Prolog

48.5K 2.9K 93
                                    

Quentin Kalani Chakabuana tidak pernah merasakan hidup susah. Kakeknya seorang konglomerat yang mendapatkan kekayaan dari bisnis batubara. Belakangan, lelaki bernama Ramon Chakabuana itu merambah bidang lain. Mulai dari perumahan hingga pusat perbelanjaan. Memiliki tiga orang anak, Ramon melibatkan keluarganya pada dunia usaha sejak dini.

Quentin kecil terbiasa mendatangi kantor ayahnya, rumah produksi yang khusus membuat film dokumenter bertema lingkungan dan kemanusiaan, One World. Sang ayah, Elwin, membangun One World sejak masih lajang.

Semua yang ada dalam hidup Quentin adalah kebahagiaan. Lupakan cerita tentang orangtua berduit yang sibuk bekerja dan mengabaikan anak-anaknya. Lupakan juga kisah pria kaya yang tak setia pada pasangannya. Cerita dramatis semacam itu tidak ada dalam keluarganya.

Quentin adalah anak tunggal setelah sang adik meninggal saat baru dilahirkan. Sang ibu, Milana, sosok perempuan paling dekat dalam hidup Quentin. Dia mencintai dan memuja Milana dengan sepenuh jiwa, mengagumi dan menjadikan Elwin sebagai pahlawannya. Quentin tak peduli meski teman-temannya kadang menggodanya karena hal itu. Apa yang jelek dari hubungan akrab dengan orangtuamu?

Hingga kemudian Quentin diempaskan oleh kenyataan getir. Hanya beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-15, kiamat kecil menggulung keluarga Chakabuana. Milana mengikuti Elwin yang sedang mengecek syuting tentang pernikahan kontrak yang marak terjadi di daerah Cisarua dan sekitarnya. Mereka baru pulang menjelang tengah malam.

Sayang, keduanya tidak pernah tiba di rumah karena mengalami kecelakaan di tol Jagorawi. Pasangan itu tidak bisa diselamatkan karena mengalami luka berat dan terlalu banyak mengeluarkan darah. Ketika esok paginya Quentin dikabari langsung oleh neneknya, dia merasa lumpuh seketika. Dunia mendadak menjadi tempat asing yang sama sekali tidak pernah dikenalnya. Semua kata-kata menenangkan dan bujukan tak bisa membuat Quentin merasa lebih baik. Hidupnya berubah dalam sedetik, menuju kegelapan yang menakutkan.

Ditinggalkan seorang diri secara tiba-tiba, membuat Quentin terpaksa dibawa ke psikiater untuk mendapat bantuan profesional. Cowok belia itu didiagnosis menderita depresi berat sehingga harus mengonsumsi obat-obatan. Quentin juga menolak untuk sekolah lagi.

Sore itu, nenek dan kakeknya meluangkan waktu mendatangi kamar yang ditempati Quentin. Sejak orangtuanya meninggal, cowok itu pindah di rumah kakeknya. Meski selalu sibuk, keduanya sering datang ke kamar untuk mengecek kondisi sang cucu. Nenek Quentin, Imelda McBride, berdarah campuran Inggris-Jawa tapi seumur hidup tinggal di Jakarta. Dengan mata biru yang jernih dan diturunkan pada Elwin, perempuan itu menatap cucunya dengan serius.

"Tin, jangan kayak begini terus-menerus. Kamu nggak bisa cuma mengurung diri di rumah, nggak mau ngapa-ngapain. Sekarang udah hampir setahun sejak mama dan papamu nggak ada. Mau sampai kapan bertapa? Kamu kira Mama dan Papa nggak sedih melihat kondisimu sekarang ini? Oma dan Opa juga sedih, Tin. Tapi, hidup kan harus terus berjalan."

Quentin menatap neneknya sekilas sebelum kembali fokus pada televisi di depannya yang sedang menayangkan acara bincang-bincang. Dia bersandar di sofa. Ukuran kamarnya cukup besar. Di situ sudah tersedia semua yang dibutuhkan cowok itu. Ranjang berukuran besar, satu set sofa nyaman, lemari pakaian, televisi, hingga kamar mandi pribadi. Namun, bukan semua itu yang dibutuhkannya. Quentin cuma menginginkan ayah dan ibunya.

"Aku nggak mau sekolah lagi, Oma. Dipaksain pun percuma. Nantinya malah cuma buang-buang waktu."

"Kamu maunya apa? Kalau ditanya, nggak pernah jelas gitu jawabannya." Ramon yang kini bersuara. "Berduka itu boleh-boleh aja, Tin. Tapi nggak sampai berlarut-larut juga."

Suara kakeknya terdengar lelah. Dia tidak menjawab. Quentin berusaha menahan diri agar tidak memberi tahu Ramon dan Imelda bahwa dia mulai terganggu oleh keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Supaya penderitaan yang dirasakannya juga ikut tuntas. Quentin tidak mau neneknya histeris dan kakeknya makin sedih.

The Sexy Secret [Terbit 19 Januari 2022]Where stories live. Discover now