Wrong Target.

2.6K 311 41
                                    

Masih lanjutan dari chapter sebelumnya, ya. Settingnya masih sama!

Ia menatap kedua gadis yang sudah menjauh dari kantin fakultasnya dengan senyum kecil, "Kesayangan, ya." gumamnya pelan.

"Hm? Siapa? Siapa kesayanganmu?" sebuah suara menginterupsi lamunannya dan menoleh ke kiri, mendapati dua sosok yang sangat familiar baginya.

"Oh, kalian baru datang?" beralih menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, membuat Jiho berdecak. Ia memandangi arah tatapan Jaehyun tadi tapi tidak mendapati apapun.

"Oh, Eunha tadi barusan pergi?" tanya Eunwoo.

Jiho menatap heran ke arah pria bersurai hitam itu. Tajam sekali matanya kalau sudah lihat cewek, pikirnya.

Jaehyun mengangguk, "Iya, baru saja."

"Bersama Rosé?" tanya Eunwoo lagi. Kerutan di dahi Jiho semakin dalam. Darimana dia tahu?

Jaehyun juga sepertinya ikut heran karena kini anggukannya memelan, "Ya, tadi Rosé menunggunya disini."

"Ah, sayang sekali. Kau sih, kelamaan dandan. Keburu pergi, deh." Eunwoo mengeluh.

"Hah? Kenapa deh. Eunha sudah punya Jungkook, loh! Jangan macem-macem, ya." Jiho memutar matanya malas. Sedangkan Jaehyun hanya diam, seperti memikirkan sesuatu di dalam kepalanya.

"Sudah, sudah. Ayo pesen makanan, aku lapar!"

...

Chaeyeon menguap pelan sembari meregangkan otot punggungnya yang terasa pegal.

"Ah, aku sama sekali tidak mengerti." keluhnya. Ia melirik ke arah jam yang tertera di ponselnya, "Yuju lama banget, sih? Nyari crepes doang ngga balik-balik."

Ia meraih ponselnya lalu memutuskan mengalihkan pikirannya sejenak dengan mengeksplor media sosialnya. Ini baru tugas pertamanya sebagai BEM dan begitu banyak dokumen-dokumen yang harus ia periksa dan diketik ulang. Belum lagi proposal untuk event besar mendatang.

Kenapa pihak kampus ngga milih calon sekretaris, sih? Dikira tanganku ada delapan apa, ya. Ngetik segini banyak dalam waktu singkat, ia kembali mengeluh.

Matanya melirik ke arah meja di sampingnya, yang berada di tengah ujung ruangan, punya ketua juga kayak kulkas. Ngedeketinnya aja serem, apalagi nanya. Ntar kena damprat!

Lalu matanya menangkap meja di hadapannya, yang berseberangan dengan miliknya.

Oh, benar juga.

...

Drrrt.

Suara getar ponsel di meja menengahi pertengkaran Jiho dan Jaehyun yang kini meringis menahan sakit di rambutnya akibat jambakan gadis tinggi itu.

"Aw, sudah, sudah! Lepas dulu!"

Jiho mendelik tajam, "Awas saja menghina pipiku lagi! Bukan hanya jambak, kubotakin rambutmu sekalian!"

"Iya, iya, dasar bawel." Jaehyun mengelus kepala malangnya sembari membuka pesan obrolan dari kakao miliknya. Sedikit kaget setelah selesai membaca namun tetap membalasnya dengan raut sedikit serius.

Ibu Sekretaris
Ung.
Jaehyun-ssi, apa kau sibuk?

Me
Tidak, kelasku dibatalkan. Ada apa?

Ibu Sekretaris
Aku butuh bantuanmu. . .
Kalau tidak merepotkan!
Kalau kau keberatan juga tidak masalah.
Aku akan meminta tolong Yuju saja.

La Memóire x 1997 line.Where stories live. Discover now