17. Masalah Dangdutan

2.3K 471 46
                                    

ya Allah, itu judulnya gitu amat ya :"

oke mulai...

🍓

semakin dekat ke acara yang ditunggu-tunggun oleh kedua mempelai yang beratas namakan wanda dan calvin ini.

ceritanya mereka berdua dipinggit, tapi kalau kata calvin mereka berdua itu lebih tepatnya hanya mengurangi waktu bertemu.

apalagi calvin yang sudah mulai gemes-gemes ria kepada wanda, kan itu bisa sangat bahaya jika mereka berdua dibiarkan berkeliaran seperti itu saja.

tapi nih ya, hari ini bisa dibilang wanda dan calvin itu sedang bertengkar kecil. masalahnya sih terhitung sepele.

soal dangdutan.

yang membawa keributan itu brian, iya dia ikutan ribut soal acara resepsi di dinas. mana pak kadisnya juga ikut mendengarkan kata-kata brian. 

dan seperti inilah kondisinya.

"ini udah mau 2 hari lagi masih gak ada gitu hiburannya?" tanya pak yuda alias pak kadis atau lebih tepatnya dia bapak dari calvin.

"belum pak, kemarin tanya bara katanya yang biasa ikut nyanyi ke acara-acara gitu lagi ada jadwal keluar kota" jawab calvin.

jadi ini tuh pak kadis, brian, calvin, shirin sama wanda ngobrol di ruang umum. jam istirahat juga. jadi tidak ada yang menganggu.

"udah kata brian juga sewa dangdut aja kalo susah cari yang biasa nyanyi pop gitu. ngundang raisa mah susah atuh" kata brian.

shirin langsung menatap brian yang mengoceh, memberi saran yang tidak berfaedah.

"kalo dangdut, nanti wanda marah sama mas pak. soalnya kemarin pas dia tau penyanyi yang bara kenal keluar kota. dia langsung marah ke mas" ujar calvin.

"gimana sih wanda, sah belum. marahan udah dimulai" celetuk brian.

"bacot ih brian!" kata shirin.

"kebawa mood itu pak, lagi biasalah banyak pikiran" ujar wanda ke pak kadis.

pak kadis mengangguk mengerti, dan dia menatap wanda sang calon menantunya. 

"keputusannya ada di kamu sama mas calvin. kalau kalian berdua bertengkar disaat pernikahan sudah dekat. itu memang hal biasa" ujar pak kadis yang membuat semuanya menatap ke arah dia.

maklum, mereka berempat belum pernah menjadi seorang penganti sama sekali.

"bapak mau makan dulu ya mas, ngobrol aja dulu disini sama wanda. abis dari ini kamu jangan ketemu sampe hari h" kata pak kadis yang langsung berdiri dan beranjak pergi.

brian langsung menahan tawa, seperti ada rasa senang ketika mendengar calvin dan wanda dilarang bertemu.

"aduh kok puas gini ya denger mas calvin gak boleh ketemu wanda" kata brian yang terkekeh.

kekehannya hanya dibalas tatapan sinis oleh wanda dan shirin. dan seketika brian berhenti tertawa.

calvin berdehem untuk berniat mengawali percakapan baru antara mereka.

"jadi kamu maunya gimana dek?" tanya calvin yang melihat wanda di depannya. mereka duduk hanya terhalang oleh meja.

wanda yang berhadapan dengan calvin dan shirin berhadapan dengan brian.

"ya terserah mas aja" jawab wanda lesu.

"dek, mas itu bingung. paling gak suka jawaban terserah, tapi pas dikasih ini itu salah" kata calvin.

"ya mas calvin, perempuan emang gitu. bilang terserah karena pengen dimengerti" imbuh shirin.

calvin langsung menghela nafas, dia harus mengalah untuk wanda. dan harus menemukan jawaban dibalik kata 'terserah'.

"waktu kita mepet, kalaupun kamu gak suka musik sejenis dangdut kaya gitu. coba kasih referensi sama mas kamu maunya kaya musik apa? biar nanti mas cari sama seva atau bara" ujar calvin.

wanda menunduk sambil memainkan jari tangannya, kadang dia juga merasa aneh pada dirinya yang merasa manja sebelum waktunya pada calvin.

"ini kok berasa lihat pemandangan orang pacaran lagi berantem dan berusaha baikan" celetuk brian lagi.

"udah sih ya, sekarang kalian mau yang satunya penggemar kpop yang satunya penggemar musik western juga tetep aja kalo nikah ngundangnya dangdutan yang nggak jauh nyanyi lagu inul daratista atau rita sugiarto" lanjut brian.

shirin refleks memukul bahu brian, memang sejak tadi dia bacot sekali. bukannya membantu malah memperkeruh suasana.

"kalo gak bisa bantu, mending nyimak aja dibanding bacot gak guna!" ejek shirin.

"yaudah iya" brian langsung menciut dan akhirnya diam.

kembali ke wanda dan calvin.

calvin masih menatap wanda, sedangkan wanda masih tertunduk. sayang sekali, wanda menyia-nyiakan kesempatan dimana tatapan calvin itu sangat sempurna dan bagus sekali ketika menatap wanda secara refleks.

"purnama juga bisa nyanyi kok, katanya pakde dia suka kumpulin anak-anak yang punya bakat nyanyi di sekitar rumahnya. kenapa gak mas calvin coba tanya" saran shirin.

wanda langsung mendongak dan melihat calvin.

"nah mas, bisa dicoba tuh" imbuh wanda antusias.

calvin langsung tersenyum ketika mendengar suara wanda, rasanya senang ketika perempuan yang akan segera menjadi pendampinya itu mengeluarkan suara penuh antusias.

"jadi kamu mau musik pop jazz gitu. yakin nih? gak ada perubahan lagi kan?" tanya calvin.

wanda mengangguk cepat untuk menyetujuinya. "iya mas"

"kenapa pilih itu?" tanya calvin.

"kalo pop jazz banyak banget lagu romantisnya, kan aku suka yang romantis-romantis gitu" jawab wanda dengan girang, bahkan dia senyum-senyum tidak jelas sambil menatap calvin.

"apa?" tanya calvin pura-pura tidak mendengar.

wanda sadar apa yang dia ucapkan tadi, dia langsung menutup mulutnya dan memalingkan wajah dari arah calvin.

shirin memberi kode kepada brian untuk meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan. dan 2 sejoli tukang ribut pun pergi mengendap pelan supaya tidak mengganggu moment mereka.

"e-enggak mas, salah denger kali" kata wanda yang masih memalingkan wajah.

"emang mas kurang romantis ya? tau sih, soalnya mas kaku gini sama kamu ya dek" kata calvin.

wanda kembali menatap calvin dan melambaikan tangan untuk memberi isyarat 'tidak'.

"mas calvin, jangankan ucapan. cara tatap aku aja mas calvin terlihat seperti orang romantis" kata wanda jujur.

calvin menopang dagunya dan berfokus menatap wanda. dan wanda mendadak salting. bahkan dia merasa jantungnya sedang lompat tali. karena berdetak tidak karuan.

"ditatap gini?" kata calvin yang menopang dagunya dengan tangan kanan dan sedikit memiringkan wajahnya.

"mas calvin" keluh wanda.

"hmmm?" sahut calvin.

"suka banget ya natap aku mas? kan masih ada objek bagus lainnya" ujar wanda.

"tapi kamu objek terindah yang Tuhan ciptakan" kata calvin yang masih menopang dagu dan menatap wanda dengan senyuman yang menunjukkan lesung pipinya.

"mas kok ngalus sih? kaya amplas kayu" kata wanda yang tersipu malu.

"mas calvin, udahan ya zina nya. cepet balik kerja" kata seva yang tiba-tiba masuk ke ruang umum.

calvin maupun wanda langsung melirik ke arah sumber suara. seva hanya tersenyum ke arah wanda untuk menyapa.

sedangkan tangan seva langsung menarik tangan calvin untuk berdiri "ayo mas calvin. kita kerja lagi. mau rapat nih saya" kata seva.

[✔] kebelet nikahWhere stories live. Discover now