Cybil [6]

9.5K 1.7K 44
                                    

Menikah lagi bukanlah ide yang menarik untuk Cybil. Apalagi dia baru bercerai dalam hitungan bulan. Bahkan hidup sendiri hingga mati tampak jauh lebih menggiurkan. Ada banyak yang bisa diurus Cybil dan membuat hidupnya lebih berguna.

Namun perempuan itu harus realistis. Cybil menghadapi berbagai situasi pelik yang membuatnya memikirkan langkah taktis untuk menyelesaikan masalahnya. Meski hati kecilnya menggeramkan protes karena dia memanfaatkan Quentin terang-terangan. Akan tetapi, Cybil harus mengakui bahwa dia gagal menyelesaikan masalah yang diciptakan Jeremy. Akibatnya akan sangat buruk jika dibiarkan begitu saja. Cybil tidak memikirkan dirinya, melainkan We Are The Champions.

"Kamu yakin?" Quentin justru balik bertanya, memaksa Cybil kembali fokus pada perbincangan ajaib yang tak pernah dibayangkannya. Pria itu nyaris tak berkedip sejak kedatangan Cybil. Wajah Quentin terkesan tegang, jauh dari sikap santainya yang biasa.

Cybil tertawa kecil untuk mengamuflase kegugupannya. "Aku nggak akan datang ke sini dan setuju untuk nikah sama kamu cuma untuk bercanda. Justru kamu yang harus beneran yakin karena... yah... kamu yang banyak dirugiin." Perempuan itu diam-diam mengepalkan kedua yang berada di atas pangkuan untuk mengumpulkan keberanian. "Kayak yang barusan kubilang, ada beberapa poin yang harus kamu pertimbangkan."

"Apa itu?" suara Quentin bernada mendesak.

"Aku pengin kita merahasiakan soal pernikahan dari media untuk sementara." Di depan Cybil, wajah Quentin tampak memucat. "Jangan salah paham! Aku punya alasan untuk itu," imbuh perempuan itu buru-buru.

"Bisa jelasin detailnya?"

Cybil berjuang untuk tersenyum. "Belakangan ini, gosip yang santer justru aku mau balikan sama Jeremy. Dia udah ngomong ke mana-mana soal itu. Aku sih selalu ngebantah tiap ada wartawan yang nanya, tapi kayaknya nggak ngaruh. Belum lagi masalah video ini. Kemungkinan besar bakalan ada desas-desus yang nyebut namaku. Kalau tiba-tiba berita yang muncul adalah aku nikah sama kamu, bisa bayangin efeknya? Ujung-ujungnya, semua itu bakalan ngerugiin keluarga besarmu. Pernikahan kita bakalan dikait-kaitkan dengan uang."

Quentin akhirnya mengangguk. "Ya, aku bisa ngerti maksudmu."

Meski jawaban lelaki itu seharusnya memberi kelegaan, Cybil justru merasa bersalah. Tak seharusnya dia mengeksploitasi perasaan cinta yang diakui Quentin. "Aku memang manfaatin kamu, Tin. Tapi, meski bener, tetap aja aku nggak mau ada berita kita nikah karena uangmu. Maaf, aku memang egois," gumamnya dengan suara lirih.

Jawaban Quentin sama sekali tak terduga. "Aku nggak keberatan, Cy. Nggak masalah kamu manfaatin aku, sepanjang itu bisa bikin kamu aman dari Jeremy dan orang-orang sejenisnya. Lagian, sejak awal aku nyadar posisiku. Aku yang cinta, kamu nggak. Tapi kalau kamu ngasih aku kesempatan, nggak ada alasan kita nggak bisa bahagia."

Cybil tertegun. Sejak Quentin mengajaknya menikah, entah berapa juta kali dia bertanya-tanya sendiri. Benarkah lelaki itu jatuh cinta padanya? Apakah Quentin kelak takkan seperti Jeremy? Meski begitu, perempuan itu tidak berniat menerima tawaran Quentin hingga kemunculan video yang disebarkan Jeremy kemarin.

"Ada lagi?" tanya Quentin, membuat monolog di benak Cybil pun berantakan.

"Keluargamu?"

"Nggak akan jadi masalah. Aku cuma minta satu hal. Jangan pernah nyembunyiin apa pun dariku. Walau sekarang ini kamu mungkin nganggap aku orang asing, cobalah untuk mikir sebaliknya. Karena kita bakalan jadi suami istri. Bisa?"

Perempuan itu mengangguk tanpa pikir panjang. "Hmmm, satu lagi." Cybil membenahi posisi duduknya. "Aku butuh waktu untuk 'ngilang' sebentar. Ada masalah yang harus kuberesin. Kamu bisa ngurus... hmmm... semuanya?"

The Sexy Secret [Terbit 19 Januari 2022]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora