This Feeling.

2.3K 262 29
                                    

“Chaeyeon-ah!"

Sebuah suara menginterupsi lamunan sang gadis yang tengah berjalan menuju kelasnya. Ditolehkannya kepalanya untuk menatap gadis bersurai cokelat lurus yang kini melambai dengan semangat ke arahnya.

“Oh, hai!” Chaeyeon membalas lambaian tersebut dan tersenyum lebar. Mood-nya hari ini terasa cukup baik entah kenapa.

“Selamat pagi!” gadis bersurai cokelat tadi yang sering dipanggil Yuju itu kini berhasil merangkul Chaeyeon dan membawa langkah mereka menuju kelas.

“Pagi, Yuju. Kamu sudah sarapan?” tanya gadis cokelat satunya.

“Belum, hehe. Kamu kan tahu aku ngga bisa sarapan, nanti perutku sakit.”

Chaeyeon menggeleng pelan mendengar jawaban temannya sejak SMA itu, “Kamu ini kebiasaan, deh! Aku yang ngga doyan makan sih wajar. Awas ntar ngeluh di kelas.” Ancamnya menunjuk hidung Yuju yang membuat mata gadis itu juling.

Ditepuknya pelan tangan Chaeyeon lalu mendengus, “Ish, jangan gitu! Nanti aku beneran laper di kelas,” gerutunya.

Sesampai di kelas, Yuju langsung mengajak Chaeyeon duduk di sebelahnya, di barisan kedua. Tidak berminat duduk di depan karena mata kuliah pagi ini cukup membosankan dan ia tidak ingin ditegur karena terus menguap nantinya.

Ia melirik Chaeyeon yang sedang fokus ke ponselnya, sepertinya sedang mengetik pesan untuk seseorang. Yuju memutuskan untuk mengintip sekilas layar ponsel Chaeyeon dengan memundurkan badannya sedikit. Ia terkesiap saat membaca isi pesan Chaeyeon yang kini ia yakini untuk seseorang yang dikenalnya. Lebih tepatnya, yang dia pergoki kemarin sore.

Iya, jadi setelah memergoki Mingyu yang memergoki Chaeyeon dan Jaehyun sedang bermesraan (di mata Yuju), dengan sopannya ia pamit undur diri dan berakhir menghabiskan crepes pesanan Chaeyeon sendirian.

Wah, wah, dia bisa membayangkan betapa awkward kejadian itu. Untung saja dia buru-buru kabur.

Setelah Chaeyeon menyimpan ponselnya, barulah Yuju menatapnya dengan ekspresi menggoda.

“Kenapa wajahmu itu?” tanya Chaeyeon dengan sebelah alis yang terangkat. Yuju tetap bertahan dengan ekspresi menyebalkannya yang memancing Chaeyeon untuk mencubit sebelah pipinya.

“Aw, sakit!” protes Yuju yang mengundang dengusan dari Chaeyeon.

“Lagian wajahmu nyebelin banget!”

Yuju merengut, “Habisnya kamu fokus banget balas pesannya. Sudah dekat banget nih sepertinya?” kembali dengan ekspresi menyebalkannya.

“Apa maksudmu?” heran Chaeyeon.

“Hm, tampaknya sebentar lagi akan ada bunga bermekaran di keanggotaan BEM.” Dengan gaya ala detektif yang menyanggah dagunya dengan ibu jari dan telunjuknya, Yuju menyipitkan matanya ke arah Chaeyeon yang sedetik kemudian membentuk senyum miring.

“Hei, apa maksudmu hah? Jangan ngawur deh.”

Chaeyeon mengibaskan tangannya dan kini mengeluarkan buku notes dari dalam tasnya.

“Siapa yang ngawur? Kejadian kemarin sore sudah membuktikan kalau kalian memang sedang dekat. Dan barusan juga kamu ngirim pesan ke dia, kan? Ngaku saja. Aku kan temanmu!”  Yuju tampak bersikeras membuat Chaeyeon mendecak.

“Sudah ngaku juga. Memang ngga ada apa-apa. Dan lagian, satu organisasi kalau dekat ya wajar!” protesnya balik. Tentu berita miring seperti ini sedikit mengganggunya. Ia tidak ingin hubungannya dengan Jaehyun menjadi canggung nantinya.

“Oh gitu. Oke, oke, aku percaya.” senyum Yuju masih menunjukkan kalau ia tidak mengindahkan apapun perkataan Chaeyeon. Melihatnya, Chaeyeon hanya menghela nafas pasrah. Yuju akan selalu begitu, pikirnya.
Sampai pada kelas berakhir, Yuju berkata ia harus pergi ke suatu tempat karena ada urusan. Huh, kapan jadian? Gitu mulu, menjadi respon Chaeyeon yang dibalas dengan delikan tajam gadis tinggi itu.

La Memóire x 1997 line.Where stories live. Discover now