P-14

6.8K 441 12
                                    

SEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA MENEKAN TOMBOL VOTE :,)

KARENA JIKA KALIAN MENVOTE CERITA INI MAKA SECARA TIDAK LANGSUNG KALIAN MEMBUAT AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT UNTUK UP LAGI LAGI DAN LAGIIIIIIIII DAN MENGHARGAI AUTHOOOOOOR

DAN SEGANLAH JIKA MENJADI SIDERS :V

TERIMAKASIH

________________________________________________

Ruangan 4x5 dengan bernuansa putih abu itu masih tampak sunyi, sesekali hanya terdengar sesenggukan tangis seseorang. Sesekali mencoba menenangkan diri namun gagal.

"Udah sayang,udah dua jam kamu nangis, gak mungkin aku biarin kamu nangis gitu" haykal sudah nampak lesu melihat tingkah laku sabrina yang kadang suka kekanak-kanakkan.

"Yaudah ah,capek nangis trus. Ngapain juga aku nangisin hal kayak gini" sabrina bangkit lalu berjalan menaiki anak tangga menuju kamar mereka

"Raiq udah tidur,jangan kamu gangguin" teriak haykal sembari berjalan menuju dapur untuk menyeduh airpanas.

"Tumben raiq diem kalau sama mas haykal ? Biasanya sampe jambak jambak" sabrina terkekeh sendiri mengingat disaat mereka sedang berbelanja di mall dan saat itu sabrina tak dapat menggendong raiq karena badannya kurang enak,dan akhirnya haykal lah yang harus menggendongnya meskipun menerima jambakan bertubi-tubi dari raiq.

"Allahuakbar" sabrina merasakan tubuhnya seperti habis berperang begitu sukses mendaratkan tubuhnya dikasur.sesekali membenarkan posisi agar menjadi lebih nyaman,tapi sepertinya pergerakannya terasa oleh raiq,sampai-sampai anak itu memasang raut wajah akan menangis.

"Eh cup cup sayang,sama bunda ya sayang" sabrina memeluk raiq dari samping,menepuk-nepuk lengannya pelan dan meniuppi pipinya agar ia kembali tertidur.

"Fyuhhh alhamdulillah,akhirnya tidur juga" sabrina dapat bernafas lega begitu raiq kembali kealam mimpi, bayangkan saja kalau raiq sampai bangun tadi ? Behh pasti satu rumah sudah dilanda petasan mercon.

"Nakal kamu yaa" sabrina terkejut saat tiba-tiba sebuah lengan melingkar dipinggangnya.

"Mas ih kaget" sabrina mengelus dadanya mengatur kembali ritme jantungnya yang berdetak kencang seperti dikejar-kejar tugas oleh guru matematika.

"Aku kangen deh sama kamu" haykal mengeratkan pelukannya pada sabrina dari belakang,mencari kehangatan yang sudah lama tak dirasakannya.

"Eh kamu tau gak,waktu raiq di rumah sakit dia bilang apa sama aku ?"

"Emang raiq bilang apa ?" Sabrina memutar wajahnya menghadap haykal yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Dia bilang, kalau dia minta adek" haykal seperti mengucapkan bahan bahan dapur saja, sangat lancar dan jelas.

"Oh minta adek" sabrina masih menanggapinya dengan tenang, toh dia masih sma. Sekitar 3 bulan lagi dia juga akan lulus dari sma, tapi untuk memiliki seorang anak itu belum difikirkan oleh sabrina.

Haykal sepertinya tau isi hati sabrina,dia juga tak memaksakan sabrina untuk cepat-cepat memberikannya keturunan meskipun dia tau sabrina 3 bulan lagi akan lulus dari sma. Dia tak apa meskipun harus menunggu sabrina,toh mereka harus menjaga raiq dulu sampai sahabatnya itu kembali pulang.

Pak PPL(?) suamiku(?)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant