5. Welcome to the asrama

22.7K 842 1
                                    

Kring kring kring kring kring kring

Zenda membuka matanya menatap jam weker di atas nakas. Pukul 01.58. Ia bangun masuk ke kamar mandi. Wajahnya tidak mengantuk setelah terbasuh air wudhu. Dirinya baru terlelap pukul 00.00. Ia mengambil mukena dan sajadah. Bersujud kepada Yang Memberi Segalanya. Ia melafalkan doa setelah shalat. Membuka Al Quran dan membacanya dengan merdu. Walau suaranya ia kecilkan.

Gravin terbangun mendengar lantunan ayat Al Quran. Ia menoleh ke sebelah kanannya. Terlihat istrinya sedang duduk di atas sajadah masih mengenakan mukena dan membaca Al Quran. Ia segera bangkit dari tidurnya.

" Eh Abang bangun. Maaf aku ganggu tidur Abang, " Ucapnya merasa bersalah mengganggu tidur nyenyak suaminya.

" Abang marah ah. "

" Abang maaf. "

" Abang bercanda sayang, " Gravin ngeloyor pergi ke kamar mandi. Zenda melanjutkan bacaan Al Quran.

Gravin duduk di hadapan istrinya yang masih membaca Al Quran. Dirinya telah menyelesaikan shalat malamnya. Zenda mengakhiri bacaannya dan meletakkan Al Quran ke tempatnya.

" Ada apa abang? "

" Abang cuma mau natap istri tercintanya abang, " Zenda tersipu. Ia menutup wajahnya dengan mukena. Ia mengalihkan perhatian dengan melipat mukenanya cepat. Ia gugup ditatap intens seperti itu. Gravin menahan tangan istrinya ketika hendak beranjak.

" Jangan malu sama abang. Kamu istri Abang. Abang suami kamu. Kamu harus terbiasa. "

" Iya abang, " Zenda tersenyum manis menatap suaminya. Gravin memegang ubun-ubun istrinya. Membaca doa. Zenda mengaminkan doa suaminya. Gravin mencium kening Zenda lama. Menyalurkan rasa sayangnya.

🐰🐰🐰

Zenda tersenyum manis sebelum keluar dari kamarnya. Gravin sedang di masjid untuk shalat subuh. Zenda membantu ibu mertuanya untuk memasak.

" Selamat pagi mama. "

" Pagi. Wah mantu mama yang cakep udah bangun ta. Istirahat aja kalau capek hmm. "

" Udah ma. Engga aku mau bantu mama masak aja. "

" Gravin itu suka sayur sawi. Mau diolah apa aja dia suka. Kalau tahu diungkep baru digoreng. Kalau daging anti sama ikan. Selain ikan semua dia suka. Dia paling suka sambal goreng daging. Ini mama juga lagi masak itu. Kalau minum dia suka air putih kalau tugas. Kalau di rumah jus wortel entah mama tu rasanya aneh aja sama dia. Jus wortel rasanya ya gak enak banget tapi dia suka. Makanya mama stok banyak wortel kalau dia di rumah. "

" Kenapa abang anti sama ikan ma? "

" Tanya aja deh ya sama dia. Kalau ditanya mama jawabannya berbelit. Suka sebel mama mah. "

" Oh gitu ya mah. Untung deh kalau gitu. Soalnya aku gak bisa goreng ikan. Takut. Ya kalau kepaksa juga harus pakai jaket, sarung, tangan sama helm. Biar safety ma. "

" Haha ada-ada saja kamu. Yaudah ini tata ke meja makan. "

" Oh ya ma. Mama ada bahan untuk brownies? "

" Ada. Kenapa mau buat? Buat aja sayang. Anggap rumah sendiri. Bentar lagi juga kalian pindah ke rumah dinas. Di sini dulu lah nak. Temani mama. Papa kan sibuk kantor. Cucu mama semua jauh udah pada pulang semalam setelah kamu pedang pora. Lah tinggal mama yang di sini.  "

" Ya nanti Gravin ajak Zenda ke sini deh ma. "

Zenda mengikuti suaminya ke kamar. Menyiapkan baju santai kaos polo shirt Dongker dan celana pendek selutut.

🐰🐰🐰

Gravin membuka pintu rumah dinasnya. Membawa koper Zenda yang masih di bagasi. Rumah minimalis yang terdiri ruang tamu, 4 kamar tidur, kamar mandi, ruang makan+ruang keluarga, dapur. Dengan halaman rumah yang juga minimalis. Terdapat taman kecil.

Gravin mengajak istrinya masuk ke dalam rumah.
" Ini rumah dinas kita. Maaf ya kita tinggal di sini dulu. "

" Iya gapapa bang, " Gravin membantu istrinya membereskan rumah. Rumah itu memang sudah dibersihkan tapi masih harus disapu dan dirapikan sedikit.

Mereka tengah duduk di ruang tamu.
" Bang. Kalau aku baca di Wattpad biasanya sebagai orang baru harus kenalan gitu kan. Berkunjung ke rumah petinggi sama tetangga. Di sini juga? "

" Iya. Besok deh. Kita kan capai baru pindahan, " Keduanya tertidur di sofa ruang tamu.

Tok tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok

Ceklek
" Waa...."
Suara teriakan membangunkan pasangan yang tengah tertidur. Gravin lebih dulu membuka matanya. Bistu sedang cengar cengir karena kelakuannya.

" Berisik banget lu kutil kadal. Ganggu. Duduk gue pindahin istri gue dulu. Kasihan dia pasti capek, " Gravin meletakkan tubuh istrinya ke ranjang dengan hati-hati. Ia mengecup kening istrinya. Melepas jilbab yang masih dikenakan Zenda. Ia ke dapur membuat jus wortel dan susu. Meletakkan di meja ruang tamu dengan setoples keripik kentang.

" Wah abangku emang terbaik. Makasih bang, " Bistu mengucap dengan mimik menggemaskan.

" Yah lihatlah ekspresimu itu. Aish. "

" Ini ekspresi berkarisma bang. Oh ya udah gol bang? Gimana rasanya? "

" PD. Apanya? "

" Halah pura-pura polos lah abang ini. Itu..."

" Rahasia. Kalau mau tahu ya kamu nikah sana. "

" Ah abang. Aku habisin nih keripiknya sama toplesnya juga aku bawa ke barak ah. "

🐰🐰🐰

Gravin dan Zenda duduk di ayunan di samping rumah. Menatap langit sore.

Zenda menetap satu peleton yang sedang lari sore melewati depan rumah dinasnya. Sambil mengikuti yel-yel yang dinyanyikan. Anak buah Gravin yang lewat tersenyum ke arah istrinya. Zenda membalas senyuman itu. Gravin yang melihat hanya mendengus.

" Wah dik Gravin romantis sekali ya. Duduk di ayunan berdua. "

Zenda otomatis bangkit berdiri dari duduknya. Seorang ibu berumur 35 an tahun berdiri di hadapannya.

" Eh. Iya. "

" Jangan kaku dik. Saya Maira istri Kapten Tira. Kebetulan saya sedang jalan-jalan jadi saya sapa kalian. "

" Siap maaf mbak. Harusnya saya yang menyapa. "

" Santai saja dik. Gravin ini sudah saya anggap seperti adik saya. Sering dia main ke rumah main sama Danes anak saya. "

" Emm iya mbak. Apa Mbak Tira mau masuk kebetulan saya tadi buat brownies di rumah mama. "

" Tidak usah. Kapan-kapan saja. Gravin ajaklah istrimu ke rumah ya. Oh ya 5 hari lagi ada acara pia untuk perkenalan anggota baru termasuk dik Gravin bisa kan? "

" Siap mbak bisa. In syaa Allah. "

" Bagus. Kalau gitu mbak pamit ya. "

" Hati-hati. "

Gravin memasuki rumahnya untuk mengambil ponsel. Terdengar suara ribut di luar rumah.

" Halah kamu itu belagu masih baru bukannya nyapa malah leha-leha depan rumah. "
Zenda hanya diam.

" Diam saja tidak bisa jawab kan. Dasar. Mentang-mentang masih muda. Belaga paling tinggi gitu. "

" Sudahlah ma. Jangan membuat masalah. Maaf ya, " Ucap suaminya tulus kemudian mengajak istrinya ke dalam rumah.

" Are you okay? "

" Hmm "

Future Pedang Pora (Tamat)Where stories live. Discover now