Or No?

1.7K 230 34
                                    

Perjalanan pulang dua anak adam dan hawa itu hanya diisi oleh keheningan. Berbeda sekali dengan biasanya, dimana penuh dengan candaan konyol dan tawa manis dari keduanya.

Seakan menyadari situasi yang sangat canggung itu, sang gadis berdeham pelan.

"Uh, kamu ngga sibuk malam ini?" tanyanya.

Yang ditanya hanya menggeleng pelan, "Kenapa?"

Kali ini giliran si gadis bertubuh mungil itu yang menggeleng.

"Aku mau ngajak makan, mau ngga? Ada tiket promo dari kak Sojung," jelasnya sembari menatap penuh harap.

Menyadari itu, Jungkook -sang adam- tersenyum sembari mengacak lembut surai gadis di sampingnya, "Baiklah, nanti jam 7 aku jemput," ujarnya sebelum kembali fokus dengan jalanan di depannya. Eunha tersenyum lebar, tiba-tiba merasa tidak sabar dengan kencan mereka nanti malam.

Setelahnya, suasana di antara mereka tidak begitu canggung lagi. Bahkan Jungkook sudah mulai menjahili Eunha dengan mengganti saluran radio kesukaan Eunha dengan stasiun lain. Yang tentu saja mengundang protes dari gadis itu.

...

Jam 8.

Eunha menghela nafasnya, sembari menatap ponselnya yang tidak -belum menampilkan notifikasi apapun.

"Loh, kamu belum berangkat? Mama pikir sudah,"

Ucapan ibunya semakin membuat suasana hati Eunha semakin memburuk. Tidak biasanya Jungkook membiarkannya tanpa kabar begini. Bahkan mengatakan kalau kencan mereka batal saja tidak ada. Semakin membuat Eunha gelisah.

"Aku nunggu di atas aja ya, Ma," ucapnya akhirnya dan beranjak menuju kamarnya.

Apa mungkin terjadi sesuatu? batinnya tak tenang.

Mawarni.

Loh, coba telepon aja. Mungkin dia lagi ada urusan mendadak jadi lupa.

Lupa? Bahkan sedari tadi Eunha tidak berhenti tersenyum membayangkan akhirnya setelah sekian lama Jungkook disibukkan organisasi dan tugas kuliahnya, mereka mendapatkan waktu berdua. Apa memang benar dia lupa? Biasanya dia akan mengirimkan pesan permohonan maaf kalau ia tidak bisa datang kerumahnya untuk sekedar menonton film bersama, atau mengantarnya pulang.

Ini bahkan sudah seminggu semenjak Eunha berangkat kuliah sendirian.

Dia sama sekali tidak ingin berpikir negatif, karena keyakinannya kalau Jungkook pasti punya alasan. Dia memutuskan untuk menunggu, sampai lelaki itu sendiri yang menjelaskannya.

Begitu terlarut dengan pemikirannya, sampai ia jatuh tertidur dengan masih berpakaian manis ala kencan.

Tadinya ia berpikir bahwa mereka akan baik-baik saja keesokan harinya. Jungkook akan meminta maaf, dan ia akan memaafkannya. Tetapi bahkan sampai kelas terakhirnya, batang hidung lelaki bergigi kelinci itu tidak juga tampak dimanapun. Padahal ia tahu jelas kalau lelaki itu sudah hapal betul dengan jadwalnya.

"Lama-lama bisa berlubang itu layarnya kamu liatin terus," candaan Jaehyun hanya ditanggapi dengan helaan nafas pelan. Tatapan Eunha masih tetap fokus ke ponselnya.

Menyadari kondisi sang gadis yang tidak begitu bagus, Jaehyun memberikan tepukan pelan di pundak gadis itu untuk sekedar memberi semangat. Yang ditanggapi dengan senyuman kecil dari sang gadis.

Tiba-tiba ada pemberitahuan mengenai rapat BEM sampai tepat ketika kelas terakhirnya selesai. Tanpa menunda, ia dan Jaehyun langsung saja berjalan menuju ruangan BEM, di tengah jalan mereka bertemu dengan Eunwoo dan Jiho lalu memutuskan untuk berjalan bersama.

La Memóire x 1997 line.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang