14. Skill Stalk

2.9K 469 21
                                    

"kamu udah sebar undangan aja sih wan, jadi iri aku. kan mau juga, tapi gimana ya aku takut rumah tangga. ribet soalnya" ujar selena yang melihat undangan berwarna biru yang wanda bawa untuk dibagikan kepada para pegawai dinas.

wanda tertawa kecil, iya mungkin ini terlalu keceptan karena judulnya juga kan kebelet nikah. mana gara-gara ToD. memang ToD shirin menjadi jalan bertemunya wanda dengan jodoh.

"ya kamu ikutan aja ToD sama shirin, kali aja dia kasih tantangan buat kamu" ujar wanda.

"gak mau ah, gimana kalo tantangannya ngajak nikah duda" keluh selena.

"ya baguslah" wanda tertawa. jangankan sama duda, sama yang belum nikah aja selena mikirnya lama.

"kamu kenapa cepet-cepet gini sih? emang urusan KUA nya udah beres?" tanya selena.

"alhamdulillah udah, mas calvin sih yang banyak urusin ke KUA nya sama pak kadis juga. dibantu bapak-bapak di kantor. jadi dipermudah dan dipercepat" jawab wanda.

"emang dasarnya yang kebelet harus cepet-cepet" ujar selana yang diiringi oleh tawa.

wanda menyodorkan beberapa undangan dan meminta selena untuk membagikannya di PUPR. karena calvin hari ini izin dari kantor sampai siang nanti.

izinnya pagi, bukan siang dan setengah hari. yaudahlah yang ganteng mah bebas ya kan.

"kamu jangan pake undangan ya, oh iya. kira-kira selain sama shirin mau sama siapa nih? ada doi gak?" tanya wanda.

"wanda, jangan nyebelin ya. nanti aku gigit keluar taring terus ngisep darah tau rasa kamu. mentang-mentang mau nikah" jutek selena.

"yaudah iya terserah, gih bagiin undangannya. aku mau balik ke kantor dulu ya. banyak proposal yang belum diurus" pamit wanda yang pergi meninggalkan selena di lapang apel PUPR.

🍓

"neng shirin, mau gak pergi ke nikahan wanda sama aa?" tanya brian yang menggoda shirin.

shirin fokus menyetik di komputer kantor dan sedang menyalin catatan surat masuk dan ke luar ke dalam microsoft.

"apasih" ketus shirin.

brian kalau tidak turun ke lapangan ya gini, suka banget gibah atau tidak goda shirin yang tidak bersalah.

"masa aku dateng sendiri neng shirin. kamu tidak kasihan sama aa? nanti keliahatan jomblo nya" keluh brian yang masih berdiri di depan shirin.

shirin menghela nafas dan berhenti beraktivitas. dia menatap lurus ke arah brian. dan yang ditatap tersenyum mesem-mesem.

"ya terus urusannya sama aku apa mas brian? mas brian kan bisa berangkan sama bu sani, pak erwin atau siapa gitu bareng-bareng rame-rame sama pegawai disini" jawab shirin.

wanda pun masuk ruangan dan melihat shirin yang berbincang dengan brian. terlihat shirin begitu serius.

"lagi apa nih? serius banget. kalo gibah mana mungkin wajahnya begini" ujar wanda yang duduk di kursi samping shirin.

"biasa nih, gak jelas banget mas brian ini. bikin aku kesalll" ujar shirin yang mendelik ke arah brian.

"kamu punya pacar ya? giliran jomblo minta jajannya ke aku, dih. teman macam apa kamu? butuh pas jomblo doang" sindir brian.

"apasih mas brian! gak jelas banget dasar!" kata shirin penuh penekanan.

bukan brian kalau ditekan malah tersenyum dengan wajah tanpa dosanya, bahkan shirin menatap brian heran.

"aku kan bercanda, sensi banget ya neng shirin. kemarin aku ketemu neng shirin pulang ngantor di jemput. bukan sama abang nya tapi" ujar brian.

"hayo siapa hayooooo" goda wanda.

[✔] kebelet nikahWhere stories live. Discover now