10. Perasaan Awal

3.3K 596 21
                                    

Laura datang ke rumah Calvin sendiri, niatnya dia benar-benar ingin bertemu dengan sang calon kakak iparnya yang tak lain adalah Wanda.

Memang dulu pernah bertemu, tapi hanya sebatas melihat sekilas saat Laura pergi ke kantor Disperkim untuk mengunjungi Pak Kadis.

Calvin sibuk dengan mengatur anak-anak yang ikut berbisnis bersama dia. Oh iya, Calvin itu punya usaha pengrajin kulit. Dia bersama teman-temannya membuka usaha barang yang terbuat dari kulit sapi. Seperti tas kulit, jaket kulit, sandal kulit, dan sebagainya*lah malah ceritain ini nggak papa ya biar tau :v

"Mas, udah dulu ya kerjanya. Laura mau tanya" ujar Laura yang menghampiri Calvin sedang mengatur penyimpanan barang yang sudah dibungkus siap kirim.

"Kenapa dek?" tanya Calvin yang menoleh ke arah Laura.

"Ke rumah Kak Wanda yuk. Penasaran, masa sama kakak ipar Laura nggak kenal" jawab Laura.

Calvin mendongak menatap jam dinding berwarna coklat.

"Jam 8 dek, masa mau bertamu jam segini" ujar Calvin.

Laura mengerucutkan bibirnya kesal "Mas gitu, yaudah aku mau pergi sama Kak Kenji aja!" rengek Laura.

Calvin menghela nafas panjang "yaudah yuk kesana"

Ekspresi Laura berubah menjadi sumringah "beneran ya" katanya yang tersenyum bahagia.

Calvin pun mengangguk dan langsung mengeluarkan ponsel dari saku jeansnya.

Laura jahil, dia bahkan berjinjit untuk melihat apa yang dilakukan Calvin pada ponselnya.

"Udah punya WA nya ya sekarang? Seneng tuh pasti. Biasanya juga lewat Facebook" sindir Laura.

Calvin hanya tertawa kecil dan mulai mengetik pesan kepada Wanda.

Sedangkan disisi lain.....

"Yahhh.. Kalo misalkan Wanda, Selena nikah. Kita mana bisa main seenaknya ke rumah Selena" cerita Shirin yang mengendus seraya menatap langit-langit kamar Selena.

"Untung aja kita udah puas nikmati masa muda ya, bareng-bareng sejak SMA. Akhirnya bisa sampe sejauh ini mainnya" lanjut Selena.

Mereka bertiga memang satu SMA, hanya saja Wanda berbeda kelas. Dan ketika masuk perguruan tinggi, Wanda satu kampus dengan Selena. Sedangkan Shirin memisahkan diri karena dia masuk ke Universitas Tinggi Hukum.

"Ucapan jadi doa ya. Dulu kita sering nunjuk-nunjuk Wanda bakalan nikah duluan. Eh ternyata bener" ujar Selena.

Ketiga wanita ini merebahkan badannya di atas kasur dengan tatapan yang mengarah pada langit-langit kamar.

"Padahal kan ya, aku tuh becanda sama Mas Calvin. Eh apa coba dia baperan malah ajak nikah beneran" curhat Wanda.

Shirin tertawa, ya memang dasarnya itu ide berasal dari keusilannya.

"ToD yang membawa jodoh ya. Kira-kira lucu kalo di FTV ada cerita judulnya 'Ku Jemput Jodoh lewat ToD' kebayang nggak sih?" Shirin masih tertawa mengingat kejadian tersebut.

"Sumpah ya, itu malu-maluin banget tau nggak? Harga diri aku tuh kaya udah dilempar dari gedung tinggi" ujar Wanda.

"Alah lebay, dari SMA kamu tuh yang paling kebelet nikah. Nikahhhh.... Mulu yang dibahas, dikira kita lupa apa. Makanya sering doain kamu lulus ada yang ajak ke pelaminan" kata Selena.

Shirin dan Selena menatap ke arah Wanda yang saat itu menjadi penengah antara mereka berdua.

"Mas Calvin mainnya seriusan ya, langsung ajak halal" goda Shirin.

[✔] kebelet nikahWhere stories live. Discover now