P-10

9.5K 550 48
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE DAN COMMENT YA GAES,BERI KESAN DAN PESAN KALIAN JUGA

DAN JANGAN LUPA KRITIK DAN SARANNYA. KARENA SARAN DARI KALIAN SANGAT BERGUNA UNTUKKU

JANGAN JADI SIDERS YA,KARENA DOSA WKWKW

BUAT LAGU DIATAS ITU MENURUT AKU SIH COCOK DENGAN PART KALI INI

JADI KALIAN BISA DENGERIN,TAPI KALAU GAK NYAMBUNG SIH KALIAN BISA KASIH TAU AKU BIAR NANTI AKU GANTI. ATAU KALIAN BISA NGUSULIN LAGUNYA.

________________________


"Syukur alhamdulillah tidak ada masalah yang serius,hanya saja bu sabrina harus lebih beristirahat apalagi baru kemaren keluar dari rumah sakit jadi harus total istirahat" haykal mengangguk lalu pandangannya beralih ke raiq dan sabrina yang dirawat dalam satu ruangan.

"Untuk nak raiq pak haykal tak usah cemas,dia anak yang kuat. Dia mengalami demam biasa saja,karena diusia nya yang lagi aktif-aktifnya sepertinya dia tak mau beristirahat dan akhirnya kecapean" haykal mengangguk lalu berterimakasih pada dokter zilla yang sudah memeriksa kedua belahan jiwanya,lalu berjalan menuju brankar sabrina begitu dokter zilla keluar dari ruangan.

"Maafin aku mas,aku udah bikin kamu panik" airmata mulai membendung dikelopak mata sabrina,haykal memegang tangan sabrina, mengusapnya lembut seolah memberikan energi bagi sabrina.

"Gak apa,aku yang salah karena udah gagal jagain kalian" haykal menatap sabrina dan raiq bergantian,merasa seperti sekarung batu menghantam dadanya,sesak.

"Yaudah,kalian cepat sembuh ya. Aku mau keluar sebentar" sabrina mengangguk memberikan waktu untuk suaminya itu menenangkan diri sebentar.

"Lindungilah suamiku ya Allah"lirihnya.

*

Haykal nampak kacau,rambutnya sudah berantakan,bibirnya pun nampak menghitam tak secerah dulu lagi. Berkali-kali dia mencoba menenangkan dirinya mencoba untuk melupakan semuanya tetapi justru otaknya malah memutar masalalunya kembali,dimana masa dia masih mengacuhkan sabrina,membiarkan sabrina,selalu menganggap sabrina itu tak ada meskipun raganya ada dirumah tapi dia selalu menganggapnya hanya angin belaka. Jika dia dulu tak melakukan hal itu,mungkin sekarang sabrina pasti tak akan seperti ini. Itulah haykal,setiap memutar otak,kenangan masa lalu pasti akan kembali mengiang di kepalanya.

"Hey,lagi ngapain ?" Suara itu,haykal sangat mengenali suara itu. Suara yang dulu sering menghiasi hari harinya,selalu memberi semangat dihidupnya,dan suara yang selalu menjadi harapan masa depannya.

"Boleh duduk?" Haykal tak ingin melihat sang pemilik suara itu,dia hanya ingin menenangkan diri bukan untuk mengenang masa lalu.

Suasana sempat hening,haykal tak ingin memulai percakapan karena memang dia kesini tidak untuk berbicara dengan siapapun,melainkan untuk menenangkan diri.

"Jadi gimana kabar kamu,udah lama kita gak ketemu lagi" haykal masih diam,tak mau mendengar suara itu lagi.

"Ikal,kamu marah ya sama aku?" Cukup sudah,haykal sudah tak tahan dengan semua ini. Airmatanya mulai membasahi pipinya,mengalir deras tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Kal,maafin aku kal. Aku tau aku salah aku tau,tapi setidaknya kamu mau kan maafin aku." Wanita itu hendak memegang tangan haykal namun dengan cepat haykal menarik tangannya,menolak untuk disentuh olehnya.

"Kal,aku tau kamu masih punya perasaan sama aku. Aku tau kamu masih cinta dengan aku,aku tau kal." Haykal membuang muka,tak ingin melayani wanita seperti dia. Haykal sudah cukup muak dibuat olehnya.

"Kal aku cinta sama kamu kal,aku cinta!!" Kini mereka menjadi pusat perhatian,haykal tak mau hal yang tak diinginkannya terjadi.

"Cukup farah,kamu dan aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Yang lalu biarlah berlalu,sekarang saya sudah punya istri dan anak,jadi tolong menjauh dari saya dan keluarga saya!!." Wanita itu terkejut begitu mendengar ucapan haykal,airmatanya langsung mengalir deras.

"KAMU BOHONG KAL!KAMU BOHONG!" Haykal tak mau mendengar lagi suara itu,dia langsung berlalu menuju kamar sabrina.

Wanita itu masih menangis tersendat dibangku taman,meratapi kebodohannya. Mengapa dia dulu pergi meninggalkan pria yang baik hati seperti haykal dan lebih memilih pria kayaraya yang ternyata tak memiliki perasaan sama sekali padanya.

"Bodoh!bodoh!aku terlalu bodoh membiarkan haykal diambil oleh orang lain!" Wanita itu terus memukuli pahanya yang tertutupi oleh gamis berwarna merah muda.

"Tidak!tidak akan kubiarkan siapapun memiliki haykal selain diriku." Wanita itu bangkit dari posisinya lalu berjalan entah berantah.

*

Tak banyak yang bisa sabrina lakukan selain tidur dan melihat raiq yang sedah tertidur disampingnya. Sesekali dikecupnya kening raiq,menyalurkan rindunya pada anak itu,entah kenapa dia meraskan rindu yang amat sangat rindu. Terlebih pada adik lelaki nya yang berada dijakarta yang sedang menempuh S2.

"Assalamuallaikum" sabrina terkejut saat pintu terbuka dengan kencang lalu ditutup dengan kencang juga,membuat raiq yang sedang tertidur sampai terbangun.

"Waalaikumussalam" jawabnya sambil mengelus raiq agar tak menangis karena terkejut.

"Mas lain kali pelan-pelan,kasihan raiq kaget ini." haykal menatap sabrina dengan tatapan tak seperti biasanya,tatapannya kali ini begitu tajam,sama seperti tatapannya di awal pernikahan.

"Nda aus" sabrina terkejut saat raiq memanggilnya dan meminta air kepadanya,dengan cepat diraihnya gelas berisi air putih yang berada diatas nakas tempat tidur.

"Astagfirullah" gelas itu terlepas dari genggamannya dan terjun bebas menghantam lantai yang dingin.

Mendengar gelas pecah,haykal yang sedang duduk disofa ujung ruangan sambil memejamkan mata mencoba untuk menenangkan diri,langsung bangkit dan berjalan menuju brankar.

"Kamu tu gimana sih,gitu aja sampe pecah!" Sabrina tertegun,baru kali ini haykal marah padanya setelah kejadian di bioskop lalu.

"Ma maaf mas,aku tadi ketusuk jarum infus" ya,memang saat sabrina hendak mengambil gelas diatas nakas,jarum infus yang masih menancap ditangannya sedikit nakal dan menusuk bagian tangannya.

"Banyak alasan aja kamu!" Ucap haykal lalu pergi meninggalkan sabrina dan raiq yang terdiam diatas brankar

"Ayah malah ya nda ?" Tanya raiq dengan tatapan masih kearah pintu kamar yang telah tertutup.

"Gak raiq,ayah gak marah kok. Ayah cuma kecapean aja" terang sabrina dengan senyuman diwajahnya,menyembunyikan kesedihannya dari anaknya.

Aku tak tau apa yang terjadi pada dirimu,tapi percayalah aku akan selalu berada disampingmu selamanya.

-sabrina-

________________________

NEXT BAKALAN GREGET WKWKW

KARENA ADA SESUATU YANG AKAN MUNCUL WKWKWK

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA

Pak PPL(?) suamiku(?)Where stories live. Discover now