07. Jemputan Lembur

3.5K 629 34
                                    

Wanda diperintahkan oleh Dio untuk mencuci wajah karena masih maskeran dan setelah itu dia harus pergi ke kamar. Tidak boleh mendengarkan apa yang dibicarakan Dio kepada Calvin dan Yuda.

Fyi, kecil dari badan tapi pikiran dewasa pastinya.

Wanda pun diam di kamar, sambil menutup diri dengan selimut. Berharap Dio tidak mengusir Calvin atau berkata yang tidak-tidak. Dan pada akhirnya Wanda pun ketiduran di kamarnya tanpa tahu apa yang dibicarakan.

🍓🍓🍓

"Wanda, bisa lembur dulu nggak hari ini?" tanya Luna. Seketika Wanda menengok ketika mendengar pertanyaan itu.

Ini sudah jam 5 sore, sudah waktunya pulang dan Wanda pun pulang terlalu sore. Harusnya jam 4 sore pun sudah pulang.

"Lah bu, tapi-"

"Tenang, ada uang jajan dari ibu" potong Luna.

"Oke bu" Wanda pun langsung menyimpan tas nya dan pergi mengikuti Luna ke ruang keuangan.

Wanda melirik seluruh bagian ruangan yang terlewati, mulai dari kepegawaian dan komputer. Ternyata sudah tidak ada siapa-siapa.

"Ini arsip SPM 2018 belum diberesin. Dari DAU sama BanProv. Tolong pisahin berdasarkan nomor ya" kata Luna yang menunjukkan setumpuk SPM tahun 2018. Bukan main sih, setengah dari ruangan keuangan di penuhi oleh SPM berbentuk proposal.

SPM adalah Surat Perintah Membayar. Perbedaan SPM DAU dan BanProv;

DAU adalah Dana Alokasi Umum, sedangkan BanProv adalah Bantuan Provinsi. Itu saja cerita singkatnya.

"Nah nanti kamu liat dari angka depannya. Misalkan nomor SPM nya itu 1789, kamu ambil angka depannya 17. Nanti dikelompokkan berdasarkan nomor itu ya" ujar Luna yang membuka salah satu SPM DAU.

Wanda pun mengangguk dan mulai membereskan SPM DAU bersama dengan Luna, Amber dan Purnama.

"Oh iya. Teh udah makan belum? Itu ditanya kak Bryan" kata Purnama yang menunjukkan pesan WA kepada Wanda.

Wanda pun melirik ke arah ponsel Purnama dan kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Udah, kan tadi ada nasi kotak" jawab Wanda.

Purnama pun langsung mengirim pesan balasan kepada Bryan. Luna menatap Wanda yang sangat sibuk dengan berkas SPM DAU.

"Kamu mau nikah?" tanya Luna.

Seketika Wanda pun langsung melirik terkejut ke arah Luna. Begitu pun dengan Amber dan juga Purnama yang menatap Luna.

"Eh, maaf. Salah ya?" tanya Luna lagi. Wanda masih menatap dan diam.

"Jadi gini sih, aku denger Pak Kadis ngobrol sama Bu Sekdis bulan depan dia pasti izin dulu dan minta diwakilin. Soalnya anaknya yang kedua mau nikah" ujar Luna.

"Nah, pas aku denger lagi Pak Kadis juga bilang anak yang kedua nikah sama pegawai honorer di bagian umum. Siapa lagi kalau bukan kamu atau Shirin?" tanya Luna.

Wanda pun masih terdiam dan masih menatap Luna hingga mulutnya terbuka.

"Teh, itu ditanya" kata Purnama yang membuyarkan lamunannya.

"E-eh, mana aku tau" elak Wanda.

Secara Wanda saja tidak diberitahu oleh Dio tentang apa yang terjadi malam itu. Mengenai obrolan kakaknya dengan Calvin beserta Pak Kadis. Ingin menjawab pun bimbang, karena tidak tahu apa-apa.

[✔] kebelet nikahWhere stories live. Discover now