gue duluan ya," ujar Chaeyoung hendak beranjak pergi. Namun tangannya ditahan oleh Jaehyun, menghambat langkahnya. Tentu saja telinganya tidak melewatkan bisikan aneh dari teman-teman sang adam.

"Ikut aku, yuk?" tawar Jaehyun, membuatnya otomatis menggeleng.

"Gue nyari tempat sepi. Disini rame banget, gue mau cari tempat lain," jawabnya.

Jaehyun mengendikkan bahu, "Aku juga gak mau disini, makanya ngajak kamu ikut aku,"

Ucapannya membuat Chaeyoung mengernyit bingung, "Ngga ah, masa gue gabung sama tongkrongan lo sama temen lo,"

Jaehyun membalikkan badannya sejenak untuk berbicara ke teman-temannya, lalu disahuti dengan anggukan dan tatapan jahil dari mereka yang membuat Chaeyoung penasaran, tapi tak diutarakannya.

"Dah, yuk," tangannya yang ditarik membuatnya sadar mereka berjalan meninggalkan area kafe menuju lapak parkir, meninggalkan teman-teman Jaehyun yang beralih memasuki cafe.

"Lah, heh, temen lo?" Chaeyoung memandangi pria dengan dimple manis itu bingung, namun menurut saat sang pria memberinya helm.

"Biarin aja, aku lagi pengen sama kamu," tukasnya dengan nada yang seakan itu hal wajar, padahal kebalikannya, hal itu sangat sangat tidak wajar di telinga Chaeyoung.

Membuat ajakan Jaehyun untuk duduk di bangku belakangnya dan menarik kedua tangannya untuk berpegangan pada jaketnya terasa blur di pandangannya, dan saat sadar, mereka sudah ada di jalan raya dengan motor yang melaju dengan kecepatan sedang.

Angin malam yang berhembus membuat Chaeyoung sedikit mengantuk, berpikir akan sangat nikmat jika ia mendapatkan segelas kopi hangat segera.

"Mikirin apa, princess? Kok diem?" suara itu membuyarkan lamunannya membuatnya menyadari sedari tadi kaca spion kiri motor pria itu mengarah padanya, membuatnya dengan jelas melihat wajah sang pria yang sedang menatapnya.

Sedikit salah tingkah, Chaeyoung mengalihkan pegangannya ke tumpuan belakang motor dan mendengus.

"Gak usah manggil gitu deh, geli," tukasnya membuat Jaehyun terkekeh.

"Jadi manggil apa, dong? Kan kamu manggil aku pangeran, yaudah aku panggil kamu princess dong,"

Chaeyoung merasa wajahnya memanas saat otaknya mereka ulang kejadian di mini market beberapa minggu lalu dengan anak tunawicara yang menggemaskan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

La Memóire x 1997 line.Where stories live. Discover now