Bukti (09) = Hari Jadi

349 83 15
                                    

"Happy anniversary Beenya Jinyoung yang paling imut dalam duniakuuu~" ungkapan cheesy dari Jinyoung dan rentangan tangan yang membawa string spray di kedua tangannya membuat Daehwi sepenuhnya terkejut.

Kekasihnya, Bae Jinyoung berada di depan kamarnya tanpa disangka-sangka.

Daehwi menatap lelaki lebih tinggi darinya ini heran. Pasalnya Jinyoung selalu lupa hari jadi mereka selama tiga tahun ini. Baru yang keempat ini dia mengingatnya tanpa Daehwi ingatkan, sama sekali. Daehwi sebenarnya malah lupa karena kesibukannya mengurus tugas-tugas uas.

"Gimana perasaanmu tadi tak kujemput ? Bareng sama siapa pulangnya?" Jinyoung bertanya sembari masuk ke dalam kamar Daehwi tanpa menunggu persetujuan dari sang kekasih.

Jinyoung tadi memang tak menjemput Daehwi seperti biasanya, untuk membuat Daehwi kesal sementara.

"Taksi," balas Daehwi singkat, memasang wajah sok cemberutnya yang malah membuat Jinyoung gemas dan ingin memakan Daehwi saat ini juga.

Jinyoung meletakkan barang-barang yang tadi dia bawa dan mendekat ke arah lelaki mungil di depannya.

"Selamat hari jadi sayang," ungkapan halus lelaki berwajah kecil itu sembari merengkuh tubuh kecil Daehwi. Tak ada lagi perasaan kesal yang menempel di hati lelaki berwajah mirip otter itu. Kata sayang yang diucapkan Jinyoung meresap tepat dihatinya, mendesir pelan dan sukses membuatnya terlena.

Ia ingin lebih sering mendengar kata sayang dari lelaki yang kini sedang merengkuhnya erat.

"Terima kasih telah sudi menemaniku selama empat tahun ini," pelan Jinyoung lagi, berbisik tepat di samping daun telinga Daehwi.

"Terima kasih telah mengerti dan sabar menunggu ketika aku sibuk sayang, terima kasih banyak," lagi ucapan Jinyoung di tempat yang sama.

"Aku memang tak sempurna namun apabila aku bersamamu dan kita bersama, masing-masing dari kita merasa sempurna, benarkan sayang?" Pertanyaan retoris yang tak perlu Daehwi jawab karena tentu saja jawabannya pasti sama.

"Aku cinta kamu bee, sangat," jarang sekali ungkapan seperti itu terucap dari bibir Jinyoung.

"Aku juga," masih dalam rengkuhan Jinyoung, Daehwi membalas.

Tak berapa lama, Jinyoung melepas tautan mereka. Tangannya merogoh saku celana hitam kainnya kemudian mengeluarkan kotak kecil bersampul bludru berwarna merah hati. Ia buka kotak itu dan menampilkan dua buah cincin perak di dalamnya.

"Bee, aku mau berbicara serius. Dengarkan baik-baik ya," ucap Jinyoung lembut.

Daehwi mengangguk pelan sebagai jawaban, dia sepertinya sudah tahu kemana arah pembicaraan ini. Semoga memang sesuai ekpektasinya.

Pemuda yang lebih tinggi itu menghembuskan napas pelan sebelum memulai berbicara kemudian tersenyum cerah menatap kekasihnya.

"Bee, Daehwinya Bae Jinyoung yang paling imut di duniaku, maukah kamu menikah denganku ? Menjadi orang terakhir yang kulihat ketika akan tidur dan menjadi orang pertama yang kulihat ketika bangun tidur. Menjadi pasanganku sampai tua. Menjadi tempat ternyaman ketika aku lelah. Bahagia bersamaku sampai maut memisahkan ?"

Ungkapan lembut Jinyoung sampai ke relung hati Daehwi.

Ini di luar ekspektasi Daehwi karena sangat melampaui ekspektasinya tadi. Jinyoung mengajaknya menikah ? Demi amat maksud pemuda di depannya ini.

"Bae-" buliran kristal putih jatuh di pipi Daehwi, sang empunya membiarkan kristal bahagia itu terjatuh tanpa ada niat untuk mengusapnya.

Senyuman indah nan manis Jinyoung benar-benar menambah intensitas tangis Daehwi.

"Tapi bae kita belum lulus ?" Tanya Daehwi disela isakan tangis bahagianya.

Jinyoung membalasnya dengan senyuman terlebih dahulu kemudian menjawab, "Ya aku tahu, saat ini aku melamarmu tepat di hari jadi kita yang ke-4 tapi untuk pernikahannya bisa kita lakukan setelah aku lulus setengah tahun lagi, bersedia kan?"

Daehwi merengkuh badan Jinyoung cepat, "Mana bisa aku tolak, kamu tahu aku begitu mencintaimu."

"Aku tahu, karena aku juga," elusan tangan Jinyoung yang berada di puncak rambut Daehwi membuat pemilik surai hitam itu terlena. Dia sangat menyayangi lelaki yang sedang dia peluk ini. Begitu teramat sangat mencintainya.

"Aku belum memasangkan cincinmu,"

Daehwi melepas pelukan mereka kemudian menyodorkan tangan kirinya untuk dipasangkan cincin dari Jinyoung.

"Terima kasih bae karena telah menyiapkan ini semua."

"Anything for you, bee. Maaf selama ini aku selalu lupa hari jadi kita."

"Tidak masalah," Daehwi rengkuh lagi tubuh kurus Jinyoung.

Malam yang dingin tak membuat pasangan yang sedang bahagia itu kedinginan sebab hati mereka telah menghangat karena kehadiran masing-masing dari mereka sendiri.

((Series bukti siap menuju ending)))

Eiiyy so cheesyyyy

Semoga tidak ada typo

Melebur bersama Jinhwi✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang