36. Arsenal

6.5K 348 3
                                    

" Ayo... Ayo... Kak Arsen! Kak Arsen! " Rama terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia terganggu dengan suara berisik. Ia keluar kamar. Eyang sedang membaca koran ditemani sepiring jagung rebus.

" Eyang, berisik ada apa sih? " Papa Gravin yang melihat cucunya menyipitkan mata tersenyum kecil. Ia meletakkan koran ke meja. Beralih memangku Rama.

" Lagi main kan mereka. "

" Main yang? Aku juga mau main ya? "

Setelah mendapat persetujuan Rama berlari ke kamar mandi. Ia membasuh mukanya dengan air. Sampai bajunya agak basah terkena air. Ia menghampiri Danes yang duduk di bawah pohon rambutan. Danes melihat teman-teman seusianya bermain kejar-kejaran dengan sepeda. Ia hanya memainkan rumput. Menyandarkan tubuh pada batang pohon rambutan. Ia juga memejamkan matanya.

" Kak gak ikut? " Rama menatap ke arah kerumunan. Danes membuka mata sedikit. Kemudian memejamkan lagi.

" Gak Ram. Tuh sepedaku udah dibawa lagian. Tumben sendiri, Ghiffar mana? "

Rama mengangguk.
" Adik masih tidur. "

" Oh, " Tak lama Farel mengembalikan sepeda Danes. Danes bangkit dari duduk. Rama juga ikut berdiri. Danes mulai mengayuh sepeda. Rama hanya memperhatikan Danes yang Makin menjauh. Danes menghentikan sepeda dan menoleh. Rama sudah akan kembali ke rumah.

" Ram! " Danes melambaikan tangan meminta Rama menghampiri. Rama naik ke sepeda Danes. Ia berpegangan pada pundak Danes. Danes melajukan sepeda sampai rumah.

" Assalamualaikum bun, " Ucap Danes sambil memarkir sepeda. Maira keluar rumah menyambut anaknya.

" Eh ada Rama juga. Yuk masuk sini ke rumah, " Ia menuntun Rama ke dalam rumah.

✌✌✌

" Pa Rama ke mana ko udah gak ada? "

" Tadi izin main, " Zenda meletakkan sepiring bakwan goreng. Ia mencari Rama di sekitar rumah tidak ada. Anak-anak yang tadi ribut juga telah pergi.

Drrt drrt drrt

Zenda mengangkat telepon.
" Hallo mbak. "

" Rama ada di rumahku. Tadi pulang sama Danes. "

" Walah Tak Kira buntutin anak-anak yang gede. Baru mau kucari mbak. Yaudah nitip ya mbak nanti tak jemput. "

" Biar kuantar saja. Sekalian nanti mau pergi juga. Kan di rumah ada mertuamu Ze. "

" Gak ngerepotin mbak? Iya ada papa mbak kangen kembar. "

✌✌✌

Zenda dan keluarga makan bersama. Papa mengambil sayur menjos bumbu kacang Dan ayam goreng. Gravin hanya makan buah. Tadi ia sudah makan. Rama sibuk memperhatikan eyangnya makan. Ia juga mengambil makanan seperti eyang. Sayur menjos Dan ayam goreng juga sambal.

Ia mulai menyuir ayam Dan mencolek pada sambal. Bibirnya terasa panas. Wajahnya memerah. Zenda melihat anaknya berwajah merah.

" Rama kenapa? "

" Huh pedas, " Zenda melihat ada sambal di piring anaknya itu.

" Abi minta tolong boleh. Tolong ambilkan susu kotak ya. Rama kepedasan ini, " Kebetulan Gravin sedang ke dapur. Rama meminum susu kotak sampai habis. Perutnya telah kenyang karena meminum sekotak susu. Gravin mengelus puncak kepala Rama.

" Anak abi penasaran ya kalau makan seperti eyang gimana? " Gravin baru menyadari anaknya itu meniru papanya.

✌✌✌

Future Pedang Pora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang