08. Kepastian

3.4K 597 30
                                    

"Mas nyari bapak? Baru aja dia pulang" ujar Sani yang melihat Calvin duduk di lobby.

"Nggak mau ke Bapak kok Bu" jawab Calvin.

Sani menatap heran Calvin, karena dia terus menatap seluruh sudut lobby. Sesekali dia tersenyum melihat anak perempuan Sani.

"Bu, berapa tahun anaknya?" tanya Calvin.

"Lean baru 3 tahun" jawab Sani.

Lean berlari-lari di lobby, berputar riang sambil mengayunkan selembar stiker di tangan kanannya.

"Ibu!!!!" seru Lean yang berlari ke arah Sani dan memeluknya.

"Bu, seru ya punya anak?" tanya Calvin.

"Yaampun Mas, kenapa tanya nya gitu. Yang namanya punya anak ada susah senangnya. Nanti juga Mas ngalamin kok" jawab Sani yang tertawa mendengar pertanyaan Calvin.

Lean menatap Calvin hingga memiringkan wajahnya. "Om!" seru Lean dengan lantang. Memang agak bergema suara dia tuh.

Calvin mengangkat alisnya dengan bibir yang mengukir senyum karena disapa oleh Lean.

"Ini" Lean menempelkan satu sticker kecil berbentuk hati di punggung tangan kanan Calvin.

"Om" Lean menunjuk pipi kanannya dengan jari telunjuk.

"Apa?" tanya Calvin yang tidak mengerti.

Melihat hal itu, Sani langsung memberi tahu Calvin tentang kode yang diberikan oleh Lean.

"Minta dicium pipinya. Aduhh.. Maaf ya" Sani tertawa melihat tingkah anaknya itu.

"Sini" Calvin meraih wajah mungil Lean dan mencium pipinya.

Gemas dengan pipi gembul Lean, Calvin terus mencubitnya.

"Kayaknya udah nggak sabar pengen punya anak" ujar Sani. "Cepet nikah dong Mas nya".

Calvin hanya tertawa kecil, Lean pun langsung pergi berlari menghampiri ibunya.

Sedangkan disisi lain, Shirin baru saja pulang dari tempat photo copy di sebrang dinas.

"OEMJI! MAS CALVIN?!" teriak Shirin.

"Ini si Shirin riweuh pisan sumpah" kata Bryan yang langsung menutup kuping nya karena berada di samping Shirin.

"Mas! Mas!" seru Shirin yang berlari menghampiri Calvin.

Semua orang mendadak heran dan menatap ke arah Shirin dan juga Calvin.

"Mas, minta pajak lamaran dong" kata Shirin cengengesan.

"Lamaran apa?" tanya Sani penasaran.

"Ituloh Bu, Mas Calvin udah lamar Wanda" beritahu Shirin. "Nah ini orangnya!" seru Shirin yang melihat Wanda baru saja datang dari arah ruang komputer.

Wanda celingak-celinguk gagal faham, maksudnya apa. Tiba-tiba antuasias memandang Wanda.

"Mas Calvin ngapain disini?" tanya Wanda yang melihat Calvin masih duduk di sofa lobby.

"Ini, mau ngasih gantungan tas kamu. Jatuh di mobil, kayaknya gara-gara nyangkut ke sabuk pengaman" jawab Calvin.

Wanda pun berjalan menghampiri Calvin, dan Calvin langsung berdiri kemudian menyodorkan gantungan tas Wanda. Sedangkan Shirin mundur menjauh dari mereka berdua.

"Makasih ya Mas" ujar Wanda yang mengambil gantungan tas nya, dengan wajah datar. Wanda berjalan masuk ke ruang umum.

"Wanda!" panggil Sani.

[✔] kebelet nikahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora